O2 ; siapa ?

26 5 0
                                    

' masa lalu yang mulai mengejar
bahkan tidak tau cara berhenti '
- T A N A H S U N D A, OO2

[ - ]

"eh, kamu teh Adimas kan?" ucapan gadis itu membuat Adimas juga Adipati saling melemparkan tatapan mengisyarakat siapa gadis ini. rasa rasa, Adimas tidak pernah bertemu atau bahkan berteman dengan nya.

"siapa ya?" tanya Adimas. gadis itu mendecih pelan sembari sedikit memajukan bibirnya, "Naresha, masa lupa?" ujar gadis itu. Adimas berfikir sebentar, kapan ia pernah kenal dengan gadis bernama Naresha? apa teman lama nya disekolah? atau anak pemilik gorengan yang kerap ia beli?

"ah maaf sebelumnya, saya lupa. Naresha mana ya?" ujar Adimas. gadis itu memutarkan bola matanya, terlihat mimik kesal karena Adimas ternyata tak mengenalnya. "kalo bukan siapa - siapa jangan sokap teh" celetuk Adipati yang sedang mengusap layar ponselnya dengan jari jemarinya.

"loh siapa yang sokap? Mas, sumpah kamu lupa sama aku?" ujar gadis itu dengan suara yang agak keras dan juga ada penekanan. Adimas benar benar tidak mengingatnya sama sekali. "permisi, tapi saya emang ga inget. masa saya harus paksain saya inget?" ujar Adimas dengan penekanan namun wajahnya sangat datar.

"sha?" ujar seorang pria dari luar angkot. Adimas, Adipati, juga Naresha menoleh ke pria tadi. "sha ngapain kamu diangkot? aa Adimas kan nunggu diluar" lanjut pria itu.
jadi, Naresha salah orang?

Naresha langsung menatap Adimas yang kini tengah tersenyum dengan mengangkat satu sudut bibirnya. "eh maaf banget mas, saya kira kamu Adimas kakak saya. maklum saya lupa muka kakak saya maaf banget" ujar Naresha spontan. Adimas hanya mengangguk dan membiarkan Naresha turun.

Naresha masih menatap angkot itu sembari berjalan ke mobil sang kakak. 'malu malu malu' gerutu Naresha dalam hati.

"tuhkan dek, itu efek samping aa mu yang terlalu ganteng" ujar Adimas yang hanya dibalas tatapan tak minat oleh Adipati.

[ - ]

"tok tok tok, assalamualaikum" ujar Adimas sembari mengetuk sebuah pintu rumah yang terbuat dari kayu yang mulai usang dengan ukiran ragam hias yang cukup indah.

"waalaikumsalam" ujar seorang wanita yang cukup tua menggunakan pakaian daster bercorak bunga mawar sembari membukakan pintu. "eh Adipati Adimas, ada apa?" tanya wanita itu.

"nenek kangen" ujar Adipati sembari memeluk neneknya itu, neneknya pun membalas nya dengan pelukan hangat. "kok ga bilang kalau kalian mau ke sini?" tanya nenek sembari mengelus rambut Adimas.

"biar sesurupris" ujar Adimas sembari tersenyum lebar. "suprise kak suprise" ujar Adipati menatap kakaknya kesal. "ya intinya itu lah" cibir Adimas.

"udah udah, yu masuk. barangnya taro di dalem" ujar nenek sembari berjalan masuk diikuti Adipati juga Adimas yang membawa barang barang.

terlihat bagian dalam rumah yang bersih juga rapih. bingkai bingkai foto menghiasi tiap bagian dinding. Adipati tersenyum lebar saat melihat fotonya saat masih kecil dipajang juga oleh sang nenek.

   Adimas juga tersenyum tipis saat melihat fotonya masih disimpan bahkan di taruh di dinding oleh sang nenek, jujur di rumah bahkan tidak ada fotonya masih kecil yang dibingkai ataupun ditaruh di dinding

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Adimas juga tersenyum tipis saat melihat fotonya masih disimpan bahkan di taruh di dinding oleh sang nenek, jujur di rumah bahkan tidak ada fotonya masih kecil yang dibingkai ataupun ditaruh di dinding.

   Adimas juga tersenyum tipis saat melihat fotonya masih disimpan bahkan di taruh di dinding oleh sang nenek, jujur di rumah bahkan tidak ada fotonya masih kecil yang dibingkai ataupun ditaruh di dinding

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kenapa kalian teh senyum senyum kaya gitu?" ujar nenek sembari duduk dikursi goyang kesayangannya. "hehe gapapa nek, cuman ya nek liat ganteng banget anak kecil difoto ini" ujar Adipati sembari menunjuk fotonya yang masih kecil. nenek hanya tersenyum dan menggeleng geleng heran. sedangkan Adimas sudah menatapnya dengan tatapan membunuh.

"tujuan kalian kesini tuh ngapain?" tanya nenek. "kita kesini buat ya liburan lah, sumpek dirumah nek" ujar Adimas duduk disofa samping neneknya. Adipati masih asik melihat lihat bingkai foto dan menatap ketampanannya sendiri.

"kalian bakal lama disini?" tanya nenek membuat Adimas menatap ke arah Adipati namun Adipati masih asik menatap foto. 'heran' batin Adimas.

"tergantung nek, tapi pengennya mah lama" ujar Adimas. nenek hanya mengangguk dan terdiam. "Adipati kan masih sekolah, apa gamau disekolahin disini aja?" tanya nenek.

Adipati langsung mengalihkan perhatiannya ke sang nenek juga kakaknya. "boleh kok!, Adipati seneng sekolah disini daripada dibekasi wusshh" ujar Adipati mengakhiri ucapannya dengan gaya aneh membuat Adimas ingin resign menjadi kakaknya.

"sekolah aja disekolah depan, deket. murah juga kok" ujar nenek sembari menutup kedua matanya. "tapi nek, Adimas gak bawa uang untuk itu" ujar Adimas membuat nenek membuka matanya. "kamu bisa pake uang tabungan nenek, lagipula itu awalnya emang buat Adipati" ujar nenek.

Adimas hanya mengangguk. "kalian istirahat aja, Adimas mau daftarin sekarang?" tanya nenek. "loh? bisa sekarang?" kaget Adimas, biasanya kan menunggu tahun ajaran baru. "iya, bisa kok" ujar nenek, "sana pergi" lanjutnya.

Adipati hanya tersenyum lebar karena senang mendengar akan sekolah di Bandung. dari dulu ia ingin sekali sekolah di Bandung namun ibunya malah pindah ke Bekasi.

· · ─────────────────── · ·

✎┊T A N A H S U N D A
by . harutoniverse

A / N note 's
❁〬 ៸៸ halaman dua telah di update, jadi gimana gengz? saya masih amatiran, jadi maaf jika ada kesalahan dalam bahasa atau penggunakan titik koma. jangan lupa pencet bintangnya !

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TANAH SUNDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang