"Ciee yang baru nyadar langsung mengalihkan mukanya gitu hahaha"
"Iya deh gue ngaku, gue senyum senyum sendiri hehehe"
"Kenapa?" tanya Zy dengan rasa penasarannya sambil tersenyum, membuat Raa sedikit ingin mengejeknya.
"Ngak tau"
"Yahhh, kirain Lo baper gitu di perhatiin sama gue," kata Zy yang sembari menaikkan kedua bahunya. Membuat Raa geleng-geleng kepala menahan tawa.
"Halu kali ah hahaha," ejek Raa kembali. Yang membuat Zy semakin Bete saat di perjalanan itu hingga ia menghiraukan perkataan Raa.
"Ehh, kok makin kesini makin mendung ya Zy," ungkap Raa yang kemudian memegang hidungnya yang terasa basah " Lhoo, kok basah ya," lanjutnya kembali.
"Hah basah? Apanya yang basah Raa?" tanya Zy kebingungan, yang perlahan menyadari ada sesuatu yang turun dari langit.
"Kayaknya bakal hujan deh Zy, hidung gue basah."
Benar saja, belum sempat Zy membalas perkataan Raa tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.
"Kita berhenti di warung itu dulu ya,sebelum hujannya makin deras."
"Yaudah cepet Zy."
Akhirnya mereka berteduh di sebuah warung kecil yang sepi alias sudah tak berpenghuni.
Hatsyi! Hatsyi!
Suara bersin itu membuyarkan lamunan Zy dan Raa. Suara bersin siapa lagi kalau bukan Raa si gadis yang memiliki kelemahan saat ia merasa kedinginan. Zy dan Raa yang awalnya saling duduk menjauh kini Zy perlahan mendekati Raa.
"Lo kedinginan Raa?"
"Ngakk, kepanasan malah"
"Berarti lo sakit dong?" tanya Zy sambil memegang jidat Raa yang kemudian menggeser lembut rambut yang menghalangi pandangan gadis cantik itu.
Hatsyi! Hatsyi!
"Makanya kalo kedinginan itu bilang, jangan cuman diem aja"
"Lo nya aja yang ngak pek .... Hatsyi! Hatsyi!" Belum sempat ia berbicara tiba-tiba bersin itu kembali menyerangnya.
Zy memakaikan jaketnya pada Raa tanpa bersuara, perlahan ia menarik tangan Raa untuk memakai jaketnya itu.
"Sini," ucap Zy sambil menarik tangan Raa. Membuat gadis itu terkejut ketika perlahan tangan Zy mengusap tangannya yang kemudian Zy menggosokkan kedua tangannya dan kembali mengusapkan ke tangan Raa dan Zy terus melakukan hal seperti itu.
"Jadi, Lo alergi?" tanya Zy dengan wajah datarnya sambil mengusap tangan Raa.
"Iiii .... hatsyi!" perkataan Raa terpotong begitu saja oleh bersinnya sendiri.
"Lo makin lucu deh kalau lagi bersin hahaha .... hidungnya sampai merah gitu," ledek Zy.
"Yaudah sini, ngak ada kata penolakan," kata Zy menarik bahu Raa untuk bersandar padanya. Gadis itu hanya bisa diam ketika Zy menariknya perlahan sehingga membuat jarak antara mereka sangat dekat, ia nampak tak percaya dengan apa yang ia alami sekarang karena menurutnya semua ini terlalu singkat, ia yang baru seminggu sekolah dan baru mengenal Zy dua hari yang lalu.
"Lo tidur aja Raa, hujannya pasti lama."
"Ngak ah!" tegas Raa sambil menggeser kan badannya untuk menjauh dari Zy.
"Lo kenapa? Kok panik gitu mukanya?" ucap Zy yang terheran dengan raut muka yang di perlihatkan Raa.
"Gue .... gue .... "
KAMU SEDANG MEMBACA
Zy&Raa [Update Setiap Hari Senin Dan Kamis]
Teen Fiction-Ketika waktu menjadi jawaban dari semua pertanyaan yang kau pertanyakan selama ini- Penasaran kan kelanjutan ceritanya? Makanya buruan baca ya guys Happy reading:)