O6

1.5K 204 3
                                    

Hyunjin melangkah keluar dari dalam gereja setelah rumah ibadah itu sepi pengunjung. Bibirnya tersenyum tipis melihat butiran salju turun perlahan di sore hari itu. Ia baru saja selesai melakukan ibadah natal.

Maniknya menemukan sosok lelaki bersurai abu yang terbalut jaket kulit berdiri di depan mobil sedan hitam dengan sepuntung rokok terapit di bibirnya. Kakinya bergerak mendekati lelaki itu ketika pandangan mereka bertemu dan lelaki itu memberi gestur agar ia mempercepat langkahnya.

Pukulan ia berikan pada perut berotot Chan ketika lelaki itu dengan tidak tahu malunya mengecup bibirnya bersamaan dengan pinggangnya yang ditarik mendekat dengan remasan lembut. "Gak tau malu ya Lo." desisnya sengit yang dibalas dengan kekehan geli dari Chan.

"Ayo. Salju makin tebal, nanti Lo demam." titahnya mengusak surai legam Hyunjin guna membersihkan butiran salju yang menyangkut di sana. Hyunjin mengangguk dengan senyuman tipis sebelum mengikuti Chan untuk masuk ke dalam mobil sedan milik keluarga Bang.

Sedan hitam itu perlahan melaju meninggalkan gereja tempat keduanya beribadah. Rencananya mereka akan menghabiskan malam natal bersama berdua setelah makan malam bersama dengan keluarga dari lelaki keturunan Aussie itu.

Mereka memang terbiasa untuk merayakan natal bersama, bergantian tiap tahun. Karena tahun lalu mereka sudah ikut makan malam bersama dengan keluarga Hwang, maka tahun ini mereka memutuskan untuk makan malam bersama dengan keluarga Bang. Barulah keesokan harinya mereka akan berkumpul di kediaman keluarga Hwang.

Hyunjin menyandarkan kepalanya pada bahu Chan selama diperjalanan menuju kediaman Bang yang memang cukup jauh dari pusat kota. "Abis makan malam mau lanjut ngapain?" tanya Chan menoleh sekilas pada Hyunjin yang seddang menyamankan posisinya lalu kembali menatap jalanan.

"Dunno. Netflix and chill, maybe?"

Tawa Chan mengelegar mendengar penuturan asal jeplak dari yang lebih muda. Ia dengan gemas menyubit hidung bangir Hyunjin. Chan meledeknya dengan sesekali memperhatikan wajah Hyunjin yang merengut. "Say that again and I'll kick you, Chris." dengus Hyunjin jengah akan sahabatnya.

Chan kembali terkekeh, "Okay, okay. Jadi bayi gula Gue mau apa?" pertanyaan Chan kembali menghasilkan pukulan pada paha tebalnya, membuat sang empu meringis.

"Berengsek. Gue gak sudi jadi bayi gula Lo." desis Hyunjin sebal dengan panggilan yang diberikan oleh Chan. Sungguh, ingin rasanya ia menenggelamkan sahabatnya ini di Sungai Han.

"Cuddle." gumam Hyunjin ketika mobil yang dikendarai oleh Chan perlahan memasuki komplek perumahan tradisional. Chan tersenyum tipis. Ia membubuhkan satu kecupan pada pipi gembil Hyunjin setelah memarkirkan sedan hitamnya dengan sempurna pada garasi rumah orang tuanya.

"Ok. You got it."

Pintu kamar dikunci setelah keduanyamasuk ke dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pintu kamar dikunci setelah keduanyamasuk ke dalamnya. Mereka berdua langsung menuju kamar lelaki Bang di lantai dua sesudah melakukan makan malam bersama keluarga Bang. Dua gelas berisi susu coklat serta setoples kukis coklat chip terhidang di atas nakas tempat tidur.

Kamar dengan dominasi putih itu temaram, hanya ada cahaya dari layar smart tv milik Chan serta lampu tidur di atas nakas yang menerangi kamar itu. Chan melangkah menuju ranjangnya yang sudah ditiduri oleh Hyunjin terlebih dahulu setelah ia kembali dari kamar mandi untuk membersihkan diri.

Hyunjin tak mengucapkan sepatah katapun, namun dari gestur yang ia buat, Chan tau bahwa lelaki bersurai legam itu menuntutnya untuk segera memberikan pelukannya. Chan terkekeh lembut karena begitu ia mengambil posisi di sebelah Hyunjin, lelaki dengan tahi lalat itu langsung meringkuk dalam dekapannya.

Selimut tersampir di tubuh keduanya, mereka saling berbagi kehangatan dengan berpelukan di bawah selimut. Keduanya terfokus pada layar televisi yang sedang menayangkan film yang cukup menarik bagi keduanya dengan sesekali mengunyah kukis coklat buatan Mama Bang.

Hyunjin mengecup rahang tegas Chan ketika adegan lelaki dan wanita berciuman memenuhi layar. Chan merunduk untuk menatap Hyunjin, senyum tipis terukir menyadari sebuah kode dari lelaki itu.

Bibirnya mendarat dengan lembut tepat diatas bibir tebal Hyunjin yang terlihat merona. Sesi ciuman mereka akan selalu panas dan bergairah. Cukup menguras oksigen bagi keduanya.

Televisi pintar itu tak lagi menjadi pusat perhatian keduanya. Chan dengan lembut mengecupi wajah serta rahang Hyunjin sembari melepas kancing piyama kembar yang mereka kenakan milik Hyunjin. Jemari Hyunjin sesekali meremat surai kelabu Chan ketika lelaki pucat itu menyesap permukaan kulitnya perlahan. Lenguhan halus pun tak luput lolos dari sela bibir seksinya. Hyunjin memekik disela desahan halusnya, Chan baru saja mengerjainya dengan lembut.

Hyunjin kembali meringkukan tubuhnya pada pelukan Chan setelah Chan mengakhiri permainan kecil yang membuatnya merasa melayang. Tubuhnya ia biarkan berantakan dengan hickeys tersebar dimana-mana. Chan memejamkan matanya, menggeram rendah saat Hyunjin membuat sebuah bitemark diperpotongan lehernya. Lenguhan tertahan kembali terdengar beberapa kali dari mulut Chan, Hyunjin juga mengerjai tubuhnya.

Keduanya saling mendekap setelah saling mengerjai satu sama lain hingga mencapai putih kenikmatan. Wajah Hyunjin terbenam dalam dada bidang Chan yang penuh akan hickeys buatannya. Sedangkan wajah Chan bersembunyi di sela ceruk leher Hyunjin.

"Merry christmas, Sam."

"Merry christmas, Chris."

Mereka berdua saling berdoa untuk masing-masing setelah mengucap selamat natal satu sama lain. Dalam doa keduanya, mereka berharap hal yang sama, memohon untuk kebahagiaan selalu berada disisi mereka berdua, dan semua hal yang baik lainnya serta mengucap rasa syukur karena mereka memiliki satu sama lain saat ini.

 Dalam doa keduanya, mereka berharap hal yang sama, memohon untuk kebahagiaan selalu berada disisi mereka berdua, dan semua hal yang baik lainnya serta mengucap rasa syukur karena mereka memiliki satu sama lain saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
torpe ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang