Setelah Zy terlihat menjauh dari pandangan Raa akhirnya dia pun masuk ke dalam rumah, dan dengan keadaan yang sama mama nya masih terduduk diam kemudian Raa menghampiri mama nya.
Raa pun memulai pembicaraannya.
"Ma, apapun keputusan yang Mama ambil Raa pasti ikut mama tapi, gak ada satu anak pun yang rela keluarganya terpecah belah dan Raa yakin mama dan papa pasti memiliki alasan untuk jalan keluar yang terbaik di antara kita. Raa berharap semua itu akan bahagia pada waktunya di mana kita akan selalu bersama walau tanpa kakak dan Ra minta maaf karena Raa gak bisa jadi penengah antara mama dan papa," Jelas Raa pada mamanya yang saat itu Hatinya sedang kecewa kala ia dihadapkan dengan situasi dimana ia tak bisa menjadi penengah antara orang tuanya."Papamu nggak salah Raa, yang salah itu Mama yang gak bisa jadi di Ibu dan istri yang baik di keluarga ini."
Derai air mata yang terbendung sedari tadi pun kini membasahi kedua pipi Raa dan Mamanya.
"Bukan mamah tapi papa. Papa yang enggak bisa selalu ada buat mama dari dulu sejak kakak hilang papa sama sekali enggak peduli, papa hanya memikirkan dirinya saja dalam otaknya hanya ada bisnis, bisnis dan bisnis sampai mama dengan keadaan seperti ini pun Papa enggak peduli bahkan dia malah ingin ninggalin Mama. Udah cukup Ma aku nggak mau lihat mama kayak gini terus tapi aku juga nggak mau kalian berdua pisah sebelum jasadnya kakak ditemukan. Aku akan terus berusaha nyari kakak dimanapun dia sekarang dan aku yakin kakak masih hidup Ma." Tegas Raa walaupun air matanya terus mengalir tapi dia berusaha tegar dihadapan mamanya.
Setelah perbincangan itu berakhir Raa pun pergi ke kamar untuk membersihkan diri dan terus mencoba mencari tahu keberadaan kakaknya dengan bantuan internet.
"Hah, apa ini emang kakak gue?" Kata Raa yang bertanya-tanya dalam pikirannya. Gadis yang membiarkan rambut panjangnya itu berfikiran bahwa foto yang barusan dia liat adalah kakaknya namun di sisi lain dia juga merasa ragu karena tanpa bukti dia tidak bisa memastikan begitu saja. Akhirnya dia mencoba mengirim Message ke Zy.
[Zy, ini gue Nara]
Akhirnya satu notif itu sampai ke Zy yang segera ia balas dengan rasa bahagia.
[Iya Raa, kenapa? Ada yang bisa gue bantu?]
Ternyata balasan message dari Zy membuatnya Raa tersenyum, dia tak habis pikir kenapa Zy langsung mewarkan bantuan sebelum ia memintanya.
[Iya Zy, gue butuh bantuan Lo
Besok kira-kira bisa ngak anterin gue ke suatu tempat?][Oke, bisa kok Raa besok gue Free. Btw jam berapa?]
[Besok jam 10 Pagi bisa?]
[Iya bisa kok, oke besok aku dateng ke rumah kamu]
[Makasih ya Zy]
[Belum juga dianterin udah bilang makasih aja hahaha]
[Udah ada niatan mau nganterin juga udah cukup Zy]
[Yaudah cepet tidur sana, cewe ngak baik kalau bergadang apalagi kata bang Rhoma irama juga bergadang jangan bergadang kalo tiada artinya wkwkwk]
Satu message dari Zy ini berhasil membuat Raa di gadis baper ini tertawa lagi.
[Yaudah iya gue tidur sekarang
Good night Zy:]Zy tidak membalas message dari Raa, dia hanya melihatnya dengan senyum yang perlahan terukir di wajah tampannya.
"Gue janji ngak bakal bikin Lo patah hati Raa dan gue juga janji bakal ngisi hari-hari Lo dengan senyuman," batin Zy sedang tiduran di atas kasur dan membiarkan selembaran-selembaran kertas yang berisikan puisi itu berserakan di kamarnya.
*****
"Ma, Raa pamit dulu mau ngerjain tugas kelompok ke rumah temen," kata Raa yang berusaha menyembunyikan rahasia tentang mencari keberadaan kakaknya dari Mama.
"Yaudah hati-hati ya, jangan lupa pulangnya jangan sampai kemalaman," nasihat mama nya Raa.
