Saat ini waktu menunjukkan pukul 13.00, dimana matahari tepat di atas kepala. Teriknya tidak terlalu panas jika dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya.
Di dalam ruang kerja raja, Claude duduk di singgasananya seraya menopang kepala dengan satu tangan. Raut wajahnya terlihat datar seperti biasa, namun jemari di tangannya beberapa kali mengetuk gagang kursi emas, berpikir.
Athanasia, Lucas, Evan Ethel, dan Ijekiel duduk di sofa dalam ruangan. Sedangkan Felix masih setia disisi kanan Claude.
Beberapa saat setelah acara minum teh antara Claude dan Athanasia, suara ledakkan tiba-tiba terdengar dari menara penyihir. Awalnya Athanasia pikir itu ledakkan dari penelitian milik salah seorang penyihir, namun saat ia datang, ternyata segel sihir menara meledak dan menyebabkan luapan sihir tidak terkendali. Bahkan Athanasia baru tahu kalo menara memiliki aliran sihir.
Luapan sihir menara yang tidak terarah berbahaya bagi Istana, karena dapat memicu panas bumi naik kepermukaan yang setidaknya dapat menghancurkan istana. Beruntung tadi Evan Ethel sempat memberi penghalang agar ledakkannya tidak melikai penyihir dan menghancurkan istana.
Claude tanpa basa-basi memanggil mereka menemuinya di ruang kerja.
"Segel sihir yang Yang Mulia ciptakan beberapa tahun lalu meledak karena melemah. Sepertinya karena sudah terlalu lama, dan kekuatan alirannya semakin besar." Evan memberikan pernyataannya pada Claude.
Claude memejamkan matanya tidak berekspresi. Jarinya masih mengetuk gagang singgasananya
Ledakkan besar yang terjadi beberapa saat lalu sangat besar, bahkan membuat getaran di bumi yang dapat dirasakan seluruh istana dan daerah disekitar.
Hal ini tentunya menimbulkan kepanikkan bagi penghuni istana, termasuk para pekerja dan delegasi dari Arlanta yang masih ada di istana beberapa hari kedepan.
"Papa, apa yang harus kita lakukan?" Athanasia betanya pada Claude. Alisnya mengernyit penuh khawatir.
Claude membuka matanya menatap Athanasia, lalu iris permatanya bergulir menatap Lucas yang duduk santai di samping Athanasia. Ia mendengus.
"Kau. Benahi kekacauan di menara penyihir. " ucap Claude singkat.
"Baik Yang Mulia." Lucas menatap mata Claude yang menatapnya datar.
Setelah Mendapat jawaban dari Lucas, pandangannya beralih pada Ijekiel yang duduk berhadapan dengan Athanasia. Lagi-lagi dia mendengus kala menangkap pandangan Ijekiel yang curi-curi pandang pada putrinya bahkan disaat seperti ini.
"Dan kau Alphaeus, kurasa kau sudah tahu apa yang harus kau lakukan." Ucap Claude sama datarnya ketika mememberi perintah tugas pada Lucas.
"Baik Yang Mulia."
Dia paham apa yang sebenarnya terjadi, dan tugasnya adalah memberi informasi pada delegasi Arlanta agar tetap tenang.
Claude menghela napas, lalu berdiri dari duduknya. "Athanasia!"
Athanasia yang mengerti maksud Claude segera berdiri untuk mengikuti Claude.
Bersamaan dengan itu, Lucas, Ijekiel, dan Evan menundukkan sedikit kepala mereka dengan satu tangan di depan perut.
"Segala keagungan dan berkat kepada matahari Obelia,"
Sesaat setelah Claude keluar dari ruang kerjanya, Evan kembali ke menara untuk membantu anak-anaknya mengendalikan sihir.
Ruangan yang awalnya berisi enam orang, kini meninggalkan dua orang yang duduk saling bersebrangan. Mereka berdua saling menatap tajam, menunjukkan eksistensi mereka satu sama lain di ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine! From Head To Toe (END)
ФанфикSetelah semuanya berakhir, Athanasia menjalankan harinya sama seperti biasa. Setiap harinya terasa menyenangkan. Hanya saja... . . . Karakter milik Plutos/Spoon Enjoy!