3. Don't Give Up

17 1 0
                                    

Hari demi hari berlalu, setelah sekian banyak pencarian dan sekian banyak aku memasukkan lamaran pekerjaan, kini aku telah mendapat pekerjaan part time di sebuah restoran. Aku harap hasil dari kerja part time ku ini bisa menambah uang tabunganku sehingga aku tak perlu menunggu waktu yang lama untuk bisa menonton konser Bangtan.

Disini aku bekerja sebagai pelayan. Tentu, kerjaku adalah mengantar makanan dari dapur ke meja meja pelanggan. Awalnya, aku merasa kurang nyaman bahkan tidak suka dengan pekerjaan ini. Selain melelahkan karena harus selalu bolak-balik, terkadang ada pelanggan lelaki nakal yang menggodaku. Ada juga pelanggan-pelanggan yang memarahiku baik karena murni kesalahanku ataupun karena kesalahan pelanggan itu sendiri. Walaupun begitu, lama-kelamaan aku mulai terbiasa dengan pekerjaan ini. Aku mulai senang karena hasilnya sudah kurasakan. Selain untuk menambah uang jajan, tabunganku menjadi sedikit lebih terisi dibandingkan sebelum aku bekerja.

"Hmmm, lumayan sih. Tabunganku jadi lebih cepat terisi dibandingkan saat aku hanya mengandalkan dari sisa uang jajan."kataku saat melihat isi stoples tabunganku.

Kubuka tutup stoples itu dan ku muntahkan semua uangku dari mulut tutup stoples. Ku hitung uangku dengan cermat, lembar demi lembar dan recehan demi recehan. Ternyata, uangku masih terkumpul sembilan ratus ribu rupiah. Sedangkan biaya untuk nonton konser, akomodasi, dan biaya hidup di negri orang itu lebih dari tiga juta.

"Aduh, jumlah uangnya masih jauh. Kalau mengandalkan sisa uang jajan dan kerja part time mah, bakalan lama ini."gumamku.

Aku merebahkan tubuhku dikasur, sambil memutar otak. Aku mencari jenis jenis pekerjaan lain di internet, kira kira pekerjaan apa ya yang cocok denganku? Pekerjaan yang tidak mengganggu kuliah dan kerja part timeku saat ini. Hhh, kalau kerja part time yang ikut sebuah instansi atau perusahaan gitu sih, aku jamin bakalan nyita waktu lagi. Otomatis bakal ganggu kegiatanku yang lain.

Hmmm... gimana ya, gimana ya, pekerjaan apa nih yang cepet ngasilin duit dan ga ganggu aktivitasku. Ahhh, aku tau, hmmm.. masa sii mau jadi Youtuber? Tapii, aku kan belum punya konten bagus untuk memulai karirku di Youtube. Lagipula youtuber juga memerlukan modal yang besar untuk membeli alat-alatnya. Kamera, sound, mic, lighting, dan lain-lain. Itu semua ga murah. Kayanya aku harus minta saran seseorang deh.

Aku terpikir untuk menelepon kakakku, namanya Kak Diandra. Kakakku ini kerja di Jepang dan dia juga seorang Youtuber yang lumayanlah subscribernya. Konten Youtubenya yaitu bercerita tentang kehidupannya sebagai pekerja Indonesia di Jepang. Mungkin aku bisa minta saran ke dia. Ya, akan ku coba.

Eh, wait wait. Aku melupakan satu hal. Udah jalan tiga chapter dan kalian juga udah dengar ceritaku, tapi aku belum perkenalan sama kalian yaa. Maaf yah guys hehe.
Oke kita perkenalan yahh, Namaku Pramita Dinda Ayu. Panggil aja Ayu. Kalau mau lebih akrab, boleh panggil Ayy kok. Soalnya teman-temanku biasa panggil aku dengan Ayy. Aku kuliah di universitas negri ternama di Bandung. Ga usah ditanya lagi kan namanya apa. Kalian pasti udah tau kok. Kan kampusku terkenal banget. Meskipun aku kuliah di Bandung, aku ini bukan anak Bandung ya guys. Tepatnya aku anak dari kota lunpia. Apalagi kalau bukan Kota Semarang. Aku bisa kuliah di Bandung karena dapat beasiswa. Jadi, selain "ga bayar" kuliah, aku bisa merasa jadi anak yang sedikit bisa membanggakan orang tua guys. Dan satu lagi, aku juga bisa nabung dikit-dikit buat masa depan dan keinginanku hehe.

Ahh udah ah perkenalannya, lanjut ke cerita lagi yaw.

"Hallo, kak." aku memulai pembicaraan.

"Eh, ya. Hallo, Yu. Apa kabar?"balas kakakku di seberang sana.

Aku terdiam sebentar, "Kabar baik, kak. Kak, kakak lagi free ga? Aku lagi bingung nih. Boleh curhat ga kak? Sekalian mau minta saran."

"Hmm.. iya, dek. Kakak lagi free kok. Mau curhat apa?"kali ini, nada bicara kakakku jadi lebih lembut.

Aku menceritakan masalahku ke kakakku tercinta ini. Ia sepertinya mendengarkan dengan baik di seberang sana. Aku harap dia bisa membantuku menemukan jalan keluar.

"Aduhh... gua punya adek kok bege banget sii. Lapangan pekerjaan sekarang banyak woii."kakakku yang tadinya halus tiba-tiba sekarang jadi ngegas.

"Masalahnya, kerjaan apa yang cocok buat aku kak?"

Aku mendengar, kakakku sedang menghela napas, "Kamu sering belanja online kan?"

"Huum. Sering bat."

"Ni anak bege. Bisa belanja online ngapa ga jualan online?"

"O iya kak. Ngolshop ya. Iya iya. Makasii sarannya ya kak. Uluuu.. sayang kakak deh. Muah."aku langsung mematikan teleponku karena kegirangan. Aku sangat senang, bagai menemukan mata air di tengah padang pasir. Cielahh, lebay woii.

Ya, ya. Bener kata kakak. Aku bisa belanja online. Tapi masalahnya, aku mau jualan apa? Aku ga punya produk pakaian atau apapun, mau jualan makanan? Aku juga ga bisa masak. Duhh apa ya?

Oh ya, aku inget. Sahabatku, Nadia. Dia kan pinter masak. Kenapa aku ga ngajak dia buat kerja sama aja? Nadia sebagai produsen, aku sebagai distributor. Bener, bener. Kadang kadang ni otak encer juga kalau lagi butuh duit.

***
Ga butuh nunggu-nunggu, ga butuh waktu lama, ga butuh nanti-nanti,
Keesokan harinya, aku langsung menghubungi Nadia. Setelah melalui pemikiran yang panjang, akhirnya Nadia tertarik dengan bisnis yang aku tawarkan. Dia sangat bersemangat dalam bisnis ini. Alasannya classic. Karena kita sebagai mahasiswi, pastinya kita sama sama butuh duit.

Jujur, aku ngga bohong. Masakannya Nadia itu enak banget guys dan udah terkenal banget di kampus kalau Nadia itu jago masak. Nah, makanya olshop makananku, ini jadi laris dan cepet maju banget. Eh, bukan olshop guys. Untuk pemasarannya aku pakai media aplikasi ojek online ya guys.

Hari demi hari, bulan demi bulan, usaha makanan online kami mengalami prospek yang baik. Banyak pesanan masuk baik dalam kota maupun dari luar kota. Sampai kami sedikit kewalahan dibuatnya.
Karena pesanan yang terus naik baik dalam maupun luar kota, aku dan Nadia buat sebuah inovasi. Masakan Nadia kita jadiin inovasi makanan instan tujuannya agar memperlambat masa pembusukannya terlebih lagi untuk dikirim ke luar kota. Barulah makanan instan ini kita pasarkan lewat media olshop dan memasukkannya ke beberapa toko kelontong.

Tuhan itu maha baik. Usaha memang tak pernah mengkhianati hasil. Uang tabunganku naik sedikit demi sedikit. Pelan tapi pasti, impianku untuk pergi ke konser akan segera terwujud. Aku akan segera bergabung dengan Army lainnya untuk bersama sama membuat Purple Ocean. Aku akan segera bertemu kalian Uri Bangtan. Dan aku akan bertemu kamu, Taehyung Oppa. Aku akan segera bertemu kamu.

***

Thanks for reading and vote, gengs.


See you on Chapter 4 ya😉

Salam,
Author.
-Maaliyya ft MayuID30

Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang