Cewe cantik, tapi dingin kaya es batu, itu yang gue suka.Gue bakal kejar terus.
-Aditiya Putra algibran-Pria itu memasuki kelas dengan cool, Ia tersenyum pada seluruh isi kelas dan di susul ocehan para siswi.
"Ayo nak, perkenalkan diri kamu"
"Pagi semua" sapa pria itu.
"Pagiii." Jawab murid di kelas
"Kenalin nama gue Aditiya putra algibran, panggil aja adit, gue pindahan dari new york. Semoga kalian berteman baik sama gue."
"Ada yang mau bertanya?"
Id line nya dong.
Udah punya pacar belum?
Gabung sama kita nih bro.
Banyak sekali permintaan yang tidak berfaedah menurut riska. Ia hanya diam dan melihat ke arah depan dengan tatapan kosong.
"Kalian nih, ada-ada aja. Yaudah adit kamu boleh duduk disana ya." Ujar bu zahra sambil menunjukkan kursi kosong di sebrang riska.
Kenapa ada kursi kosong disini sih, batin riska.
Adit pun berjalan dengan santai, dan mendudukan diri nya ke kursi, tanpa sengaja riska melirik pria itu.
Riska terkejut, karena pria itu tengah memerhatikan dirinya, langsung ia memalingkan muka dan menatap buku yang sebenarnya kosong.
Apaansih dia ngeliatin aku, batin riska kesal, karena sedari tadi adit memerhatikan nya.
Sekarang bu zahra tengah menjelaskan rumus-rumus yang berada di papan tulis, entah kenapa riska memikirkan pria tadi yang menatapnya. Riska menatap depan dengan tatapan kosong. Sebut saja melamun.
"Riska" panggil bu zahra, yang seketika membuat seluruh murid menghadap pada nya.
Riska masih diam melamun ke depan dengan tatapan kosong.
"RISKA!!" Panggil bu zahara lagi dengan nada sedikit tinggi.
"Eh iiyyaa buu, mmmaaf maaf." Jawab riska gugup.
"Kamu kenapa? Ibu perhatikan kamu melamun saja."
"Gapapa ko bu, riska baik-baik aja"
"Yasudah, anak-anak buka halaman 189 kerjakan nomor 1-20 setelah itu kumpulkan kepada renal." Tutur bu zahra, ya bu zahra adalah guru matematika, tapi ia termasuk guru yang ramah dan terpenting tidak kiler:v
renal adalah ketua kelas di kelas
XII IPA-1."baik buuuu" jawab mereka serempak.
Mereka pun diam dan berkutik pada buku masing-masing.
Kringgg..Kringgg
Bel berbunyi, kebahagian bagi seluruh murid-murid SMAN 3 bandung.
Mereka tak sabar mengisi cacing yang sudah meronta-ronta meminta makanan."Ris, kantin yuk" ajak riani yang tengah berdiri di depan riska.
"Engga deh, aku males mau baca buku aja," jawab riska sambil mengeluarkan novel islami nya.
"Elah nih anak, kita uda beberapa jam berkutik sama buku, emang kamu ga laper apa?"
"Kamu ke kantin aja, aku ga laper ni"
"Heuh, yaudah aku ke kantin dulu ya" riani kesal dengan sahabat nya ini, dia pun lebih baik menyerah dari pada harus berdebat dengan riska yang tetap kokoh dengan pendirian nya. Tapi riani tetap sayang dan mengerti karena ia hafal betul sikap sahabat nya ini.
"Iya, hati-hati kamu." Jawab riska tanpa memalingkan sedikit wajah nya dari buku.
Ia asik dan serius membaca buku, sesekali ia tertawa.
"Hem" sapa seseorang yang berada di samping riska.
Riska tak menoleh sedikit pun, ia tetap serius membaca buku nya. Karena ia pun tak mendengar suara itu.
"Hem" Ujar pria itu yang sedari tadi tidak di pedulikan oleh riska.
"Eh, maaf maaf aku gatau kalo ada kamu disini" jawab riska menunduk.
"Iya gapapa, Aku boleh pinjam buku-buku mu sebentar? Karena aku mau nyatet materi yang lalu"
Riska masih diam, ia berfikir, di pinjamkan atau tidak? Kalo tidak ia pelit sekali, kalo iya dia merasa risih dan sebenarnya tak mau berurusan dengan laki-laki.
"Tenang aja, aku cuma mau nyatet materi doang, ga bakal aneh aneh" ujar pria itu dengan kekehan kecil nya, membuat muka datar nya menjadi terang dan lebih ceria.
Ya, ADITIYA PUTRA ALGIBRAN, murid baru yang tampan dan tidak kalah pintar, tapi ia murid yang cuek dan dingin. Karena ketampanan nya, Ia menjadi most wanted baru di sekolah.
Seakan bisa baca pikiran orang, tanpa basa-basi riska langsung memberikan beberapa buku.
"Di jaga ya." Ujar riska dengan sedikit ramah. Ia tak mau di pandang cuek ataupun jutek, sebisa mungkin ia bersikap ramah pada semua orang jika menurut dia itu penting.
"Iya" jawab pria itu mulai ramah,
Entah kenapa, ia tak bisa bersikap dingin pada cewe ini. Padahal ia pada cewe-cewe pun bersikap dingin.Cewe cantik tapi dingin kaya es batu, itu yang gue suka. Gue bakal kejar terus, batin adit. Tak terasa sudut bibirnya tertarik.
•••
Saat kelas ingin memulai pelajaran, riska dan riani sudah duduk manis di masing-masing tempat nya karena menunggu guru yang kiler itu datang.
"Eh ris, tuh cowo ganteng ya, denger-denger juga sih pinter, waah idaman banget." Ucap riani sambil melirik adit yang berada di sebelah riska. Riani tak menyukai keheningan, akhirnya ia pun angkat bicara.
"Yee kamu mah giliran ganteng aja ga absen, yang idaman itu yang soleh, bukan ganteng!" Jawab riska tegas di iringi tawa kecil nya.
"Ya elah, kan cuma ngomong, iya iya bu ustadzahhh"
"Haha, kamu ini aneh-aneh aja, aku bukan ustadzah tau"
"Lagian pasti kamu ceramah kalo aku ngomong yang aneh-aneh." Ucap riani dengan memajukan bibir nya dan terlihat menggemaskan.
Ya, Riani Bunga Lestari, sahabat riska dari kecil, ia juga cantik sama seperti riska, tapi tetaplah riska yang paling cantik. Ia juga berhijab dan penampilan pun tak jauh beda dengan riska.
"Lah, bener dong masa sahabatnya salah di biarin aja, nanti masuk neraka mau?" Jawab riska dengan kekehan nya sambil memeluk pundak riani.
Ia tak berkata serius, ia hanya becanda dan menakuti riani saja.
"Hem iyadeh makasiiiihhh riska sahabatkuuu" tutur riani
Sambil membalas pelukan dari riska.Riska itu gampang sekali mengubah mood sahabatnya itu, karena ia mengerti akan sifatnya.
Sahabat, ialah orang kedua setelah keluarga, yang selalu mengerti akan keadaan. Jangan lepaskan sahabatmu yang selalu ada untukmu.
Gimana puasa kalian?lancarkan?
Segini dulu ya part nya, hehe
Jangan lupa dong vote nya, nanti aku nambah semangat nih buat nulisnya. komen jugaa boleh.Makasih buat pembaca yang udah kasih vote❤😍
KAMU SEDANG MEMBACA
DEKAPAN DALAM DOÀ
Teen FictionDua insan saling mencintai dalam diam, menyapa dalam Doa agar kelak di pertemukan. Karena mereka yakin bahwa Doa akan mempertemukan mereka dalam ikatan yang halal. Brukk. "Eh, maap maap gue ga sengaja." ucap adit sambil membereskan buku riska. "iya...