Luar Biasa.

31 5 0
                                    

Haii! Aku balik lagii🎊
Di part 5 ini.
Sesuai janji aku, kita ketemu lagi di Kamis Manis🤗.

SELAMAT MENIKMATI ALURNYA!<3
Ada akhir part bobrok yg menunggu😂😍

H A P P Y  R E A D I N G  !  !

•••

Entah nasib baik, atau justru sebaliknya. Mendapatkan bantuan mengerjakan tugas OSIS nya,lewat tawaran Sargas. Starla ini tipe pemimpin yang pengertian deh, dia membantu beberapa pekerjaan anggotanya guna meringankan beban setiap anggota. Bagi Starla,kenyamanan,dan kondisi fisik anggotanya sangat penting. Karna tak jarang Starla akan meminta bertukar pendapat dengan anggotanya,yang tentunya Starla juga tak ingin anggota kepengurusannya stres membagi waktu.

Starla menatap datar tumpukan kertas yang ia masukan dalam tasnya. Kalau pulang dengan abangnya, dia pasti akan naik mobil, tidak perlu repot menggendong tas dengan beban yang tentu tak ringan seperti ini.

"Pake jaket gue,buat tutupin paha lo." Rasanya ingin sekali Starla mencakar wajah lelaki di depannya ini. Tidak punya basa-basi sama sekali.

Canggung.

Begitulah suasana di atas sepeda motor ini, dengan tas Starla yang dia letakkan di tengah, sebagai pembatas antara keduanya. Tangan kanan Starla pun berpegangan pada pundak Sargas, dan sebelah tangannya lagi mencengkram kuat tas sekolahnya, aneh. Kok kaku?.

Apa-apaan ini? Dengan Adhim pun Starla tidak pernah merasa se-kaku ini. Lupakan, mungkin karena Adhim sahabat nya selama SMP hingga SMA ini. Tapi bagaimana dengan pertama kali ia dibonceng oleh Sakti?.

Sakti itu mantan pacar Starla, jangan berfikir Starla ini single yang masih anget-anget, dia sudah pernah berpacaran satu kali,selama setengah tahun lebih satu bulan,dan tentu saja dengan Sakti, Si cinta pertama nya.

"Belok kanan!" Titah Starla, ini adalah satu-satunya hal yang mereka bahas selama di perjalanan,dimana letak rumah yang Starla tinggali. Sargas pun hanya membalas dengan deheman, yang artinya meng-iya kan ucapan Starla.

"Berhenti di pagar depan!" Ujarnya lagi. Menuruti ucapan Starla, Sargas memelankan laju motornya. Sargas memberhentikan motornya,mematikan mesin dan melepaskan helm nya.

Starla memberikan helm yang dia kenalan pada Sargas, dan mengambil tas yang masih bertengger di atas motor itu.

"Ntar malem jam 8. Gue tunggu lo, dateng ke rumah!" Sargas yang mendengar ucapan Starla menaikan sebelah alisnya.

Mengerti dengan tatapan bingung Sargas, Starla menarik nafas jengah.
"Lo bilang mau bantuin gue? Gue harap kali ini lo gak nyusahin."tajam Starla.

" Gue gak bisa ntar malem, ada urusan. Kita ganti jadwal aja gimana?"tawar Sargas, dia memang ada janji dengan kedua abang Starla, ditambah satu teman barunya, Adhim.

Menarik nafasnya panjang, sudah Starla duga. Sargas adalah tipe cowo yang hanya besar omongannya saja. Sama seperti mantannya. Tunggu? Kenapa membandingkan?.

"Deadline rekapitulasi nya besok. Gue bisa sendiri." Starla hendak berbalik meninggalkan Sargas. Namun, ia urungkan.

" Oh,, BTW thanks tebengan nya. Gue harap,lo gk mampir kalo gue nawarin masuk." ujarnya lantas membuka gerbang dan meninggalkan Sargas disana.

Sargas menatap punggung mungil gadis yang perlahan menjauh ini. Lengkungan pada bibirnya perlahan tertarik membentuk sebuah senyuman. Sangat tipis, namun Sargas tau, dirinya sedang berperang dengan tingkahnya saat ini.

all about starTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang