Baikan

15 0 0
                                    

Persahabatan bukan dilihat dari berapa lama kita saling mengenal, tapi seberapa besar kita saling memahami

Author

______________________________

Keesokan harinya.

"Selamat pagi, kalian." Sapa Nadin ke Maudi dan Karina.

"Pagi juga." Balas Maudi.

"Pagi." Balas Karina.

"Karina masih marah ya? Kita sekali lagi minta maaf, karna gak bilang kalo Maudi sama Vano itu saling suka." Kata Maudi yang diangguki oleh Nadin.

"Gue udah gak marah lagi kok, gimanapun kalian itu sahabat gue. Gue gak mungkin ngerusak persahabatan kita cuma karna cowok." Ucap Karina sambil tersenyum.

"Makasi ya na, udah mau maafin kita berdua." Balas Maudi sambil merentangkan kedua tangannya, yang disambut pelukan hangat kedua sahabatnya.

"Ada apa nih, kok pagi-pagi udah pelukan. Gak ngajak-ngajak lagi." Kata Vano yang mengagetkan mereka bertiga.

"Kita baru aja baikan, hehee." Balas Nadin sambil cekikikan.

"Oh gue kira apaan." Kata Vano sambil tersenyum.

"Em na, gue pengen minta maaf karna udah ngasi harapan palsu ke lo. Tapi sumpah waktu itu gue cuma bercanda dan gue gak nyangka klo lo sakit hati sama candaan gue." Lanjut Vano sambil menggaruk tengkuk nya yang pastinya tidak gatal.

"Iya gpp kok, gue udah nerima semua nya." Jawab Karina.

"Makasi na." Kata Vano sambil mengacak rambut Karina

"Eh lo jangan gitu dong, ntar kalo gue baper lagi gimana?" Tanya Karina sambil tertawa. Yang disambut tawa Vano dan kedua sahabatnya.

"Ya jangan baper lagi, ntar takutnya gue gak bisa tanggung jawab hahaa." Jawab Vano sambil tertawa.

"Udah udah mending sekarang kita balik ke tempat duduk masing masing, udah mau bel soalnya." Ucap Nadin menengahi yang diangguki mereka semua.

Benar saja tak lama setelah mereka duduk bel pun berbunyi dan mereka mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan khidmad.

Pulang sekolah
(Maaf ya terlalu banyak skip nya)

Saat ini Karina, Maudi, dan Nadin sedang berada di cafe dekat sekolah mereka.

"Eh gue mau ngomomg nih sama kalian." Kata Nadin.

"Itu kan lo udah ngomong tuyul." Jawab Karina sambil tertawa.

"Yee ni anak gue serius juga." Balas Nadin sambil menjitak kepala Karina.

"Ih sakit bego." Kata Karina sambil mengusap kepala nya yang sakit karna dijitak Nadin.

Alah lebay banget lu Na.- Author

Diem elah lu thor.- Karina

Oke back to topic.

"Yaudah Din lo mau ngomong apa?" Kata Maudi serius.

"Abis tamat SMA lo pada mau lanjut kemana?" Tanya Nadin.

"Gue kayaknya pengen jadi chef deh, ngikutin jejak mama gue." Balas Karina.

"Kalo lo Di? Mau lanjut kemana." Tanya Nadin sambil menghadap ke arah Maudi.

"Belum tau nih gue." Balas Maudi.

"Sama dong, gue juga belum tau. Nyokap gue nyuruh gue lanjut kuliah di luar negri." Kata Nadin.

"Yahh kita bakal pisah dong." Kata Karina.

"Maybe." Balas kedua sahabatnya.

Drtt drtt drtt

Handphone Karina tiba tiba berbunyi.

"Siapa tu Na?" Tanya Maudi

"Oh ini Mama gue. Bentar gue angkat dulu ya." Kata Karina yg diangguki oleh Nadin dan Maudi.

Hallo Na?

Iya Ma ada apa?

Kamu lagi di mana?

Ini lagi kumpul sama temen temen ma. Kenapa? Tumben nanyain.

Kamu cepetan pulang ya ada yang mau diomongin sama Papa.

Oke Ma. Aku matiin ya?

Iya sayang, hati hati di jalan.

Tut tut

"Eh guys gue balik duluan ya nyokap nyariin nih, katanya ada yang mau diomongin."

"Oh yaudah." Kata Maudi

"Hati hati lo bawa mobilnya." Kata Nadin.

"Yoi, gue duluan ya byee." Balas Karina sambil berlalu keluar kafe.

Mataram, 8 Mei 2020

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Selamat pagi, sayang!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang