Change = Chance

461 34 4
                                    

A/N: ini banyak ya teman, 7k+ words hiks

──────────────────────────

typo = seni
-



"BUAHAHAHAHHA!"

"HAHAHAH! Kalian melihatnya?! Haha! Dia benar-benar memakannya"

Tawa sebagian besar murid dikantin semakin menggelegar. Tawa mereka berpusat pada anak cupu yang duduk dipinggir, dia sudah duduk paling pinggir, tapi tetap saja dia selalu diperlakukan bagai mainan yang mengundang gelak tawa.

"Tolong hen-hentikan..."

"Baiklah, akan aku hentikan,"

Brak!

Salah satu anak disana tiba-tiba menaikkan kaki nya diatas meja dan memandang rendah pada siswa yang duduk dibangku.

"kau berharap aku berucap sepeti itu ha?! Haha lucu sekali!" sekali lagi tawa merendahkan disana mulai pecah

"Sudahlah kalian hentikan saja, kasihan wajahnya sudah seperti akan muntah"

"Memang wajahnya sudah seperti itu hey bodoh! Haha!" tawa disana pecah lagi untuk kesekian kalinya

"Uuhh dia sangat manis, maukah kau meminum ini? Special dariku," orang ini menyodorkan segelas minuman yang berisi kaus kaki, permen bekas, kuah sup, dan, "oh sebentar, cuh!" dia meludah disana dan memberikannya kepada anak cupu itu

"Tidak mau" cicit pelan anak cupu itu

"Minum atau ku... adikmu." pemberi gelas itu berbisik mengancam pada anak cupu dengan seringai menang diwajahnya dan dihadiahi tatapan sayu dari si cupu

Deg!

'Kenapa dengan matanya' batin si pemberi gelas yang bertatapan langsung pada si cupu pada jarak sedekat ini merasakan ada sesuatu pada sepasang mata gelap itu

"Hey Song Mingi. Apakah kau jatuh cinta pada si cupu ini?" tawa disana kembali terdengar dan terdengar mengejek

"Cih! Aku? Tak akan," memundurkan tubuhnya dan mengoper gelas dari tangannya ke tangan si cupu "Minum!"

"Ini menjijikan." ujar si cupu dengan suara yang hampir tak terdengar, malah seperti bisikan

"Hey kau mengumpat ke arahku?!" tiba-tiba kepalan tangan Mingi melayang ke hidung si cupu, membuatnya tersungkur kebelakang dan kepala bagian belakangnya terkena kursi dibelakang

"Lemah sekali mata empat satu ini." ujar yang lainnya disebelah Mingi

"Dia memang selemah itu asal kau tahu." jawab yang lainnya lagi

"Haha! cupu lemah!" "Lembek!" ejekan terus keluar dari mulut murid yang berkerumun disana

Si cupu hanya bisa menundukkan kepalanya menahan sakit dibagian depan dan belakang kepalanya, berusaha agar bulir bening tak menetes dari sepasang mata gelapnya.

"Cih! Dia mulai menangis!" ujar Mingi menendang meja dan berjalan keluar area kantin

"Hey mau kemana kau?!" tanya temannya

"Sayang... Kau mau kemana heum?" tanya seorang gadis yang tiba-tiba bergelayutan di lengan kokoh Mingi

"Aku akan kemanapun kakiku melangkah, lepaskan tangan kotormu itu jika masih ingin menulis." jawab Mingi dengan wajah datar sedikit menunduk untuk melihat wajah gadis itu

Seketika pegangan si gadis pada Mingi terlepas, dan Mingi bebas melenggang pergi. Kantinpun sepi karena sudah memasuki jam pelajaran, dan para murid seharusnya sudah ada dikelas. Seharusnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lapak MinJoong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang