9

25 17 2
                                    

Pagi ini Sasa berangkat lebih awal ke sekolah. Tetapi tiba-tiba tiga orang menghadang dirinya saat ingin menuju kelasnya. Dia menatap sengit kearah Sasa. Sasa memandang orang yang berada di depannya itu. Dia menatap malas ke tiga orang tersebut.

"Permisi, Kak" ujar Sasa berusaha sopan dan melangkahkan. Tetapi tangannya dicekal kuat oleh orang yang menatapnya dengan marah.

"Lo gak tau sopan santun ya sama kakak kelas!" Bentak orang tersebut.

"Maaf, Kak. Tapi aku gak ada urusan sama kakak" ujar Sasa.

"Heh! Lo yang namanya Syarifa kan? Mantannya Aslan pacar gue!" Sertak kakak kelasnya itu yang dia tak tau namanya.

"Oh jadi kakak itu pacarnya? Ya udah apa masalahnya sama aku?" Ujarnya santai.

"Eh lo itu kegatelan banget tau gak sih! Lo itu deket-deket Aslan lo mau ngemis-ngemis minta balikan?" Sinis orang tersebut.

"Ha siapa juga yang kegatelan? Gak kebalik ha? Permisi kak aku mau lewat" lanjut Sasa berusaha untuk sopan. Dia malas berurusan dengan kakak kelasnya yang satu itu.

"Eh lo berani-beraninya sama gue Fanny Hardandi! Lo gak tau siapa gue ha!" Bentak Syafa.

"Oh nama kakak, Fanny? Haha bagus sih namanya tapi gak kaya hatinya"

"APA LO BILANG" bentak Fanny.

Tangan Fanny yang ingin melayangkan ke pipi Sasa pun ditahan oleh tangan besar yang mencekalnya.

"Apa-apaan maksud lo si, Dan!" Ujar Fanny. Dia menepiskan kasar tangan yang dicekal oleh pria yang sedang berada di depannya.

"Gak ada kapok-kapoknya ya" ujar pria itu.

"Lo gak usah ikut campur!" Bentak Fanny.

"Gimana gue gak ikut campur kalo gue liat lo kaya gini! Lo udah nyakitin banyak orang dengan ego obsesi lo buat dapetin Aslan yang gak ada apa-apanya sama gue? Otak lo dimana Fan!"

"Gue cuma mau Aslan bukan lo!" Sertak Fanny sambil meninggalkan Sasa dan pria tersebut.

Sasa memutar bola matanya malas. Drama apaan sih tadi?. Batin Sasa

"Ehm kak Dana gak papa kan?" Tanya Sasa pada pria tersebut.

Pria itu tersadar akan lamunannya. "Eh?"

"Kakak gak papa kan?" Ulang Sasa.

"Gak papa, sorry ya Fanny kaya gitu sama lo"

Pria itu menatap Sasa. "Nama lo siapa?"

"Syarifa Putri Wijaya, Kak. Panggil aja Sasa" ujar Sasa

"Eh btw lo gak diapa-apain kan sama Fanny?" Ujar Dana.

"Ah gak papa kok, makasih ya kak. Kalo gitu aku kekelas dulu ya" ujar Sasa menunjukkan cengirannya. Dana hanya menggangguk dan tersenyum sebagai balasan.

Sesampai dikelas Sasa duduk dan mengeluarkan novelnya.

"Huh belum ada yang datang kek gini gue sendiri, berasa jomblo dah" gerutu Sasa.

"Kata siapa sendiri" gumam seseorang.

Sasa melotot kemudian menengok ke belakang bangkunya. Dia melihat Rendi yang sedang bangkit dari tidurnya. Bukan dari kubur ya.

"Bego! Gue kira hantu taek kuda lo!" Umpat Sasa dengan memukul Rendi dengan novelnya.

"Ampun, Sa. Isss Sa sakit tau" ujar Rendi. Kalian masih ingat bukan dengan ketua kelas Si Rendi? Masih dong masih. Kalo lupa baca chapter no 6!

Come BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang