CHOCOLATE WHIPPVATTE

20 5 4
                                    

Matahari tampak masih setengah memancarkan sinarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari tampak masih setengah memancarkan sinarnya. Biya sudah bersiap dari tadi, dengan pakaian kasualnya dan jaket kesayangannya. Hasan sedang berkutat didapur, dia sedang menyiapkan sarapan dan bekal makan siang. Biya sedang menunggu di meja makan. Tampak Biya sedang melamun, dia memandang ke arah luar jendela yang dekat dengan tempat dia duduk. Sekejab terlintas bayangan Hafin di pikirannya.

"Hmmm" Biya menghembuskan nafas kasar dan menggeleng - geleng kepala frustasi.

"Ada apa Bi?" Tanya Hasan,

Suara Hasan mengagetkan Biya dari lamunannya. Sontak Biya langsung menjawab dengan gelengan kepala.

"Bilang saja, ada apa? Huh?"

Hasan meletakkan satu per satu piring sambil menghidangkan sarapan mereka. Biya hanya diam tidak menanggapinya. Hasan duduk di kursi dengan kasar.

"Baiklah kalau tidak mau bilang, makanlah sekarang, nanti kita terlambat"

"Mengapa cintaku rumit mas?"

"Hmm?" Makanan yang sedang dikunyah Hasan sempat tertahan, dia mengangkat sebelah alisnya.

"Ya mas. Rumit." Nampak wajah Biya cemberut seperti anak berumur 5 tahun yang merengek. Hasan pun memperhatikan Biya namun tidak menanggapinya, malah tersenyum tanpa beban.

"Ah sudah jam segini, cepat Bi selesaikan sarapanmu atau kita akan terlambat."

"Mas tidak mendengarkanku?"

"Tidak sekarang Bi"

Biya hanya bisa menghela nafas kesal. Tidak mungkin juga dia curhat sekarang, bisa - bisa dia terlambat masuk kerja. Biya pun segera menghabiskan sarapan dan segera bersiap.

******************************
"Pagi.." Sapa Biya,

Tampak pegawai sedang sibuk dengan pekerjaan masing - masing. Biya pun segera berganti pakaian.

"Sifa sudah datang?"

"Sepertinya sudah, lihat saja ke ruangannya"

"Makasih"

Biya berjalan ke ruangan Sifa. Biya ingin menyapa sahabatnya pagi ini, entah mengapa Biya ingin menghibur dirinya bersama orang - orang di dekatnya. Sekedar melepas pikiran penat tentang Hafin yang pagi ini menguras perasaannya.

Suara pintu diketuk. Biya menyapa Sifa dari balik pintu. Pintu pun dibuka. Nampak Sifa sedang sibuk dengan pekerjaannya.

"Hai Bi" Sapa Sifa,

Biya langsung menghempaskan badannya di atas sofa.

"Hei kau kenapa? Pagi - pagi sudah begitu."

"Kau itu pagi - pagi sudah sibuk, apa ada proyek baru?"

"Iya, Anastasya yang kemarin menawarkan bisnis"

"Ah dia.. "

Lagi - lagi Biya mendengar nama - nama yang berhubungan dengan Hafin. Biya mengusap wajahnya frustasi. Sifa melihat itu hanya terheran heran.

About BIYA With The Cafe ✓(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang