4. KELAS

69 24 82
                                    

❣️ Happy Reading ❣️
Semoga suka

-----------------------------

Setelah mengantarkan Ara ke kelas, Rhaka harus menemui timnya untuk membahas beberapa hal mengenai kegiatan ekskul mereka.

Rhaka dan Ara berbeda kelas, Rhaka berada di kelas XI Mia 2, dan Ara berada di kelas XI Mia 3. Kelas mereka bersampingan.

Meskipun kelas mereka bersampingan, Rhaka tidak tenang karena takut terjadi sesuatu kepada Ara. Rhaka pun memiliki sebuah rencana untuk memohon kepada guru agar Ara di pindahkan ke kelasnya.

Walaupun Rhaka tidak menjamin Ara akan tenang, tapi itu akan membuat Rhaka sedikit lega karena dapat mengawasi Ara.

Setelah membahas kegiatan football dengan timnya, Rhaka pun menuju ke kantor BK untuk membahas hal tersebut.

Di kelas Ara, saat itu kelas sedang kosong. Guru kimia yang seharusnya mengajar saat itu ternyata tidak hadir. Dan kelas pun menjadi ribut.

Keadaan ribut seperti itu, sebenarnya tidak disuka Ara. Ia lebih nyaman jika berada di tempat yang tidak bising. Namun Ara perlahan menyesuaikan dirinya dengan keadaan itu, yang berbeda dengan keadaan kelas di sekolah lama Ara yang tidak berisik, dan tertib.

Tentu, sekolah lama Ara merupakan sekolah favorit di daerahnya dulu, dan kelasnya merupakan kelas inti yang menjadi contoh kelas lainnya.

Saat jam pelajaran itu kosong, Ara bermain handphonenya, mendengarkan musik, streaming video di YouTube, dan ia juga sempat menghubungi Nova, sahabat dekatnya sekaligus teman sekelasnya di sekolah lama Ara.

Ara dan Nova hanya mengirim pesan layaknya sahabat yang terpisah setelah sekian lama bersama. Namun di saat Ara sedang senang akan hal yang ia lakukan, tiba-tiba geng Vozter menghampiri ke kelasnya.

Hal itu membuat satu ruang kelas XI Mia 3 heboh, dan tentu Ara terkejut atas kedatangan geng Vozter.

"Mau apa lo kesini?" tanyak Ara judes.

Pertanyaan itu tidak dijawab oleh Devan, sang ketua geng Vozter.

"Mau apa lo ke kelas gue?!" bentak Ara lagi.

Namun hanya senyum aneh yang terlihat di wajah Devan.

"Ya Tuhan, lo tuli atau gimana sih?!"

Kini emosi Ara tidak tertahankan lagi.

"Suka-suka gue lah mau kemana? Anak baru udah sombong banget," ucap Devan santai.

Ara hanya bisa bersabar, dan ia kembali ke kursinya. Ara juga memasang earphone di telinganya.

Hal itu menarik perhatian Devan untuk membuat Ara semakin emosi, ia berencana untuk mengganggu Ara, mangsa barunya. Namun rencananya tertahan karena kehebohan cewek-cewek di lokal itu.

"Diam gak lo semua?!" bentak Devan yang akhirnya membuat para cewek-cewek itu mundur dan kembali ke kursi masing-masing.

Setelah semua cewek-cewek kembali ke kursi masing-masing, Devan mendekati Ara dan berusaha membuat Ara kesal.

Ara yang menyadari rencana Devan langsung naik darah.

"Mau apa lo? Jangan dekat-dekat!" bentak Ara.

Devan hanya tertawa seperti orang yang jahat.

"Pergi gak lo? Kelas lodi sebelah, bukan disini!" bentak Ara yang tidak dapat menahan emosinya lagi.

"Oke gue akan pergi. Gue cuman mau ngingetin perjanjian di aula tadi. Kalau tidak, hidup lo gak bakal tenang di sini," ucap Devan.

"Gue tunggu lo besok. Dan jangan sampai lo lari dari gue! Paham kan lo?" bentak Devan sambil memukul meja.

Hal itu pun membuat semua orang terkejut, termasuk Ara yang hanya bisa terdiam sangking terkejutnya.

Tak berapa lama, Ara melihat ke sekeliling menjadi gelap, kepalanya terus berdenyut, dan napasnya tidak teratur. Akhirnya Ara tidak sadarkan diri.

Mereka yang di kelas langsung heboh, dan membawa Ara ke UKS. Dan butuh sejam untuk Ara siuman.

"Lo gak papa kan Ra?" tanya seseorang di sebelah Ara. Siapa lagi kalau buka Rhaka.

Ara berusaha ingin duduk, namun di larang oleh Rhaka.

"Lo tiduran aja dulu. Kepala lo masih sakit?" tanya Rhaka sambil memberi segelas air hangat ke Ara.

Ara hanya menggangguk.

"Btw makasih selalu ada saat gue kayak gini," ucap Ara sedih namun Bahagia karena ia memiliki sahabat seperti Rhaka.

Ucapan Ara hanya dibalas senyuman hangat dari Rhaka.

"Ya udah lo tiduran aja dulu, gue mau ke meja piket buat permisiin lo pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya udah lo tiduran aja dulu, gue mau ke meja piket buat permisiin lo pulang. Jangan kemana-mana, oke?" ucap Rhaka.

Ara hanya menggangguk lemas. Rhaka pun keluar dari ruangan UKS itu.

Hanya membutuhkan waktu yang singkat, Rhaka kembali ke UKS setelah mendapat izin dari guru piket untuk mengantarkan Ara pulang. Rhaka pun mengantar Ara ke rumahnya.

Setelah mengantarkan Ara ke rumahnya, dan sempat berbicara dengan orangtua Ara, Rhaka pun kembali ke sekolah. Karena ia harus mengurus kegiatan ekskulnya bersama tim.

-------

Gimana? Enak banget ya jadi Ara punya sahabat cowok sebaik Rhaka:(
Semoga suka ya sama part ini, dan cerita ini 😊
Memang sengaja gak langsung ke konflik, karena biar seru😄

Stay stune ya😁
Jangan lupa di like komen dan share ke teman-teman kalian👌🏻

❣️Terimakasih ❣️

•••••••

Butuh saran dari kalian dong ...

Menurut kalian lebih cocok  dan  lebih menarik yang mana:
| "Aku Gebetan atau Mantan" | atau
| "Let Me Be Happy" |

untuk dijadikan judul wattpad?

Sebelumnya terimakasih untuk pendapat dari kalian☺️

Let Me Be HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang