Haiii ... selamat pagi. Semoga semuanya sehat-sehat ya dalam lindungan Tuhan dan semoga juga puasanya lancar.
Happy reading ...
🌲🌲🌲
Background song : Power – Little Mix feat. Stormzy
Quotes:
A girl should be like a butterfly
Pretty to see, hard to catch🌷🌷🌷
Walaupun Mas Hanniel sudah kembali dari Singapore pada tengah malam tapi Colin sudah terlalu mengantuk untuk pulang ke rumah Bunda. Lagipula besok pagi dia harus berangkat ke Surabaya untuk meninjau Rumah Sakit Charity Golden di sana.
Setidaknya Colin bisa lega dan tidur pulas karena sudah ada Mas Hanniel yang akan menjaga Hansel. Dan lagi demam Hansel sudah berhenti sejak pulang dari rumah sakit tadi.
Paginya Hansel sudah kelihatan ceria tapi anak itu tidak mau lepas dari pelukan Daddynya. Yang paling menyebalkan adalah sikap kakaknya yang tidak berhenti mengganggu dirinya.
"Daddy, masa semalam Papi Colin ketemu sama calon istrinya lho ..." goda Carmen sambil memainkan matanya ke arah Hanniel.
Colin mengernyit bingung. Perasaan sih dia nggak pernah punya pacar, apalagi calon istri deh.
"Oh ya? Berarti bentar lagi Ayah Bunda mantu lagi dong."
"Emang siapa sih, Kak? Kok aku sendiri nggak tahu kalo punya calon istri?"
Carmen tergelak pelan. "Alahh ... pura-pura nggak tahu gitu! Padahal semalem kamu sempet berantem sama dia."
"Si 'Sop Ayam' itu?" Colin mendelik sinis.
"Ciee ... yang udah punya panggilan sayang."
"Siapa itu 'Sop Ayam', Mi?"
"Dokter London, Dad. Anaknya Papa Noel sama Mama Sekar."
Hanniel terbeliak. "Kamu pacaran sama London?"
Colin memutar bola matanya dengan malas. "Tolong ya, Mas. Nggak ada perempuan lain apa di dunia ini? Kenapa juga harus dia?"
"Emang apa kurangnya London? Kayaknya dia banyak kelebihannya deh, Lin."
"Kelebihan bicara!" jawab Colin dengan ketus lalu beranjak dari mejanya. "Colin berangkat ya, Kak, Mas." Colin memeluk leher Carmen dan mencium kepalanya. "Love you, Kak."
"Sehat-sehat ya, Dek. Papi Colin mau ke Surabaya soalnya." Colin mencium Hansel dan mengacaukan rambutnya. "Pergi ya, Mas!" Colin menepuk bahu Hanniel.
Untungnya Hannah dan Hizkia belum turun, kalau tidak dia harus mencium keduanya juga dan menjelaskan kenapa dia harus ke Surabaya. Repot!
Begitu suara mobil Colin meninggalkan garasi, Carmen langsung menekan tombol di handphone canggihnya. "Bun, Colin berangkat ke Surabaya pagi ini."
"Bagooss. Kabarin Bunda terus ya, Kak."
🌹🌹🌹
London terbangun dengan bunyi alarm yang memekakkan telinga di jam 4.30 pagi. Tubuhnya terasa lunglai. Semalam dia baru sampai di rumah sekitar jam 10 malam setelah memeriksa Hansel Adijaya, keponakannya yang menjadi pasien terakhir. Dia merasa luar biasa lelah, lapar dan mengantuk ketika menyetir pulang.
Kemarin itu rasanya London luar biasa sibuk. Dia bahkan sudah merencanakan 'spa day' di hari Sabtu besok untuk relaksasi tapi Dokter Sudung Siregar mencantumkan namanya di daftar peserta Seminar Pediatric di cabang Rumah Sakit Charity Golden di Surabaya untuk hari ini dan besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Colin: My Love Is For London (END)
RomanceSUDAH TERBIT DALAM BENTUK EBOOK PARTS DELETED ... Colin Brannon Kurniawan pernah jatuh cinta di suatu waktu dan ketika gadis pujaan hatinya itu menikah dengan pria yang sangat dia sayangi yaitu abang kandungnya sendiri, Colin sulit untuk move on. L...