Page 1

302 43 9
                                    

Hai, aku Choi Yuna, dan sebentar lagi aku akan menikah.
(Choi Yuna)


*****

Kamar itu indah. Di dominasi warna putih dengan wangi lavender yang lembut. Juga bunga-bunga yang ditata rapi menambah kesan indah. Lebih mirip dengan kamar pengantin. Atau memang kamar pengantin.

Terlihat seorang wanita duduk di depan cermin meja riasnya. Dia memandangi wajahnya yang kacau dengan mata sembab dan memerah. Bekas tisu kotor juga berserakan di lantai dan meja riasnya. Terlihat sekali dia baru saja menumpahkan perasaannya dengan menangis.

Wanita itu Choi Yuna. Dia hanya wanita biasa yang kebetulan berkarir sebagai penulis lagu dan juga komposer. Walau sampai saat ini hanya sedikit karyanya yang diakui namun dia bukan orang yang mudah menyerah.

Yuna masih memandang kosong bayangan dirinya di cermin. Sampai suara ketukan menarik atensinya ke arah pintu kamar.

'Tok tok!'

"Siapa?" Dia menjawab lirih.

"Ini Eunha, bisa kau buka pintunya sebentar?" Suara yang tak kalah lirih terdengar dari balik pintu. Itu suara Eunha. Eunha sahabatnya, yang biasanya bersuara cempreng dan keras tiba-tiba suaranya terdengar lirih.

Dengan tubuh lemas Yuna berjalan kearah pintu. Kemudian membuka kenop pintu yang sebelumnya memang sengaja dia kunci.

'ceklek'

"Eunha, ada apa?" Yuna melempar tatapan bertanya seraya menghapus bekas air mata yang tersisa. Membiarkan Eunha melihat bekas-bekas kesedihan di matanya.

"Yuna-ya, ehm... Itu... Anu.." Eunha menjawab terbata dengan suara lirih dan ekspresi yang sulit diartikan. Wajahnya tampak bingung dan sedikit panik.

Well, sebenarnya ini adalah hal yang jarang terjadi melihat seorang Eunha yang biasanya bersuara cempreng menjadi bersuara lirih bahkan omongannya pun terbata-bata. Apa yang terjadi sebenarnya?

Yuna yang mulai penasaran pun mencoba menenangkan Eunha. Dia memegang kedua pundak Eunha. Mencoba menarik atensi Eunha yang nampak tak fokus dan sesekali melihat ke belakang.

Belum sempat Yuna bertanya untuk yang kedua kalinya sebuah teriakan keras menarik atensi mereka berdua.

Yuna dan Eunha pun segera berlari kearah tangga, keduanya segera menuruni tangga untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Kemudian saat sampai di ujung tangga, Yuna melihat laki-laki itu. Seorang pria yang telah menjadi mantan kekasihnya berdiri dengan mata memerah dan tangan terkepal. Dia juga terlihat memberontak dari cekalan teman-temannya dan sesekali berteriak minta dilepaskan.

Dan akhirnya dua pasang mata itu bertemu. Yuna akhirnya melihat lagi sepasang mata indah milik pria tersebut. Jeon Jungkook. Seorang dokter muda yang sukses yang dulu pernah mengisi hati Yuna atau mungkin masih mengisi hatinya. Entahlah.

Waktu seakan berhenti disekitar mereka. Seolah dunia hanya milik mereka berdua dengan satu sama lain sebagai porosnya. Sampai sebuah suara menginterupsi hal tersebut.

"Jeon Jungkook! Apa yang kau lakukan dengan membuat keributan di rumahku?" Suara Tuan Choi memecah keheningan yang sempat terjadi di rumah tersebut. Memutuskan tatapan mata penuh penyesalan milik Jungkook.

Jungkook membungkukkan badannya sebentar kearah Tuan Choi sebelum menjawab pertanyaan darinya, "Menemui Yuna. Ijinkan aku menemui Yuna sebentar saja Paman."

Mata Jungkook menatap Tuan Choi penuh harap. Sedang Tuan Choi hanya mengendikan bahunya asal sembari mengalihkan tatapan ke Yuna yang masih berdiri di ujung tangga.

THINKING OF YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang