Jaehyun segera berlari ke mobilnya dengan tergesa gesa. Beberapa menit yang lalu kesayangannya meneleponnya dan berteriak karena lagi lagi jaehyun lupa menjemputnya.
Jaehyun segera memasuki mobil dan memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tapi ditengah jalan tiba tiba terjadi macet. Membuat jaehyun membuang nafas kasar. Dia membuka jendela mobilnya dan bertanya pada mobil disampingnya.
"Permisi tuan" panggil jaehyun sopan pada laki laki berusia 50 tahunan.
"Iya ada apa?" Tanya laki laki tersebut.
"Tumben jalan ini macet, apa terjadi sesuatu?"
"Katanya ada kecelakaan didepan"
"Ahh kalo begitu terimakasih"
"Sama sama"
Jaehyun membuang nafas gusar. Merutuki kebodohannya yang lebih mementingkan rapat daripada kekasih manisnya.
Dia baru akan menghubungi kekasihnya sebelum panggilan masuk.
"Sayang ......"
"KENAPA LAMA SEKALI !! JARAK KANTORMU DAN HALTE ITU TIDAK JAUH JUNG PABBO JAEHYUN"
Jaehyun menjauhkan teleponnya saat mendengar suara teriakan kekasihnya.
"Disini macet sayang, ada kecelakaan. Tunggu sebentar ya"
"Aku sudah menunggu lama disini, apa kau benar benar sudah tidak peduli lagi padaku"
"Tentu saja aku peduli tapi disini macet, aku tidak bisa berbuat apa apa. Aku juga tidak bisa putar balik"
"Ck terserah"
Telepon dimatikan sepihak membuat jaehyun menghela nafas berat.
.
.
.Eun woo menggerutu sejak dia mematikan telepon sepihak dengan kekasih bodohnya itu.
Dia benar benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran jaehyun. Dia jadi heran kenapa masih sangat mencintai namja bodoh seperti jaehyun.
Eun woo sudah menunggu selama 1,5 jam dihalte dekat kampusnya. Awalnya disini rame tapi semakin berkurang saat mendung mulai memenuhi langit kota Seoul. Dan akhirnya disini Eun woo sendiri menggerutu tidak karuan. Jika tau begini Eun woo akan memilih naik bus atau ikut Jungkook pulang.
Eun woo bergerak gelisah saat udara semakin dingin dan cuaca semakin gelap. Apalagi dia sendiri dan dikanan kirinya adalah taman bermain bukan perumahan. Membuat suasana menjadi lebih sepi. Lagipula siapa yang mau bermain di cuaca seperti ini.
Eun woo memeluk tasnya dan menggosok tangannya untuk mengurangi dingin yang semkain menusuk tulang. Kembali berdecak kesal saat jaehyun belum kesini.
Eun woo semakin sebal ketika air mulai turun membasahi jalan. Dia sudah malas menelepon jaehyun. Dia pasrah jika dia mati kedinginan, setidaknya dia nanti akan menghantui jaehyun sampai jaehyun mati ketakutan.
Meong meong
Eun woo menoleh ketika mendengar suara kucing. Berusaha mencari asal suara tersebut.
Meong meong meong
Eun woo menatap pohon besar yang ada di seberang jalan. Dia ingin sekali kesana. Namun, air hujan membuat dia berhenti. Dia menjadi bimbang. Suara kucing itu benar benar menyayat hatinya. Tapi dia akan kedinginan jika menerobos hujan. Dia pun tidak tau kapan jaehyun akan datang menjemputnya.
.
.
.Jaehyun mengemudi dengan perasaan gundah. Sekarang hujan deras dan Eun woo sendirian. Dia benar benar merutuki kebodohannya.