PERALIHAN

151 80 34
                                    

Harus tegar! Hidup ini keras.-Ravz

"Hai, apa kabar nak? Ini ibu kandungmu. Bunda masih hidup."

"Bundaaa." Kata Ravanya seraya memeluknya.

"Bunda senang bisa bertemu denganmu, gadis yang berusaha selalu tegar. Kamu gadis kuat nak, jangan menyerah ya! Bunda mau ke sana dulu, nanti juga ke sini. Jaga dirimu baik-baik ya."

"Iya, hati-hati bundaa!"

"Cepat! Waktumu tinggal sedikit. Dia sudah berada di sini." Suara seorang lelaki.

Dorr dorr dorr

Tiba-tiba peluru melesat di punggung bunda.

"Bundaaa." Kata Ravanya sambil berteriak.

"Nak kamu kenapa? Bangun!" Ucap Hardian Hamzah, ayah kandung Ravanya.

Hhhh hhh hhh

Ravanya bernafas dengan terengah-engah.

Untung saja itu semua hanya mimpi.

"Kamu baik-baik saja kan nak?"

"Baik yah."

Sebenarnya sih tidak. Tapi, Ravanya berpura-pura semuanya baik-baik saja. Padahal di mimpi itu dia melihat darah bercucuran dari punggung bunda. Sedangkan dia sendiri takut dengan darah.

"Kamu kenapa?"

"Aku mimpi buruk yah."

"Semoga saja mimpi itu bukan kenyataan. Sebentar lagi kita sampai di rumah. Kamu jangan tidur lagi ya nak."

"Aamiin, oke yah."

Mereka menaiki mobil menuju Semarang. Ayah angkat Ravanya sibuk, jadi dia pergi ke sana dengan ayah Hardian Hamzah.

    Pikiran Ravanya masih melayang pada mimpi itu.

Apa benar bunda masih hidup? Jika bunda masih hidup, syukurlah aku masih bisa melihatnya. Tetapi, yang aku takutkan adalah kejadian mengenaskan dalam mimpi itu terjadi. Karena hampir sebagian dari berbagai mimpiku itu terjadi.

Ravanya melamun, pandangannya kosong, rasa khawatir muncul dalam benakknya, dan pertanyaan-pertanyaan pun muncul.

Cttttttt

Ravanya tersadar dari lamunannya.

"Yah kok ngerem dadakan sih, aku kaget tau."

"Maaf, tadi ada kucing lewat. Vany kamu jangan melamun! Udah jangan difikirin mimpi itu. Mimpi hanya bunga tidur."

"Iya yah, maaf."

Ayah pun menancapkan gas mobilnya.

Selang beberapa waktu akhirnya mereka sampai di rumah ayah. Rumahnya megah, mewah, besar, pokoknya orang kaya banget dah.

"Sudah sampai nak, ayo masuk."

"Iya yah."

"Sayang mari ke sini dia sudah sampai."

"Hai, semuanya." Sapa Ravanya.

Hanya dibalas seuntai senyum manis.

"Vanya kenalin ini ibu tirimu, Alisa Hamzah."

"Vanya, bu." Ucap Ravanya seraya bersalaman.

"Udah besar yah." Katanya.

"Ini kakakmu Sidik Anugrah Hamzah."

"Vanya, kak."

"Dia sekolah di SMA Nusa Bangsa, nanti kamu sekolah disana juga ya!"

Apa SMA Nusa Bangsa? Berarti dia satu sekolah sama Fakih dong. Kebetulan banget sih.

Secret [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang