Warning warning.
.
.
.Malam yang dingin menerpa kota Seoul sejak kemarin. Membuat sebagian besar manusia pasti akan memilih bergelung di dalam selimut tebal dengan ditemani makanan dan minuman hangat. Tapi tidak dengan pria tampan yang tengah menikmati malam di atas rooftop gedung apartemen. Membiarkan angin menerbangkan helaian rambut coklatnya. Tidak ada alasan dia harus bergelung dalam selimut seperti manusia lainnya. Mungkin karena dia memang bukan manusia.
"Tuan"
Suara serak asisten pribadinya membuat pria tampan tersebut menoleh. Hanya wajah datar yang terlihat di wajah tampannya.
"Saya sudah menemukan orang yang cocok untuk meneruskan keturunan Anda" kata Taeyong - asistennya.
"Benarkah? Siapa?" Tanya lelaki tersebut.
"Ini data yang saya peroleh" kata Taeyong menyerahkan map tersebut.
Lelaki tampan itu membuka map tersebut dan tersenyum miring.
'Cha Eun Woo' batinnya saat membaca nama yang tertera.
"Laki laki eoh? 18 tahun?" Tanya lelaki tersebut.
"Dari hasil yang kami dapat hanya dia yang bisa tuan, jika anda tidak berkenan saya akan mencari..."
"Tidak perlu. Siapkan semua yang diperlukan" potongnya.
"Baik. Saya permisi"
Taeyong segera pergi meninggalkan sang tuan yang tersenyum senang.
'Mari kita bersenang senang Eunwoo'
.
.Pria manis dengan kacamata bulat itu berdecak kesal saat dia tidak memahami mata pelajaran yang tengah dia kerjakan. Padahal besok ujian matematika dan pria tersebut masih belum dapat memahami satu materi.
Dia berusaha dengan keras. Sesekali meminum susu coklat yang telah dingin. Dia harus mendapatkan nilai bagus setiap ujian. Agar beasiswa yang di berikan padanya tidak berakhir sia sia dan dia bisa membahagiakan bibi Kim yang sudah merawatnya sejak kecil.
Saat jam menunjukkan pukul 23.00 Eun woo baru selesai belajar. Dia meregangkan badannya dan merapikan bukunya. Tidak sabar ingin segera bercumbu dengan kasur dan selimut hangat kesayangannya.
Eunwoo merebahkan tubuhnya dan bermain ponsel untuk beberapa menit. Lalu tak lama dia sudah terlelap ke alam mimpi.
Brak
Bruuaakk
Brak
BrukEunwoo yang sedang tertidur membuka matanya secara paksa saat mendengar suara yang cukup keras.
Sebenarnya dia mengantuk, sangat malah. Tapi dia juga tidak bisa membiarkan suara tersebut."Jangan jangan maling" gumam Eunwoo pelan. Tapi apa yang maling dapatkan dengan membobol rumahnya. Tidak ada harta berharga disini.
Eunwoo baru saja akan beranjak turun dari kasur saat pintu kamarnya terbuka dan ada beberapa orang berpakaian hitam.
"Si-siapa kalian?" Pekik Eunwoo.
Eunwoo takut. Sungguh, dia tidak pernah berfikir bahwa dia punya musuh dan dia juga tidak kenal dengan pria tampan berambut merah di depannya ini. Apalagi tampang mereka menyeramkan dan mereka sudah membobol rumah kecil yang dia sewa.