KETIGA

543 39 10
                                    

~ Maaf kalo banyak typo dan
Kasih tau aku juga, kalo ada penulisan yang masih kurang, karena aku masih tahap belajar.~

••••••••••••••••••

Happy Reading !!

.
.
.
Layar monitor itu terus menyala. di depannya terlihat seorang cowok yang tampak serius melihat berita terkini. Dari raut wajahnya terlihat sesekali ia mengerutkan keningnya bingung.

"Selamat malam pemirsa. Telah di temukan mayat laki - laki yang di duga tersengat listrik di jalan kenangan no.1. belum di ketahui apa penyebab laki - laki itu tersengat. Sebab tidak ada saksi mata yang melihat. Selain tersengat, terdapat seperti gigitan hewan buas, di sekitar leher korban. Polisi masih menyelidiki kasus ini."

"Yo." Tepukan dari seseorang membuyarkan pikiran seseorang yang sedari tadi sibuk dengan layar monitor di depannya.

"CK, ngagetin aja Lo, yel!" ucapnya kesal.

"Lagian Lo serius banget. Kenapa sih?" jawab Gabriel dan duduk disamping Rio.

"Itu, gue heran aja. Kenapa tuh orang yang di beritakan bisa meninggal," Balas Rio, sesekali pandangannya mengarah pada layar monitor.

"Gitu doang lo pikirin. Yaa udah takdir lah."

"Gw juga tau kalo itu mah. yang jadi masalahnya, Kenapa tuh orang bisa tersengat. gak ada angin gak ada hujan, masa kesengat gitu aja? Di tambah, tadi polisi katanya cuma nemuin dompet sama kartu identitas korban doang. Kan aneh." Rio Masih tak percaya.

"Udahlah, dari pada lo mikirin itu. Mending Lo jawab pertanyaan gue." Pandangan Rio pun beralih ke arah Gabriel, yang sebelumnya hanya fokus kearah televisi.

"Pertanyaan apaan?" Tanya Rio penasaran.

"Yang di kantin itu, ulah Lo kan?"

Mendengar itu Rio memutar bola matanya malas "Ck, gue kira Lo mau nanya apa."

"Iyakaaan?" Tanya Gabriel meyakinkan kan.

"Iya, gue yang lakuin. Lagian sekali - sekali mah, enggak apa apa," Jawab Rio santai.

"Enggak apa apa lo bilang?itu bahaya Yo, kalo ada yang curiga gimana?" Gabriel, masih tak mengerti dengan jalan pikir cowok di sampingnya.

"Udahlah Yel, santai ajh. Gue cuma pake Telekinesis kecil doang kok."

"Lagian nih ya, Lo tuh harusnya makasih, karena itu jus ga kena kemuka lo," lanjutnya.

"Yaa, kalo kena muka gw, tuh anak bakalan abis di tangan gue nantinya. Padahal tadi tangan gue gatel banget pengen nonjok tuh anak, eh tapi lo udah bertindak duluan," jawab Gabriel, menggebu gebu. Mengingat kejadian sore tadi di kantin. Sebenarnya ia sedikit kesal dengan tindakan Rio. Karena ulahnya ia jadi tidak bisa menonjok muka cowok itu.

"Oh, jadi gue ngegagalin niat lo ya? Sorry deh sorry, besok - besok ga lagi deh." Rio tersenyum jahil, saat tau apa yang difikirkan saudaranya.

"Rese Lo, ah!" Kesal Gabriel, dan beranjak dari tempat duduknya menuju dapur. Rio yang melihat itu hanya terkekeh geli. Dan melanjutkan kegiatannya yang tertunda. Menonton televisi.

SUPERPOTENZA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang