0.4. Hi, again.

1 0 0
                                    

----------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----------------

----------------

{0.4. Hi, Again}

Mara terbangun pukul empat pagi. Gadis itu menyalakan lampu kamar melalui remote yang selalu berada di atas nakas di samping tempat tidurnya.

Gadis itu sedikit merenggut kesal karena tidur nyenyak terganggu oleh tubuhnya yang ingin buang air. Tapi Mara segera tersadar kembali, bisa buang air dengan normal merupakan nikmat tuhan yang tidak diberikan kepada semua orang. Beberapa orang harus buang air dari kantung yang menggantung di tubuhnya. Mara harus mensyukuri salah satu nikmat tuhan itu.

Selesai dengan urusan buang airnya, Mara segera turun ke bawah untuk mengambil minum. Gadis itu menuruni tangga, di bawah keadaan terlihat gelap karena lampu belum dinyalakan. Hanya samar - samar cahaya dari arah dapur yang sedikit menerangi ruang tengah.

Mara pergi ke dapur, segera meminum segelas air dari sana. Saat Mara berbalik, alangkah terkejutnya gadis itu melihat sebuah tubuh tergeletak di atas sofa di ruang tengah.

"Ga?" Kata gadis itu sedikit berteriak, namun tidak mendapatkan jawaban.

Perlahan kakinya melangkah mendekati sofa, "Lang?" Ucapnya lagi, masih tidak mendapatkan jawaban.

"Woy Yan?"

Sepertinya makhluk di atas sofa itu tertidur. Mara segera menyalakan lampu.

"Gallenio?"

Tubuhnya terpaku saat melihat wajah yang tertidur itu. Ia terlihat sangat terkejut.

Mara mendekati Gallenio, menyodorkan jari tangannya untuk merasakan nafas dari Gallenio. Gadis itu sedikit lega karena ternyata pemuda itu masih bernafas. Jika tidak, akan lebih rumit urusannya.

Mengapa Gallenio bisa berada di Apartemennya? Bagaimana bisa pemuda itu tau Mara tinggal di sini? Tidak, bahkan bagaimana bisa Gallenio masuk saat Mara yakin pintunya sudah tertutup rapat? Apa Gallenio masuk menggunakan kode sandinya?

Mara mengguncangkan tubuh Gallenio sambil menyebut - nyebut namanya. Namun pemilik tubuh itu sama sekali tidak merespon, membuat Mara menghentikan tindakannya.

Gadis itu berpikir keras menghadapi semua kebingungan ini. Hingga saat ia terpikirkan sesuatu, matanya membulat sempurna. Tidak mungkin, kan?

Mara keluar dari Apartemennya, memencet bel unit yang berada di sebelahnya. Tidak mendapatkan respon, Mara mencoba menekan kunci sandi yang ia pikirkan.

Berhasil, pintu unit apartemen sebelahnya terbuka. Apa yang ia pikirkan ternyata benar. Gallenio mungkin salah memasuki apartemen dan malah masuk ke Apartemen Mara yang tepat berada di sebelah unit apartemen nya. Tapi, bagaimana bisa kata sandi apartemen Gallenio sama dengan kata sandi Apartemen Mara yang merupakan tanggal ulang tahun gadis itu?

The Story Begins Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang