Bab 3

76 16 5
                                    

Mana kau ku disini nunggu lama
Kau sempat ngajak kelompok datang bersama
Terasa kurang kalau tiga orang
Mendingan kalian pasang kutang
Cobalah sadari, kamu bukan model preman asli.

∞∞∞

"Panas banget, ya Allah!" Eluh Rigel.

"Bisa gak, kita, ngadem dulu?" Tambah Leo.

"Gue gak mau ya! kulit gue yang udah putih seputih susu, jadi hitam sehitam kopi!" Rengek Hamal, membuat ketiga sahabatnya menatap jijik.

Huekk!

Mereka bertiga ber-ekspresi seakan ingin muntah setelah mendengar rengekan Hamal yang seperti cewek alay.

Keempat sahabat itu berdiri dengan tangan menyentuh pelipis, hormat pada sang merah putih di tengah teriknya matahari siang ini. Dengan kertas kardus yang diikat tali kemudian di gantungkan pada leher masing-masing siswa bertuliskan,

Kami janji tidak akan tawuran lagi.

Because, mereka bukan murid penurut. Jadi, mereka menambahkan beberapa tulisan di bawahnya.

Kami janji tidak akan tawuran lagi.
Kecuali berkelahi dan jika melanggar
Kami akan berjanji lagi
Asekk asekk joss!

Kata terakhir kalian bisa menebak, itu ulah si somplak Rigel. Tak urung membuat beberapa guru geram dan murid lain tertawa karena ulah mereka yang tak ada kapoknya.

∞∞∞

Tak mau sendiri berkelahi belum ahli
Pandang orang remeh
Berani kalau rame
Meladeni ku malas
Nanti kubalas

∞∞∞

"Kok, gue laper ya?" Celetuk Leo memegang perutnya.

"Kalo laper, makan!" Balas Gemma, mengipasi wajahnya menggunakan telapak tangan dengan punggung yang bersender pada pohon.

"Emang bego!" Sahut Rigel, membuka kancing kemejanya memperlihatkan kaos putih polos.

"Gue gak ada duit nih! tanggal tua," sunggut Leo, telentang di bawah pohon dengan nafas yang terengah-engah.

"Sama, gue juga!" timpal Hamal, membenarkan rambutnya yang lepek, karena keringat.

"Gue punya edi!" Pekik Rigel.

"Ide bego!" Rigel terkekeh tersenyum jahil menatap ketiga sahabatnya, membuat mereka saling tatap, bingung.

Pemikiran Rigel memang tak ada yang tau. Human di luar nalar ini selalu punya cara unik demi mendapat sesuap nasi. Dan kali ini ketiga sahabatnya yang menjadi korban. Mereka duduk di pinggir lapangan dengan sapu ataupun kemoceng di tangan masing-masing dengan kardus bertuliskan,

Empat cogan lagi ngamen buat mamam:)

Meski terkesan memalukan, justru hal tersebutlah yang memberikan kesan sendiri bagi keempat sahabat itu di masa putih abu-abu.

∞∞∞

Ku muak yang model begitu
Sangat ingin kuberi makan sepatu, mulutnya
Walau tubuhku kurus, karena infus
Ku kan buat hidupmu dalam perih tanpa bius.

∞∞∞

"Hamal disekap!" Koar Rigel terengah-engah, setelah berlarian kesana-kemari mencari keberadaan Hamal.

"Dimana?"

"Siapa?"

Tanya Leo dan Gemma bersamaan. Siapa lagi yang berani mencari gara-gara dengan mereka jika bukan Dyo, remaja yang selalu merecoki kehidupan keempat sahabat itu, entah karena iri atau apa yang jelas Dyo sangat suka mengadu domba.

"Dyo," jawab Rigel.

"Punya nyawa berapa, sih!" Dengus Gemma.

"Tuh anak, gak pernah kapok!" Timpal Rigel.

"Kita, meluncur kesana!" Girang Leo paling semangat jika ada acara baku hantam.

Rigel menoyor kepala belakang Leo. "Yee! Si Macan, kalau masalah baku hantam, gercep!" Ucapnya.

"Gue punya strategi..." tersenyum smrik Gemma merangkul kedua sahabatnya, membisikan sesuatu dengan senyum sinis yang membuat dua lelaki itu bergidik ngeri.

∞∞∞

Ku muak yang seperti itu
Sangat ingin kuberi timpukan batu, kepalanya
Aku bukan petarung handal kampung
Tapi bisa ku buat hidupmu malu meraung.

∞∞∞

Ketiga sahabat itu sampai di bekas Basement mobil bawah tanah, dengan penampilan serba hitam dari atas sampai bawah. Gemma yang bertugas sebagai pemimpin memberikan isyarat pada dua sahabatnya dengan menggerakan jari tangannya.

Mengerti isyarat Gemma Rigel berjalan ke kanan sedangkan Leo berjalan ke kiri. Gemma menurunkan topi hitamnya, kemudian berjalan santai tapi tetap was-was memasuki area gedung.

Basement yang didominasi kegelapan ini, sedikit membuat bulu halus ketiganya meremang. Tapi, tak membuat tiga lekaki itu meruntuhkan semangat untuk menemukan sahabat karib mereka.

PREMINIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang