Tuhan telah menciptakan dua perkara dunia. Siang dan malam, langit dan bumi, lautan dan daratan, tangis dan tawa, susah dan senang, bahkan hidup serta mati.
***"Ini tidak mungkin! Ayah bangun, Yah. Ayah sudah janji kalau kita akan liburan bareng di puncak."
Terlihat seorang wanita cantik mengenakan pashmina berwarna merah menangis meraung-raung. Tangannya yang gemetar terus mengguncang sebuah tubuh kekar yang kini telah terbujur kaku di sebuah ruangan rumah sakit.
"Sayang, sini sama Bunda."
Seorang wanita paruh baya menarik sang anak perempuan kedalam dekapannya dengan air mata yang terus membanjiri wajah ayunya. Wanita tersebut mencoba menenangkan sang buah hati yang kini semakin meraung-raung, membuat seisi ruangan merasa iba.
Tiba-tiba perempuan tersebut berlari menghampiri sang dokter yang sedari tadi hanya menyaksikan momen sedih yang menyayat hati setiap orang yang melihatnya.
"Dokter, Dokter bilang Ayah saya akan sembuh, 'kan? Tapi, ke-kenapa, hikss."
Wanita cantik itu terlihat tidak mampu melanjutkan perkataannya. Dia hanya menangis memegang erat jas sang dokter yang kini telah mengelusnya penuh penegasan. Meski tidak terucap seolah sang dokter berkata "bersabarlah, ini takdir sang Maha Kuasa. Kamu hebat, kamu kuat."
Wanita cantik itu kembali berlari menghampiri tubuh kekar yang kini terbujur kaku tidak berdaya. Nampak berbagai alat medis pun masih banyak menempel di tubuh sang ayah. Sang anak mencoba memeluk bahkan mencium sang ayah dengan penuh kasih sayang.
"Dek, sudah! Ayo, ikut kakak." Seorang pria yang merupakan kakak dari wanita itu menariknya untuk sedikit menjauh dari tubuh Ayahnya yang sudah terbujur kaku.
"Aku ga---"
Sang kakak terlihat kaget ketika dia menyaksikan sang adik tiba-tiba jatuh tidak sadarkan diri. Suster yang melihat segera membawa wanita tersebut. Wanita itu terlihat sangat kelelahan dan terlihat kekurangan cairan, dokter mencoba memeriksa keadaan wanita tersebut atas keinginan kakaknya.
Pelangi Antarktika. Wanita cantik dengan pashmina berwarna merah itu bernama Pelangi Antarktika. Dia akrab di sapa dengan panggilan Pelangi, memiliki wajah yang cantik, sikap lembut dan keibuan.
Di usianya yang genap 20 tahun ini, ayah tercintanya meninggal. Ayah Pelangi di vonis menderita penyakit leukemia. Hampir tiga tahun ayahnya berjuang dari penyakit mematikan itu. Pelangi sangat terpukul, dia tidak mengira bahwa sang ayah akan berpulang dengan sangat cepat.
.
.
********
..
Seorang pria terlihat mendekati Pelangi yang masih terlihat lemah. Pria itu bernama Damar, tunangan Pelangi. Damar terlihat masih mengenakan pakaian kantornya.
"Pelangi," Panggil Damar dengan memberikan sekuntum mawar putih yang merupakan mawar kesukaan Pelangi.
"Mas Damar. Ayah---"
Damar menaruh jari telunjuknya di bibir Pelangi, "Syuutt, Mas yakin kamu kuat, kok," Ucap Damar sedikit tersenyum.
"Allah tau yang terbaik untuk ayah kamu dan juga untuk keluarga kamu," Sambung Damar.
"Aku tahu, Mas. Tapi, aku masih berasa mimpi, hiks." Pelangi kembali menangis.
"Ayah kamu akan lebih senang jika kamu mendo'akannya, bukan hanya terus menangis. Ayo, semangat! Bismillah," Ucap Damar sedikit memberi penguatan kepada Pelangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awan dan Pelangi
SpiritualAku tau, Atas sesuatu yang menimpaku tak perlu menyalahkan orang lain, tak perlu menyalahkan takdir atau bahkan keadaan. Biarkan saja nasib yang mengikuti setiap langkahku, karena dibalik kata nasib ada kehendak Tuhan yang meridhoi.