8. I Love You, Papa

5.2K 452 97
                                    

Disinilah Athanasia sekarang berada.

Dihadapannya orang-orang yang berkerumun dengan sanak keluarga atau pasangannya. mengitari setiap sudut pasar yang digunakan sebagai tempat diselenggarakannya pesta rakyat memperingati hasil bumi yang melimpah ruah tahun ini.

Setelah menunggu berkumpul di ruangan kerja raja, akhirnya semua orang yang diminta Athanasia ikut dengannya ke pasar, berkumpul. Namun, Seth memutuskan untuk tetap di istana karena merasa bertanggung jawab dengan delegasi Arlanta. Sedangkan Lucas, tidak ikut karena mendapat perintah dari Claude untuk mengatasi kebocoran sihir menara.

Lucas tidak memberitahu apa yang sudah dilakukan ayahnya untuk membuatnya tidak pergi.

Walaupun dua orang itu tidak ikut, tapi Athanasia merasa senang karena dapat menghadiri pesta lagi setelah sekian lama. Sebelumnya, Athanasia menggunakan sihir pada Claude untuk merubah penampilannya, dengan rambut bewarna merah dan mata biru biasa. Sedangkan Athanasia dan Felix hanya merubah warna mata mereka, tentunya baju yang digunakan menyatu dengan kondisi saat ini.

Sejauh mata memandang, suara ramai orang-orang yang menawarkan dagangannya terdengar. Mulai dari makanan manis seperti biang gula, sampai pedas seperti cabai bakar yang katanya popular ditahun ini.

Athanasia memeluk satu lengan Claude yang menatap kedepannya dengan biasa, sudah dua kali dia dan Athanasia ke luar istana, jadi dia cukup untuk beradaptasi dengan keadaan di luar yang berbanding terbalik dengan suasana di istana.

"Wah sudah lama aku tidak keluar seperti ini," Lilian menatap pedagang yang menjajakan kambing bakar saus asam manis dihadapannya. Tampak menggiurkan.

Hannah menganggukan kepala, "Aku tidak pernah keluar istana dalam keadaan seperti ini Seth pasti akan menyesali ini."

Athanasia menolehkan kepalanya ke belakang, menatap Lilian dan Hannah yang berjalan di belakangnya. Felix berjalan di samping Lilian, tepat di belakang Claude.

"Menyenangkan kan... saat aku keluar istana, aku pasti mengunjungi pasar," ucap Athanasia tersenyum.

Tanpa sadar, senyumnya menarik perhatian anak muda yang berkumpul di depan pedagang bola. Claude yang melihatnya memberikan tatapan menakutkan hingga membuat mereka menundukkan kepala dengan punggung bergetar.

Felix yang menyadarinya hanya terkekeh pelan.

"Dicoba dulu boleh nona-nona, tuan-tuan..."

"Yang manis yang manis..."

"Cabai bakar luar biasa, mantap betul..."

"Bakso bakar pedas manis, menemani harimu yang manis..."

"Jepit rambutnya nona-nona cantik, bolek dilihat dulu..."

"Ayo ayo... boleh dilihat tak boleh disentuh..."

Athanasia menikmati sesi jalan-jalannya hari ini, terlebih bersama orang-orang beharga yang menemaninya dari ia kecil.

Anak-anak berlarian di jalan yang ramai, menikmati saat-saat yang jarang dirayakan seperti ini. Sampai salah seorang diantaranya menabrak Athanasia hingga ia kehilangan keseimbangan. Sebelum Athanasia jatuh, Claude dengan sigap menarik tangannya dan membawa Athanasia dalam pelukannya.

"Maafkan aku kakak," Seorang anak laki-laki berusia sekitar 7 tahun yang tidak sengaja menabrak Athanasia, menatap Athanasia malu-malu.

Athanasia yang melihatnya gemas sendiri, sudah lama dia tidak bertemu dengan anak kecil seperti ini. Terakhir kali... Entah dia tidak ingat.

"Tidak apa-apa, lain kali hati-hati bermain di tempat ramai." Athanasia menepuk kepala anak itu pelan seraya tersenyum.

"Baik," Lalu dia kembali berlari menghampiri temannya yang memanggilnya dari jauh.

You Are Mine! From Head To Toe (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang