Aku berjalan menikmati cherry blossom di Gangwon-do, Nami Island, Korea Selatan. Tempat yang digadang-gadang sebagai tempat yang paling cocok untuk menikmati bunga sakura yang mulai memamerkan mahkotanya. Tempat yang dipenuhi dengan warna merah muda ini, dinilai sebagai tempat yang paling romantis untuk berkencan dengan kekasih atau tempat yang cocok untuk menyatakan cinta.
Tetapi, seromantis apapun tempat ini, aku tetap tak peduli. Bukannya aku tak suka tempat ini. Aku sangat suka tempat ini. Masalahnya, kali ini aku datang sendiri. Tanpa seorang kekasih di sampingku dan tanpa seorang pangeran berkuda putih yang ingin menyatakan cintanya padaku disini. Jadi, menurutku tempat ini biasa saja tanpa ada kesan romantisnya sama sekali.
Angin dingin berhembus, mengguncang pohon pohon sakura dengan bunga bunganya yang mekar. Bunga-bunga sakura itu jatuh berguguran. Mungkin ia tak kuat menahan terpaan angin yang terlalu kencang. Sungguh, ku akui moment ini sangat indah. Aku menikmati sakura-sakura yang menghujani kepalaku. Tapi, lama kelamaan udara disini jadi terasa dingin. Aku menggigil. Kurasa coat tebal dan sarung tangan yang kupakai, tak mampu menahan dinginnya angin ini. Aku menggosokkan kedua telapak tanganku, berharap mendapatkan sedikit kehangatan. Ternyata percuma, gosokan telapak tanganku tak berpengaruh sedikitpun. Aku melihat sekelilingku, banyak pasangan muda mudi yang sedang bermesraan. Ada yang berjalan sambil bergandengan tangan, ada yang duduk sambil berpelukan, ada yang duduk sambil bergenggam tangan, ada juga sepasang kekasih dengan lelaki yang memberikan coatnya kepada wanitanya. Padahal wanitanya sudah memakai coat yang cukup tebal. Oh, romantis sekali seperti di drama korea. Aku sangat iri. Iri.
Aku bergumam, lebih tepatnya mengumpat, "Hhhh, romantis apanya. Ya, kalau punya pasangan sih romantis. Nah aku, aku datang sendirian, kedinginan. Andai saja ada pangeran yang memberiku coatnya seperti itu. Aku yakin tempat ini akan terasa sangat romantis seperti kata orang."
"Arghhhh. Apa sih. Kamu cuma menghayal, Ayu. Menghayal. Sadarlah, sadarlah!"gumamku sambil menepuk kedua pipiku.
"Ahhh, lebih baik aku pergi dari sini daripada aku mati karena iri. Daripada aku mati karena makan ati. Mending aku pergi ajalah."
Aku membalikkan badanku dan berniat untuk pergi. Tiba-tiba, aku menabrak tubuh seseorang di depanku. Jujur, sebenarnya aku hendak marah dan mengumpat pada orang itu karena hatiku sudah panas daritadi. Sekarang malah ada orang yang sengaja berdiri di belakangku. Kaya tidak ada tempat lain saja untuk berdiri. Mataku terbelalak, saat aku mendongakkan kepalaku dan melihat wajahnya. Mataku kini memandangi wajah yang tampan dan menenangkan. Amarahku seketika langsung meredam. Mana mungkin aku bisa mengumpat orang dengan wajah seteduh ini. Sungguh pemandangan yang memanjakan mata.
Matanya menatap mataku dengan tajam. Tatapannya seakan menahanku untuk tetap diam di tempat. Ia menatapku semakin tajam. Begitupun aku, mataku yang tadinya terfokus pada seluruh bentuk wajahnya, kini hanya terfokus pada satu objek. Yaitu matanya yang indah ini. Ya, kami beradu pandang. Sama sama menatap tajam diantara dinginnya taman sakura.
"Kemana kau akan pergi?"itulah sepenggal kalimat yang ia ucapkan.
Uhh, sungguh, sepenggal kalimat yang keluar dari bibirnya membuat pandanganku semakin liar. Mataku yang tadinya terfokus pada matanya, kini turun ke bibirnya. Aku menikmati bibir merahnya yang merona. Dan disaat itulah pikiranku mulai nakal.
"Hey, mau kemana kamu?" ia mengeluarkan kata kata itu lagi untuk yang kedua kalinya.
Aku masih terdiam tak menjawab kata- katanya. Ya, aku masih menikmati pemandangan indah ini. Ahh, tolong jangan katakan lagi. Jangan buat pikiranku semakin liar. Tolong.
"Hey!"kali ini ia menepuk pundakku. Aku tersadar, tertunduk, malu. Aku langsung mengedarkan pandanganku ke sekitar. Aku malu kalau dia tahu kalau barusan aku punya pikiran nakal terhadapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Found You
Teen FictionKim Taehyung, meski banyak orang bilang kalau pertemuan denganmu itu hanyalah sebuah kehaluan belaka dan sebuah ketidakmungkinan untukku. Tapi nyatanya, di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin bukan? *A stories are written by @Maaliyya ft @MayuID...