sosok (1)

19 3 1
                                    

  Aku berbaring sambil menikmati alunan lagu hindie di tengah malam, aku terus memikirkan siapa yang menelpon ku tadi sore. Nampaknya fikiran ku hanya tertuju pada pertanyaan tentang nomor tidak di kenal itu. Aku mematikan lagu yang ku dengarkan karna sebentar lagi pukul 1. Aku tidak mau menggangu para penghuni rumah dengan lagu yang ku dengarkan ini , ku letakan hp ku di meja belajar.

  Aku kembali berbaring di tempat tidurku , tiba-tiba terdengar ketukan pintu . Aku bangun dari kasurku dan mencari tau siapa yang mengetuk pintu  di tengah malam seperti ini. Aku keluar dari kamar memeriksa kamar mama dan papa hmmm , mereka telah tidur nyenyak sekali . Ku periksa kamar abang ku dan ya , benar saja dia telah tidur nyenyak di atas kasurnya yang berantakan itu . Suara ketukan nya semakin jelas terdengar dari arah atas loteng , ku berlari menaiki tangga . Aku berhenti di depan pintu loteng ku , dengan tatapan kosong dan beribu pertanyaan di kepalaku . Bunyi ketukan pintu semakin keras seperti sedang terburu-buru untuk keluar dari sana , ku buka pintu dengan hati yang berdebar-debar .


Seketika semua menjadi sunyi , seperti tidak terjadi apa-apa . Aku terdiam dan hanya berdiri menghadap ke dalam loteng , ku nyalakan lampu loteng . Banyak barang barang yang sudah di penuhi dengan debu , bangak jaring laba-laba di dinding-dinding loteng nampaknya sudah berpulu-puluh tahun tidak bernah di bersihkan . Seketika langkah ku terhenti , aku seperti menginjak sesuatu . Aku menginjak bola seperti gantungan kunci namun lebih besar dari gantungan kunci biasanya , aku mengambilnya dan memutuskan keluar dari loteng .

   Aku  mencucinya dengan sabun cuci piring di wastafel , ternyata gantungan kunci jeruk . Bentuk nya sangat bulat dan baunya tercium seperti bau pengharum ruangan , aku mengeringkan nya sambil duduk di ruang makan aku menatap gantungan kunci itu sambil memikirkan tentang suara ketukan dari arah loteng .


BRAK !!!

Terdengar bunyi seperti benda jatuh dari arah kamarku , aku lari ke arah kamar sambil memegang gantungan kunci jeruk yang masih basah . Saat ingin membuka pintu kamar , keluar cahaya hitam dari arah bawah pintu . Aku menundukan badan dan mengintip dari bawah pintu , cahaya hitam itu berubah menjadi warna jingga ya!, seperti warna langit di senja aku tekejud dan mulai menjauh dari arah pintu kamar ku . Tiba-tiba pintu terbuka dan cahaya cahaya itu berubah menjadi putih dan membuat mataku sangat sakit , aku tak kuasa untuk membuka kedua mataku . Aku merasakan angin yang sangat menyejukan badan ku , aku terus menggengam gantungan jeruk itu semakin keras genggaman ku maka semakin banyak angin yang menyelimuti tubuh ku.

WUSHHH !!!!!!

Badan ku terlempar dan sperti membenturkan diri ke batu besar , cahaya putih itu telah hilang . Badan ku sangat sakit dan gantungan jeruk itu tidak lagi ada di tangan ku .

  " Astaga! Ya tuhan!! Apa kau baik-baik saja???! " terdengar suara dari arah depan , seperti ada yang menggenggam tangan ku . Suaranya sangat lembut terdengar seperti suara pria berumur 21 tahun , ku buka mataku dan aku melihat raga ku ada di atas tempat tidurku . ya!benar saja , Aku tengah  bermimpi..

  Kulihat ke arah ventilasi kamar ku , sepertinya sudah pagi . Ku bangun dari tempat tidurku dan membuka hordeng kamar , benar saja . Sudah pagi hari , aku di sambut oleh kicauan-kicauan burung gereja . Seketika pikiran ku tertuju pada kejadian di mimpiku , apakah itu semua benar-benar mimpi atau memang kenyataan?!!! Dan siapa yang menggenggam tangan kuu ituu...






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

24 hoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang