2. Envy

27 4 2
                                    

Aku berlari menuju kelasku, kuharap aku tidak terlambat banyak . Aku tidak mau mengulang semester ini lagi tahun depan.

"Permisi, pak."aku mengetuk pintu kelasku. Pak Bram sudah duduk manis di meja depan kelas. Pak Bram langsung menengok ke arah pintu, ke arahku. Tatapannya terlihat kesal.

"Masuk!"kata Pak Bram. Nadanya keras dan lantang.

Aku langsung masuk kelas setelah Pak Bram menyuruhku masuk. Aku berjalan pelan sambil menunduk. Tempat duduk kelas sudah full terisi teman-temanku yang sudah datang sedari tadi. Tinggal aku saja yang belum datang. Kini, semua mata mereka tertuju padaku. Aku malu, aku malu.

"Maaf, pak. Saya terlambat. Maaf, pak. Tadi saya bangun kesiangan. Maaf, pak. Maaf."kataku.

"Sudah, duduk sana! Besok jangan di ulangi lagi."kata Pak Bram. Nada bicaranya masih sama. Keras.

"Terima kasih, pak. Terima kasih." Senyuman mengembang di bibirku. Aku langsung duduk di kursiku dan kertas ulanganpun dibagi. Akhirnya aku bisa ikut ulangan hari ini. Haha.

***
Aku terdiam di taman kampus sambil mengaduk aduk ice blendku dengan sedotan. Aku masih kepikiran dengan mimpiku semalam. Indah sekali mimpi itu. Aku ga akan melupakan mimpiku semalam di mana aku bisa bertemu dengan Taehyung disana. Hmmm, andai aku ini seorang Army kelas sultan. Pasti aku sudah bisa melihat senyuman Taehyung tadi malam di dunia nyata. Ya, meskipun itu cuma dari kejauhan. Tapi aku sudah sangat bahagia.

"Woii, ngapa Lu senyum-senyum sendiri?"tiba-tiba Nadia datang dan menepuk pundakku. Aku terkejut dan langsung tersadar dari lamunanku.

"Apaan sii, ngga senyum-senyum sendiri kok."

"Alah, ngelak terus Lu. Orang jelas-jelas tadi Lu senyum-senyum sendiri. Ya kan, Ra?"Nadia duduk disebelah kananku. Dan Rara hanya mengangguk mengiyakan omongan Nadia.

"Kamu tadi telat kenapa, Yu?"tanya Rara. Dan kini, Rara duduk di sebelah kiriku.

"Tau ga? Tadi malam, aku mimpi indah banget. Aku mimpi ketemu Taehyung di Gangwon-do, Nami Island. Tau ga? Taehyung disana meluk aku tau. Kita juga maen lari larian disana. Ditengah rimbunan sakura. Yahh, coba kalau itu kenyataan. Pasti serukan?"aku menceritakan mimpiku semalam pada mereka berdua.

Nadia menghela napas dan mengeluarkan suaranya yang lantang. Khas sekali, "Apa? Jadi kamu telat masuk kuliah gara gara mimpi gituan?"

Aku mengangguk.

"Sadar, Yu. Sadar. Lu itu hampir ga lulus semester ini. Sadar ga sii, bakal gawat kalau Lu harus ngulang semester ini. Beasiswa Lu bisa terancam. Beasiswa Lu bisa dicabut tau. Terus nanti Lu ga bisa kuliah lagi gimana?"kata Nadia.

"Ya tapi kan, Nad....."

"Ayu, beasiswa Lu itu berharga banget. Ga semua orang bisa dapet. Jangan sia siain itu. Bego sii, kerjaannya ngehaluuuuu muluuuu. Korea koreaan muluuuu... Haluuuu.. Haluuu... Haluuu."

Kata-kata Nadia membuatku terdiam. Jika dipikir lagi, benar juga kata-katanya itu. Masa gara gara mimpi gitu doang aku jadi telat kuliah sih, kalau beasiswaku dicabut gimana aku bisa kuliah. Gimana aku bisa jelasin ke ibu sama bapak nanti. Ahhh, jangan sampai lahh beasiswaku dicabut. Lagian kalau beneran bisa bertemu Tae dikehidupan nyata, aku ga mau bertemu dia dengan keadaan aku yang hanya gadis biasa saja. Saat bertemu dia, dia harus mengenalku sebagai seorang sarjana. Sebagai seorang gadis hebat yang berpendidikan tinggi.

"Oh ya, Yu. Kemarin aku kan baru pulang dari Korea, aku mau kasih kamu oleh-oleh. Nih!" Rara mengeluarkan bungkusan dari dalam tasnya dan memberikannya padaku. Bungkusan itu terlihat sepeti paperbag coklat yang lumayan besar.

Dengan senang hati aku langsung menerima dan membukanya. Mataku terbelalak dan hatiku jadi semakin senang saat mengetahui kalau isi dari bungkusan itu adalah merchandise BTS official. Ada sticker dari Bighitnya langsung. Widih, ini mah bener offi nih. Bukan kaleng-kaleng.

"Wah, ini banyak banget nih. Beneran offi lagi. Ada sticker hologram dari bighitnya. Makasii ya, Ra."

Rara mengangguk dan tersenyum. Sementara aku, aku masih membongkar oleh oleh dari Rara dengan kegirangan. Eitt, stop. Aku berhenti saat menemukan banner konser di dalam bingkisanku. Aku langsung menatap Rara, "Ra, jangan bilang kamu....."

Rara tersenyum dan mengangguk tegas, "Yups. Aku habis dari konser mereka di Seoul. Hehe. "

"Katanya kamu cuma liburan, Ra?"

"Ayy, aku emang liburan di Korea. Pas banget sama tanggal konser mereka. Sengaja sii sebenernya hehe. Kan rugi, Ayy kalo kesana ga nonton konser. Iya ga?"

"Bener sii. Berarti, kamu udah ketemu mereka secara langsung dong, Ra?"tanyaku pura pura bodoh.

Rara mengangguk tegas. Ia langsung menceritakan pengalamannya datang ke konser. Mulai dari deg degannya pas masuk ke arena konser, pas ikut nyanyi bareng semua Army yang ada di sana, pas teriak karena terpesona dengan ketampanan mereka, dan waktu dia terkagum dengan purple ocean yang dibuat Army untuk Bangtan. Wahhh, terdengar sangat menyenangkan.

"Bagaimana Taehyung? Apa dia benar benar sangat tampan?"tanyaku.

"Ya, dia benar-benar sangat tampan. Meskipun jauh, tapi aku tetap bisa menikmati ketampanan Tae secara langsung, menikmati hidung mancungnya secara langsung."

"Ra, aku mau, Ra. Aku mau juga. "

"Ra, gimana senyumnya Taehyung, Ra? Apa sama manisnya seperti yang ada di televisi ataupun di foto foto dan live?"tanyaku penasaran.

"Uhhh, senyumnya tu miiiiriiip banget, Ayy kaya yang kita lihat di hp ataupun TV. Manis banget, Ayu, manis banget." Rara sampai menggoncang-goncangkan tubuhku karena ia terlalu membayangkan senyuman Taehyung itu.

Beruntung sekali ya, Rara. Ia bisa bertemu dengan Bangtan, terutama Taehyung dan bisa melihat senyumannya secara langsung. Aku iri. Sungguh, aku iri.

***
"Yahh, tabunganku masih sedikit lagi. Gimana ya biar tabunganku ini cepet banyak? Kalau segini-gini aja, kapan aku bisa dateng ke konser mereka."

Kututup kembali stoples tabunganku dan kumasukkan kembali ke lemari.
Hhhh, aku berjalan gontai menuju speaker besar yang ada di kamarku. Ku nyalakan speaker itu lalu kusambungkan dengan laptopku melalui bluetooth.

Aku menikmati alunan lagu milik Bangtan sambil rebahan di kasur. Aku memandangi satu demi satu foto bangtan yang terpajang di dinding kamarku. Aku berpikir, bagaimana aku bisa datang ke konser ya?
Bagaimana aku bisa bertemu mereka secara langsung? Kalau aku hanya mengandalkan tabungan dari uang jajanku, pasti akan membutuhkan waktu lama sampai tabunganku cukup. Aku harus kerja. Ya, aku harus kerja!

***
Yakk gengs,
Gimana nih cerita nya?

Buat ngawalin, aku rilis 2 Chapter dulu yakk

Mmm, gimana nih perasaan kalian kalau di kasii oleh-oleh Merch Offi seabrek kaya Ayu?

Woo, pasti seneng yaw. Iri juga sii pasti nya sama sii Ayu.

Sama woii. Author ini juga iri haha.

Jan lupa buat vote dan commentnya ya gengs..

Tengkyuu😘

Salam,
Author
-Maaliyya ft MayuID30

Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang