0.2. Not that bad

6 0 0
                                    

Mulmed nya sambil diputar kata gue teh...

Mulmed nya sambil diputar kata gue teh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----------------

"Pada akhirnya, semua akan berlalu, dan semua, akan baik - baik saja.

----------------

0.2
{NOT THAT BAD}

Mara menatap pantulan dirinya di depan cermin. Gadis itu tersenyum memperhatikan seragam baru yang melekat di tubuhnya, "not that bad."

Sebuah jam tangan kecil bermerek Daniel Wellington dengan strap yang terbuat dari kulit buaya itu melingkar di pergelangan tangannya. Pukul setengah sembilan pagi, gadis itu segera mengambil tas dan bergegas keluar apartemennya.

---

Mata pelajaran pertama setelah upacara bendera di hari Senin adalah Matematika wajib. Pagi itu kelas 12 science 5 mendapat tugas mengisi ulangan harian sepuluh pilihan ganda dan tiga soal essay dari Bu Erni.

"Stttt Lang, nomor dua essay jawabannya 672cm²/s kan ya?" Ryan berucap pelan, pemuda itu mencolek pundak Gilang yang ada di depannya.

Gilang menggeleng pelan tanpa menoleh ke belakang, karena bu Erni berada di depan mengawasi.

Ryan menggaruk kepalanya frustasi. Kertas di hadapannya terlihat tak karuan karena sudah banyak coretan.

Rengga yang duduk di kursi sebelah Gilang bersusah payah melempar sebuah kertas pada Ryan. Ryan yang menyadari itu dengan sigap menangkapnya.

Ryan tersenyum lega setelah membaca isi kertas yang bertuliskan

Kerjain aja yang lo bisa dulu, nanti kalo udah buntu banget gue bantu.


Mereka bertiga kembali fokus pada ulangan masing - masing.

Sebuah ketukan dari luar pintu terdengar di tengah keheningan kelas. Terlihat seorang gadis berdiri diluar bersama guru wali kelas 12 Science 5, bu Dewi.

Bu Erni mempersilahkan mereka untuk masuk, pandangan mereka teralihkan dari kertas ujian untuk melihat anak baru di depan.

"Perkenalkan diri kamu nak." Bu Dewi memberi instruksi.

"Halo semuanya, nama saya Mara Alexandria. Mohon bantuannya untuk tahun terkahir di masa SMA ini." Mara tersenyum ramah, memperkenalkan dirinya.

Suara siswa saling bersahutan, membuat kelas menjadi bising. Sepanjang pendengaran Mara, mereka mengucapkan kalimat perkenalan seperti;

The Story Begins Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang