O4

1.5K 234 3
                                    

Langit malam kali itu terlihat cantik berhias serpihan kilau mengkelip. Manik karamel itu memandang dengan binar bahagia meski bibirnya hanya mengukir senyum kecil.

"Nih,” kepalanya menoleh pada asal suara, bibirnya tersenyum manis begitu melihat satu kaleng minuman dengan kandungan alkohol tersodor untuknya.

Tangannya dengan cekatan menerimanya, "Terima kasih hadiahnya.” ucapnya pelan sebelum membuka minuman kalengan itu dan menegaknya. Ucapan terima kasihnya hanya dibalas dehaman saja oleh Chan yang mendudukan diri tepat disebelahnya dengan sesekali menegak minumannya.

Balapan ringan antara Chan dan Hyunjin dimenangkan oleh Hyunjin secara mutlak. Tidak ada kecurangan sama sekali, keduanya bersaing secara sehat. Hyunjin sampai pertama kali di atas bukit belasan detik lebih cepat dari Chan yang tertinggal dibelakangnya.

Hyunjin tertawa senang melihat Chan menggerutu kesal karena kalah darinya. Ia pun hanya meminta untuk ditraktir cemilan sepuasnya oleh Chan di minimarket tak jauh dari tempat mereka akan menginap hari itu.

Keduanya terbaring di atas hamparan rumput yang terletak di belakang Villa, menatap langit malam yang terlihat cerah. Kepala keduanya saling bersebelahan dengan arah berbeda. “Chris,”

Dehaman dari lelaki bersurai abu itu menjadi jawaban panggilannya, “Lo, sayang sama gue?” pertanyaan random itu lewat sekelibat di otaknya, membuatnya penasaran.

Chan terkekeh mendapatkan pertanyaan itu dari sahabatnya, ia menolehkan wajahnya untuk menatap side profile Hyunjin yang terlihat menakjubkan dibawah terpaan sinar rembulan. "Yeah. I love you a lot, Sam.” balasnya dengan senyuman tipis di wajahnya.

Hyunjin tersenyum kecil ketika Chan mengukung kepalanya. “Kenapa? Apa anxiety lo mulai kambuh?” tanyanya dengan pandangan khawatir.

Tawa kecil dan gelengan pelan dari Hyunjin membuat Chan menghela nafasnya lega. "Hanya ingin memastikan kalau lo bener bener sayang sama gue, hehe." ujarnya dengan kikikan pelan diakhir kalimatnya.

I love you. i love you. I love you.” Dua kecupan ringan dibubuhkan oleh Chan di kening dan hidung Hyunjin setiap Ia mengucapkan kata-kata sayang itu. Di kata terakhir Ia mendaratkan bibirnya tepat diatas bibir tebal Hyunjin dengan memberikan lumatan serta sesapan lembut yang membuat keduanya terkekeh kecil diantara pagutan tersebut. “Gue selalu ada di belakang lo kalau lo butuh rumah.” bisik Chan setelah melepas pagutannya.

Hyunjin dengan perlahan meringkukan tubuhnya ke dalam dekapan hangat Chan, membenamkan wajahnya di ceruk leher Chan. Pria pucat itu hanya terdiam merasakan lembab di permukaan kulitnya, Hyunjin pasti sedang menangis. Tangannya, dengan telaten mengusap punggung serta bagian belakang kepala Hyunjin, mencoba menenangkannya. Kaos hitamnya diremat kuat oleh Hyunjin seiring makin basahnya bahunya.

"Mau cerita?” pancingnya setelah merasa tangisan Hyunjin mereda sedikit. Satu gelengan lemah didapat membuat Chan paham jika Hyunjin sedang tidak ingin membagi masalahnya.

Chan mengecup pucuk kepala Hyunjin dengan penuh sayang. “Cerita kalau Kamu mau, okay?" ujarnya menepuk-nepuk belakang kepala Hyunjin. Sudah menjadi kebiasaannya menggunakan aku-kamu jika Hyunjin sedang dalam masa terguncang.

Rematan pada punggungnya menjadi sebuah jawaban singkat yang membuatnya tersenyum tipis. “Hyunjin sayang Chan." cicitnya begitu lirih.

Tawa khas Chan menggema setelah mendengarnya, Ia gemas sekali dengan sahabatnya yang sedang dalam mode manja hingga memanggil dirinya sendiri dengan nama aslinya. "Iya. Chan juga sayang Hyunjin."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
torpe ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang