***
I'm exactly the same
I think I've lost everything
***
"Ya Jeon Jungkook!"
Sapaan ringan dari sosok di belakangnya membuat orang yang dipanggil menoleh. Menemukan lekat manik gelap seorang pemuda yang terlihat santai sekali berdiri tepat disampingnya. Menunggu elevator gate A terbuka bersama seorang karyawan yang memegang kunci akses. Berdiri beberapa langkah didekat mereka berdua.
Jeon Jungkook tak pernah absen diberi senyum kotak khasnya; setiap hari, dan setiap pagi.
"Hyung," Jungkook memberikan atensi seadanya. Suasana hatinya sedang buruk dan dia sedang malas meladeni orang-orang sebenarnya. Perutnya masih sedikit mual. Tapi akhirnya pemuda itu melempar senyum tipis. "Sudah sarapan?"
"Baru saja selesai. Kau? Sudah sarapan?"
"Belum sempat. Aku harus mengejar pertemuan pukul delapan." Jungkook menjeda sekilas menatap arloji di tangan kiri. "Setengah jam lagi, sial."
Kim Taehyung hanya mengangguk tak tertarik. Namun tatapannya tak lepas dari bagaimana gerak-gerik Jungkook yang kini sudah bersamanya di dalam elevator menuju lantai dua puluh.
"Kau mabuk lagi?"
Sial.
Jungkook tak akan pernah bisa luput dari apapun aktivitasnya jika dirinya masih berteman dengan Kim sialan Taehyung. Dan lagi darimana bajingan ini tahu?
"Oh, tenang. Aku hanya bertanya. Jangan laser aku dengan tatapanmu itu, tolong?"
"Sinting."
Kim Taehyung tergelak. Sepertinya suasana hati orang ini sedang baik. Jungkook tak ambil pusing. Karena faktanya dirinya memang mabuk semalaman, sendirian di pub dekat apartementnya. Entah sejak kapan duduk disana menjadi hobi baru baginya. Tidak, hobi lama yang kembali.
Dia bahkan berhalusinasi, seseorang yang mirip dengan istrinya, menyambut dirinya ketika sampai di depan pintu kamar. Memberinya sedikit ciuman singkat dipipi, begitu lembut dan terasa nyata. Lalu semuanya gelap.
Oh, sial.
"Kau harus berhenti," suara disampingnya berkata lagi, "Jimin bilang, dia sering melihatmu terkapar di jalanan seorang diri. Beruntung semalam, Jimin lagi-lagi melihatmu. Jika bukan dia yang memapahmu ke apartemen, kau akan berakhir dikantor polisi seperti sebelumnya."
Kim Taehyung bicara seolah hal tersebut adalah hal enteng dan bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan. Tetapi Jungkook tau dalam nadanya, pemuda itu menyuruh dirinya berhenti. Seolah menampar Jungkook diam-diam.
"Aku sudah sering berterima kasih padanya. Apa masih kurang?" Jungkook tak pernah merasa elevator menuju lantai dua puluh selama ini.
"Kim Hana sudah tidak ada, Jeon Jungkook."
Tiba-tiba ada sentrum yang menghantar telinga Jungkook hingga membuat degupan jantungnya memacu. Tanpa sadar dirinya sudah mengepal kerah Taehyung diikuti geraman tak suka yang Jungkook tidak mengerti dari mana datangnya.
Dia marah dan dia tidak suka jika ada yang menyebut istrinya telah tiada. Karena Hana masih ada, dan dia yakin akan hal itu. Wanitanya pasti pulang.
"Kau bilang apa?"
Taehyung tetap tenang. Tak membalas, tak bergerak, hanya tenang. Ekspresi wajahnya tak jauh berbeda. Tidak ada emosi disana. Semua terserap dalam tatapan waspada yang terhubung dengan iris gelap dan kilatan amarah Jeon Jungkook.
"Katakan sekali lagi, maka hidungmu akan hancur." Jungkook masih mendidih namun masih sanggup mengontrol.
Taehyung hanya bisa menarik napas satu-satu dan berbisik. "Relakan dia, Jungkook-ah."
Jungkook ingin mendamprat wajah tampan Kim Taehyung. Namun lelah yang terselubung pada dikalimat yang diucapkan pemuda itu membuat logika Jungkook kembali saat itu juga.
Bunyi elevator membuat mereka berdua refleks berjauhan. Jantung Jungkook masih berdebar dan dia sedikit gemetar bersamaan dengan pintu yang menggeser terbuka.
Kim Taehyung membetulkan kerah kemejanya yang kusut dan segera keluar dari ruang sempit itu begitu saja. Meninggalkan Jungkook dengan rasa kalut yang luar biasa dia tahan setengah mati.
Dirinya kemudian mengikuti langkah Taehyung sambil menahan angkara kuat-kuat.
Jungkook akhirnya sampai di ruang rapat dengan Taehyung sebagai moderator yang tengah bersiap dengan berkas-berkasnya lalu duduk disamping kursi Jungkook.
Dirinya menunduk saat matanya bertemu dengan mata Park Jimin yang duduk dikursi bersebrangan dengannya. Dengan wajah yang menatapnya penuh keingintahuan tetapi lekas membuang tatapannya kembali. Berpura-puta tak ada yang terjadi.
Tidak peduli, Jungkook langsung memberikan salam sopan untuk semua tamu yang telah hadir, tak lupa lebaran senyum kasual yang mengiringi rapat untuk proyek baru mereka.
Ketika Jungkook sudah duduk di kursinya setelah semua orang ikut berdiri pula untuk menyambut, Taehyung berdiri.
"Baiklah, dengan ini rapat pertemuan hari ini dimulai. Nama saya Kim Taehyung selaku moderator. Sebelumnya, saya akan membacakan pembahasan pada rapat sebelumnya tanggal sepuluh Maret 2019 yaitu terlampir sebagai berikut..."
***
To be continue....
050620
Thanku Jeon Jungkook for the present.
I do still with you💜
KAMU SEDANG MEMBACA
💍𝓋𝑒𝓇𝓉𝒾𝓂𝑒 // JK [ON HOLD]
Fiksi Penggemar[ON HOLD] sampe banyak yang baca wkwkwkwkwk Jungkook belum bisa melupakan Hana. Sampai suatu hari, koleganya memberi kejutan ulang tahun di kantor dan segalanya makin terasa sulit. Mei 2020