"Iya, Ma" ucap Raa sambil berjalan menghampiri sosok pria berhelm yang tengah duduk di sebuah motor berwarna merah siapa lagi kalau bukan Zy si pria yang menggunakan kaos putih polos dengan balutan jaket keren andalannya dan celana jeans favoritnya mampu menarik perhatian banyak orang.
"Nih, sesuai permintaan kamu" kata Zy yang menyodorkan sebuah helm cantik dan unik yang dikhususkan untuk Raa.
"Oke, makasih Zy" balas Raa yang kemudian memakai helm itu dengan wajah berseri ia nampak bahagia karena helm itu nampak cocok untuknya.
Di depan rumah Raa masih ada Mamanya yang sedari tadi melihat anaknya yang terlihat bahagia.
"Mama bahagia bisa liat kamu bahagia Raa," batin Mama Raa.
" Oke, jadi hari ini kita mau kemana?" Tanya Zy yang memulai topik pembicaraan diantara mereka.
" Sebenernya aku mau cari seseorang Zy"
"Hah? Jadi kamu mau ke rumah temen kamu?"
"Bukan Zy, tapi aku lagi berusaha nyari kakak"
"Emangnya kakak kamu udah berapa hari ngak ada di rumah?"
"Bukan berapa hari lagi Zy, tapi udah Tujuh tahun kakak ngilang"
"Ahh .... serius Raa? Kenapa kamu ngak bilang dari awal?"
" Iya Zy aku serius, keluarga aku udah laporin ke polisi dari semenjak kakak menghilang tapi, sampai detik ini juga ngak ada yang tahu kakak dimana," jelas Raa yang seakan meminta simpati pada Zy.
"Kalau gitu pasti susah nyari nya Raa, berarti hari ini kita ngak ada tujuan ke tempat apapun gitu?"
" Semalem aku Searching di internet dari namanya kakak doangsih, tapi Zy akhirnya aku nemuin satu orang yang ciri-ciri nya mirip banget sama kakak tapi di situs itu alamatnya ngak ada yang ada cuman tertulis dia pemilik toko roti di sekitar Jl. Kemang. Btw kamu tau ngak Jl. Kemang dimana?"
"Jl. Kemang? Aku tau sih .... Tapi Raa tempatnya jauh banget dan setau aku di sekitar itu banyak banget Toko roti ini bisa-bisa memakan waktu beberapa hari"
" Masa sih? Terus kita nyarinya gimana?" tanya Raa yang terlihat kebingungan dengan menyerengit kan dahinya.
"Santai aja Raa, kalaupun sekarang kita ngak berhasil nemuin kakak kamu, kita coba lagi aja setiap pulang sekolah nanti"
"Kan kamu ngak selamanya free time Zy," dengusnya yang seakan menyerah lebih dulu.
"Itu sih gampang, aku bakal cancel semua acara untuk satu minggu kedepan jadi bisa bantuin kamu buat nyari kakak kamu itu. Tenang aja Raa gue bakalan selalu ada buat Lo kapanpun dan di manapun."
Perkataannya itu membuat Raa tersenyum karena lagi-lagi Zy mampu membuatnya merasa berbunga-bunga hingga membuat pipinya memerah yang membuatnya terlihat semakin merona dan tanpa di sadari bahwa Zy sedang memperhatikannya dari kaca spion motor.
"Nahh lhoo .... Kenapa sampai merah gitu pipinya?" Ledek Zy.
"Dih ... Apa sih Zy , pipi gue nggak papa kok"
"Emangnya kamu pikir aku buta gitu? Dari spion ini emang udah keliatan jelas kamu senyum-senyum sendiri sampai pipinya merah gitu," jelas Zy yang berusaha menguak alasan di balik senyumnya Raa.
"Waduh, malu banget deh," batin Raa yang baru menyadari. Akhirnya ia berusaha mengalihkan mukanya ke kanan dan kiri bahu jalan.
"Ciee yang baru nyadar langsung mengalihkan mukanya gitu hahaha"
Makasih ya yang udah baca:)
Jadi, gimana Eps.2 misi 1 nya?
Semoga suka ya:)
Ma'af kalau masih berantakan maklum aja masih belajar hehe.
Jangan lupa vote dan krisarnya aku tunggu:)
See you:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Zy&Raa [Update Setiap Hari Senin Dan Kamis]
Teen Fiction-Ketika waktu menjadi jawaban dari semua pertanyaan yang kau pertanyakan selama ini- Penasaran kan kelanjutan ceritanya? Makanya buruan baca ya guys Happy reading:)