PROLOG II [SPOILER]

62 5 0
                                    

Kyaa!

Cring!

Divani tornado!” Rose menyapu bersih para Saturnes yang menghampirinya dengan satu serangan. Mengagumkan.

Gadis itu terus menyerang tanpa henti. Sampai saat ini kekuatannya belum habis dan para Saturnes semakin banyak menghampiri mereka. Padahal mereka sudah berjam-jam berada di sana menyerang para Saturnes sialan tersebut namun sepertinya itu tidak menyurutkan semangat Rose.

Para pasukan jadi semakin bertambah. Rose semakin kewalahan dengan jumlah para pasiukan yang semakin bertambah banyak.

“Sialan,” umpat gadis itu dengan suara yang lemah, pada akhirnya ia lengah hingga jatuh tersungkur. Saturnes semakin mendekatinya dan sepertinya akan menyerang. Rose ingin berdiri namun seketika badannya jadi lemas, sepertinya tenaganya sudah terkuras habis.

‘Apa yang harus kulakukan? Sepertinya kekuatanku sudah habis,’ batin Rose yang sekarang menjadi panik.

Saturnes semakin mendekatinya dan sekarang ia sudah terkepung. Rose berusaha kembali bangkit dengan sisa tenaganya namun badannya masih lemas.

Rose memejamkan mata ketika Saturnes sepertinya akan melakukan penyerangan kepadanya. Ia berharap ada sebuah keajaiban yang bisa menolongnya. Saat ini ia sedang berharap akan pertolongan.

‘Tolong aku,’ batin Rose.

“Orion's Exterminaxion!”

“Aquila Spining Predaction!”

“Pegasus Ryu Seiken!”

“Rozan Shoryuha!”

Rose membuka matanya lantas tersenyum simpul. Benar bukan, tidak ada yang tidak mungkin kecuali sebuah keajaiban. Bukan begitu? Di hadapannya para Saint Omega menyerang para Saturnes. Mereka membentuk formasi lingkaran untuk melindunginya.

“Rose,” lirih pria itu dengan menengok ke belakang. Dilihatnya Rose dengan posisi jatuh yang tidak elegan, terlihat gadis itu sudah kelelahan.

Rose menggelengkan kepalanya pelan seraya tersenyum simpul, “Jangan mengkhawatirkanku, aku baik-baik saja,” ucap gadis itu untuk menenangkan Eden.

Ya, pria itu yang menanyakan keadaannya.

Rose mencoba untuk bangkit setelah dirasa kekuatan energinya sudah kembali meningkat. Namun tiba-tiba pandangannya jadi berkunang-kunang, pasokan udaranya semakin menipis membuat rasa sakit sialan itu kembali menyapanya, tak lama air mata gadis itu semakin deras mengalir di pipinya, ini sungguh sakit.

“Akh!” ringis Rose pelan.

“Rose-ya!” Eden segera menghampiri Rose.

“Eden, kau jaga Rose biar aku dan yang lainnya menyerang Saturnes.” ucap Koga seraya menengok ke belakang. Eden mengangguk.

“Rose bertahanlah, kita belum menyelesaikan semuanya! Ini masih awal!” teriaknya. Hatinya benar-benar hancur melihat gadis yang dicintainya kembali pada kondisi sulit. Ketika gadis itu sakit, hatinya juga terasa sakit.

“A- aku, sudah tidak kuat lagi,” lirih gadis itu pelan.

“Rose!”

Setelahnya kegelapan menyapa Rose, dan ia tidak tahu apa selanjutnya yang akan terjadi.

Kegelapan mulai menyapanya.

***

OMEGA AGAIN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang