0.2 Mood Yang Hancur

34 5 6
                                    

HAPPY READING😇

Jangan lupa vote and commet ya!

*****

Rabell menyusun buku-buku yang berserakan dengan nomor urutnya masing-masing. Tepat menit kelima dan baru menyusun tujuh buah buku, seorang lelaki datang menghampirinya dengan membawa satu buku di tangan kirinya.

Samar, Rabell tak bisa melihat jelas wajah laki-laki itu. Minus yang membuat penglihatannya menjadi samar.

Kini tepat di hadapan gadis itu sudah ada laki-laki itu. Laki-laki itu menundukkan kepalanya hingga sejajar dengan gadis itu, di usapnya kepala gadis itu dengan lembut, membuat si empu menjadi salah tingkah.

Rabell menormalkan degup jantungnya dan menunduk malu.
Laki-laki itu terkekeh geli melihat gadisnya menjadi salah tingkah. Tunggu-tunggu, gadisnya?!

"Hai." sapa laki-laki itu sebelum menegakkan tubuhnya.

"Eh?! Ha-hai!." gagapnya tanpa ingin mendongak.

"Udah lama ya nggak ngobrol? " ujar lelaki itu membuka topik.

Rabell hanya menganggukkan kepala sebagai jawabanya.

"Kemaren gue denger-denger lo abis di tembak sama Arkan ya? "

"Lo tau?" tanya Rabell dan dengan spontan mendongakkan kepalanya dan menatap laki-laki itu sebentar. Hanya sebentar.

"Oh my god... Kenapa kalo udah jadi mantan makin cakep aja sih!!" batinnya berteriak dan kemudian menundukkan kepalanya kembali.

Laki-laki itu adalah Zeelo Pratama Abraham. Seseorang yang menjabat sebagai kekasihnya, tepatnya kekasih terakhirnya. Wajah yang tampan, senyum yang manis, tubuh yang tinggi nan tegap, dan kecerdasan yang dia punya, membuat siapa pun menjadi terpukau di buatnya. Bahkan sampai-sampai banyak sebagian dari kaum hawa yang membuat sekumpulan grub yang berisikan para Fans dengan garis keras dengan sebutan ZEELOVERS.

Zeelo menggeleng heran. "Masih sama, nggak ada yang berubah."

"Jangan nunduk!" kata Zeelo,memberitahu.

"Iya." balas Rabell tetapi tetap saja tidak mendongakkan kepalanya.

Zeelo terkekeh kembali. "Di hukum lagi? " tanyanya.

Rabell hanya menghela nafas lelah dan menganggung sebagai jawabanya.

Zeelo berfikir sejenak. Bisa dia tebak, jika saat ini Rabell tengah menjalani hukumannya. Kemudian ia mengedarkan pandangannya ke sekitar, dan ia berfikir jika gadis di hadapannya harus menyusun buku-buku yang berserakan sesuai dengan nomor urutnya.

"Sebenernya gue pengen bantu lo Bel. Kan asik kalo sambil nyanyiin lo, tapi gue inget batasan, kita cuman teman." batin Zeelo, seketika membuatnya teringat kenangannya akan gadis itu.

Dulu, saat mereka masih menjalani hubungan. Zeelo seringkali menyanyikan lagu-lagu romantis untuk Rabell, tentu saja atas perintah gadis itu. Duduk berdua di taman belakang rumahmya, dengan langit malam yang indah ikut turut hadir mengisi moment itu. Ingatan itu kembali hadir, membuat Zeelo bungkam kembali.

"Oh, yaudah semangat ya beresin perpusnya. Gue harus cari buku dulu soalnya yang ini salah, terus ke kelas lagi. " jelas Zeelo, seraya menunjukkan buku yang ia bawa dan berusaha bersikap biasa saja.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
False HopesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang