Tipe wanita seperti Sweet Mileva pastilah enggan untuk mengelap meja, menyusun gelas, mengisi ulang bahan-bahan minuman, atau sekadar mengantar sepiring makanan ke meja pelanggan. Setidaknya begitulah perkiraan Nils padanya semalam. Dia tidak bersungguh-sungguh menawari wanita itu pekerjaan, melainkan hanya agar perempuan itu merasa, setidaknya, dari semua orang yang tidak memedulikannya, masih ada satu orang yang peduli.
Tetapi wanita itu malah muncul keesokan paginya, tampak bersemangat demi pekerjaan baru sebagai seorang pelayan. Nils menyerahkan selembar kain lap terheran-heran, sebab perempuan itu, dengan pakaiannya, seakan hadir di sana untuk berlatih senam aerobik ketimbang menjadi pesuruh kedai. Kesepakatan juga berjalan tanpa hambatan, dengan Sweet Mileva dibayar sesuai dengan jam kerjanya.
Sesekali Nils memerhatikan otot lengan wanita itu mengencang tatkala mengelap meja dan membawa baki penuh piring kotor ke dapur. Dia bahkan baru bekerja di tempat itu selama dua puluh tiga menit, tetapi mampu menciptakan kekacauan di pikiran Nils, persis selama dua puluh tiga menit pula.
Ini bisa menjadi hari yang sangat panjang.
Jim menepuk bahu Nils—ralat, menampar adalah kata yang lebih tepat—membuyarkan potongan-potongan imajinasi yang sedang terjalin di dalam kepala pria berambut gondrong itu. "Kalau kau sedang memikirkan perempuan, jangan buat itu tergambar jelas di wajahmu," ucap Jim.
Nils berusaha tidak membalas tatapan mata Jim yang menuding dengan tepat sasaran. Ia lanjut menghitung uang di meja kasir, meskipun dia sudah melakukannya selama empat kali dalam duapuluh tiga menit terakhir, yang mana tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Melihat kelakuan sahabatnya itu, Jim berupaya menahan tawa. Dia pun mendekatkan wajah ke telinga Nils dan berkata, "Sudahlah, ajak saja dia berkencan."
Nils mendelik dan menoleh. Ia berbisik, "Apa kau sudah gila? Aku bahkan baru tahu namanya semalam."
"Memangnya kenapa? Kakekku menikahi nenekku hanya setelah sepuluh hari mengenalnya," sahut Jim santai. "Ayolah, sebaiknya kau mulai membuka diri, Nils. Mau sampai kapan kau seperti ini terus?"
"Aku tetap akan menunggu Natasha," jawab Nils mantap.
Jim menghela napas. "Nils, dengarkan aku. Apa kau tidak lelah menunggunya? Sudah empatbelas tahun, dan itu bukan waktu yang singkat!"
Nils tahu menyukai satu orang perempuan selama empatbelas tahun lamanya bukanlah waktu yang sebentar. Bahkan namanya seharusnya tercatat dalam Guinness Book of World Record sebagai pria terlama yang menyukai satu orang wanita yang sama.
Bila ditanya, Nils sebenarnya juga tidak tahu apa keistimewaan seorang Natasha yang sampai mampu membuatnya jatuh cinta sebegitu lama. Selama empatbelas tahun terakhir pula, Nils selalu menjadi orang yang membalas pesan perempuan itu kurang dari satu menit meskipun perempuan itu bisa saja membalas pesan Nils besok atau lusa; yang patah hati berkali-kali ketika menemukan wajah pria lain di Insta Story Natasha namun bangkit dengan optimis berkali-kali pula, bahwa suatu hari Natasha akan bersanding dengannya; yang selalu siap sedia duapuluh empat jam dikali tujuh hari apabila Natasha ingin meneleponnya sekadar menceritakan kekesalan yang tercipta oleh kekasihnya.
Nils bukannya tidak pernah menyadari bahwa dirinya bodoh. Selama empatbelas tahun, dia sudah menyadari kebodohan dirinya yang mencintai Natasha sebegitu buta sebanyak seratus tiga puluh enam kali—benar-benar seratus tiga puluh enam kali, sebab Nils selalu mencatatnya ketika ia pesimis setelah patah hati melihat isi Insta Story Natasha. Ia pernah mencoba menjalin hubungan dengan wanita lain, tetapi pada akhirnya, dia selalu mencari-cari Natasha di dalam diri para wanita itu, yang tentu saja selalu kandas tanpa rasa patah hati apa pun.
"Setelah empatbelas tahun lamanya dan tidak ke mana-mana, kau seharusnya mempertanyakan apakah penantianmu itu pantas, Nils," ujar Jim. "Manusia boleh bodoh tapi jangan pada hal yang sama."
KAMU SEDANG MEMBACA
De Serenata
FanfictionNils Rondhuis bosan mendengar ratapan patah hati orang-orang yang entah kenapa hobi sekali datang ke De Serenata setelah putus cinta. Namun, Sweet Mileva Buchenwald adalah pengecualian. ============================== written by dancingwithholmes, 20...