KEDUABELAS

367 33 8
                                    


Happy reading!!!
.
.
.
Anak-anak XI IPA 3 sedang berada di lapangan. Mereka berbaris menghadap seorang guru yang sedang berdiri di depan. Setelah bel istirahat berbunyi, mereka semua langsung mengganti baju Dan bergegas menuju lapangan. untuk mengikuti jam pelajaran olahraga.

"Oke, materi hari ini adalah bola besar, atau bola basket. Dalam permainan bola basket terdapat tiga passing. Nah sekarang kita akan melakukan passing tersebut. Di mana passingnya adalah Chest pass atau operan dada. Bounce passs, operan memantul.  over Head pass, operan seatas kepala. Pertama kita akan melakukan chest pass  Atau operan dada terlebih dahulu. operan dada ini di lakukan  oleh dua orang,  dari dada ke dada. Jadi, bapak mau kalian berpasang- pasangan." Setelah pak Rian—guru olahraga itu selesai bicara, Semua  anak XI IPA 3 bergegas untuk mencari pasangannya masing-masing.

"Tunggu! Biar bapak aja yang milih," sambungnya, membuat anak-anak itu mengeluh. "Yaaaah," keluhnya bersama.

"Sudah-sudah terima saja. Bapak mau langsung aja ya, pertama silakan maju Abigael dan Rama!" Pak Rian mulai memanggil. Yang bersangkutan pun maju ke depan. Setelah mereka berdua selesai, pak Rian kembali menyebutkan dua pasangan berikutnya dan seperti itu seterusnya.

"Selanjutnya, Alyssa Saufika Umari dengan—" pak Rian, memerhatikan daftar absensinya mencari siapa yang harus berpasangan dengan Ify. "Ify dengan, Mario Stevano." Ify dan Rio membelalakkan matanya.

"Ayo, kalian berdua maju!" Perintah pak Rian.

Ify dan Rio pun maju ke depan, mengambil posisi dengan berhadapan. Saat ini Ify yang memegang bola terlebih dulu. Ia memposisikan bolanya di depan dada. Mengikuti instruksi pak Rian yang sebelumnya memberi contoh. Setelahnya ia melempar ke arah Rio.

"Mario! Kamu yang konsen dong! Liat Ify nya, jangan meleng terus!" Sahut pak Rian di depannya.

Percobaan pertama gagal, karena Rio terus menatap ke arah lain, membuatnya tidak memerhatikan arah datangnya bola. Rio mengambil bola basket yang menggelinding di tengah lapangan. Setelah itu ia mengambil posisi seperti Ify sebelumnya.

Rio menarik nafasnya dalam. di depan, Ify memperhatikannya. Ia mengambil ancang-ancang untuk melempar bola tersebut.  Mata Rio menatap Ify yang sudah siap di depan. Beberapa detik kemudian ia lemparkan bolanya ke arah Ify.

Ify yang sudah siap itu pun langsung memberikan bolanya kembali kepada Rio. Dan Rio pun melakukan hal yang sama. Semua anak XI IPA 3 memerhatikan mereka berdua di tempatnya.

BRUUUK

Semua yang ada di lapangan di kejutkan dengan Rio yang jatuh di atas aspal lapangan. Segera mereka menghampiri Rio yang meringis sembari memegangi dadanya di bawah. Pak Rian Berjongkok di depannya, menanyakan keadaan Rio.

"Mario, kamu tidak apa-apa?" Tanya pak Rian.

Rio tidak membalas, ia masih terus memegangi dadanya yang sakit. Di tempatnya, Ify berdiri kaku. Ia menatap teman-temannya yang mengerumuni Rio. Rasa panik pun menyerang dirinya. Dengan tergesa ia menghampiri Rio, menyingkirkan orang-orang yang menghalanginya di depan.

"Yo! Yo! Sorry gue ga sengaja. Sorry Yo, gue lemparnya kekencangan tadi. Makannya kena dada lo, sorry  yaa, Yo," ucap Ify setelah berhadapan dengan Rio.

Rio masih tidak menjawab, ia masih sibuk menghilangkan rasa sakit di dadanya.

"Maaf pak, sepertinya saya harus bawa saudara saya ke UKS," kata Alvin yang dari tadi hanya menonton.

"Yasudah, cepat bawa dia!" Alvin mengangguk dan narik sebelah tangan Rio ke atas pundaknya. Setelah itu mereka pun meninggalkan teman-temannya yang masih di lapangan.

SUPERPOTENZA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang