Selang beberapa saat Aldino beranjak dari duduknya lalu melangkah menuju almari tadi. Dia mengambil beberapa senjata, hanya ada 2 pistol, dan 5 buah pisau. Entah kenapa barang barang itu seperti disediakan disitu sebagai penyambutan mereka, seperti sudah terencana.
"Pan", Aldino memanggil Topan pelan Davina ikut menengok ke asal suara. Topan beranjak diikuti Davina menghampiri Aldino.
"Ada manfaatnya juga barang barang ini", Aldino bergumam sambil memberikan barang barang itu ke Topan juga Davina. "Kita bagi ini ke yang lain, kita harus keluar dari sini", lanjutnya.
Mereka bertiga kemudian kembali ke dekat pintu sambil membawa barang barang itu. "Buat apa?", tanya Zevan dengan suara parau.
"Buat jaga jaga", Topan meletakan barang yang ia bawa ke bawah. "Kita gak tau ada apa di luar sana, jadi kita bawa barang barang ini buat jaga jaga sampai kita ke pintu ruang bawah tanah awal tadi", jelas Topan panjang lebar dan dijawab anggukan dari yang lain.
Aldino, Topan dan Chandra sedang menyusun rencana tentang siapa yang akan membawa barang barang ini.
"Dav kita bisa selamat gak ya? Atau malah mati disini?", Noura seperti kehilangan semangat nya, wajahnya pucat dan lesu hanya dipaksakan tersenyum.
"Gua juga gak tau Nou", Davina menepuk pundak Noura seperti menyalurkan semangatnya.
Chandra kembali duduk di samping Nada sembari menggenggam erat tangan Nada. "Jadi 2 pistol itu Topan dan Aldino", jelas Chandra.
"Yang lain bawa pisau buat jaga jaga aja, gua tau diluar sana ada sesuatu yang berbahaya. Jangan sampai berpencar, kita jaga satu sama lain", dilanjutkan Topan berucap.
"Dan buat posisinya, Topan paling depan, dibelakang Topan Noura, Zevan, Nada, Chandra, Davina, belakang sendiri gue", Aldino memberi instruksi kepada yang lain. Mereka mengangkat meja yang menahan pintu sembari merampalkan doa doa dari mulut mereka masing masing. Tangan Nada bergetar hebat, dia yang paling belum yakin untuk keluar dari ruangan ini.
Melihat itu Chandra langsung menggenggam tangan Nada sambil membisikan ke telinga Nada "Ada gue Nad, lo bakal baik baik aja".Pintu dibuka oleh Topan, mereka langsung waspada,mereka tak lagi memakai senter handphone takut cahaya itu malah memanggil makhluk tadi. Topan berjalan perlahan ke jalan yang ia lewati tadi. 5 menit berjalan mereka masih belum melihat titik terang.
Keadaan semula sunyi sampai...
Duk
"Aduh!", ringis Nada karena tersandung kakinya sendiri. "Lo ga papa?", Chandra panik langsung saja menolong Nada untung saja kakinya tidak terkilir.
Suara itu kembali, semuanya diam, dan suara itu semakin jelas. Topan mengarahkan pistolnya kedepan. Suara mengerikan itu mendekat, suaranya seperti nafas manusia tapi bedanya nafas ini lebih keras dan berat.
Mereka mundur perlahan tapi sepertinya mereka terlambat kabur. Monster itu terlihat, bentuknya seperti manusia tapi kulitnya seperti menyatu dengan kerangka tubuh nya urat urat nya terlihat dan bau darah bercampur bangkai menyengat indra penciuman mereka.
Dor
Topan menembakkan ke arah monster itu tapi monster itu malah berlari ke arah mereka sepertinya tembakan tidak mempan untuk membunuh monster itu.
"Bangsat! Lari woy!", seru Topan. Suara derap kaki mengema. Nafas yang tak teratur juga suara monter dibelakang mereka. Tak disangka mereka lari sampai melewati ruangan awal mereka, mereka lari semakin jauh. Dan akan lebih banyak bahaya didalam sana.
"Anjir!", seru Topan di belakang sendiri. Dia terjatuh dapat dilihat lututnya mengeluarkan darah. Noura yang posisinya paling dekat dengan Topan langsung membantu Topan berdiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/221871152-288-k531875.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TERSESAT (reborn)
Mystery / ThrillerKarena sebuah ketidak sengajaan dan sebuah rasa ingin tau yang besar, mereka terjebak dalam sebuah ruang bawah tanah. Ruang bawah tanah yang berisi lorong-lorong minim penerangan, juga mereka dihadapkan oleh sesuatu yang mengerikan. Darah dan ketaku...