Happy reading!<3Razka dan Kesha memutuskan untuk mencari makan sebelum pulang ke rumah masing-masing. Razka menghentikan sepeda motornya di sebuah warung kopi langganan mereka. Razka berjalan memasuki warung kopi itu diikuti oleh Kesha.
"Indomie rebus dua, pake telor, yang satu pedes yang satu engga ya a'" ucap Kesha kepada Aa warung kopi. Aa warkop itu mengangguk dan mengacungkan jempolnya tanda mengiyakan pesanan Kesha.
Razka dan Kesha langsung duduk berhadapan seperti biasanya mereka lakukan.
"Tadi Sabian ngapain disana?" ucap Razka membuka obrolan diatara keduanya.
"Ohh, dia nongkrong sama temen-temennya" jawab Kesha seraya menaruh totebag dikursi sebelahnya yang masih kosong.
"Ternyata dia temenan sama Devano yang sering nongkrong di Cup O itu loh" lanjut Kesha memperjelas jawabannya tadi. Razka mengangguk seraya menggembungkan pipinya.
Karena Cup O bukanlah coffee shop yang besar, Kesha jadi lumayan hapal dengan pelanggam yang sering datang kesana. Tidak jarang juga dia akrab dengan beberapa pelanggan yang ramah. Bahkan sering main bareng diluar Cup O, biasanya makan bareng atau sekedar mencari suasana baru di coffee shop lain.
Tidak lama, indomie yang mereka pesan datang. Aa meletakan dua mangkok berisi indomie rebus itu dimeja yang Razka dan Kesha tempati. "Makasih a, air es-nya dua ya" ucap Razka diangguki oleh Aa warkop itu. Kesha dan Razka langsung menyantap makan yang mereka pesan.
****
Seminggu berjalan begitu cepat, Sabian mulai akrab dengan siswa maupun siswi di sekolah barunya. Ia juga mulai aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler, hari ini Sabian resmi bergabung dengan klub basket disekolahnya. Ia mulai mengikuti latihan rutin setiap selasa, kamis dan sabtu.
Selain itu Sabian juga semakin dekat dengan Razka, selain bangku mereka berdekatan, ternyata Razka dan Sabian memiliki beberapa kesamaan, dari mulai selera humor, selera musik, sampai obrolan mereka yang seringkali nyambung.
Waktu menunjukkan pukul 02.00 siang, kegiatan belajar kelas XII IPA 1 telah berakhir. Siswa-siswi langsung berhamburan keluar kelas untuk melanjutkan kegiatan mereka masing-masing.
"Warung budhe yuk, ka" ajak Kesha seraya memasukkan buku-bukunya kedalam tas, lalu menggendong tas ransel miliknya.
"Gue mau nungguin Sabian latihan basket nih, ikut aja ayok" ucap Razka seraya berdiri dan merapihkan bangku yang baru saja ia pakai. Kesha mengerutkan alisnya, tidak biasanya Razka menolak ajakannya untuk pergi ke warung budhe.
"Ga lama kok, soalnya nanti dia mau ikut ke warung budhe" lanjut Razka setelah melihat ekspresi Kesha yang mulai malas ketika membahas Sabian. Kesha semakin kesal mendengar jawaban Razka yang lebih memilih untuk menunggu Sabian daripada bersamanya.
"Oh, yaudah deh gue tunggu aja di warung" ucap Kesha langsung meninggalkan Razka yang masih berdiri disamping meja mereka.
"Atiatiiii.. kabarin" teriak Razka karena Kesha berjalan agak cepat. Kesha hanya mengacungkan jempolnya tanpa menoleh ke arah Razka.
Kesha berjalan santai keluar dari sekolah, biasanya ia melewati parkiran belakang untuk menuju ke warung budhe karena lebih cepat. Kesha menutup kembali pintu yang biasa ia lewati. Setelah keluar dari parkiran belakang, ia langsung sampai ke warung budhe.
Kesha langsung menghampiri budhe yang sedang duduk santai karena warung terlihat sedikit sepi. Budhe tersenyum melihat Kesha, bisa dibilang Kesha adalah 'anak kesayangan' budhe karena ia satu-satunya perempuan yang sering berkunjung ke warung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Him.
FanfictionKetika seorang gadis tomboy bersahabat dengan lelaki tampan tanpa adanya sebuah perasaan lebih diantara mereka, dan akhirnya hadir seorang lelaki yang mampu membuat gadis cuek ini jatuh hati kepadanya. Apa yang terjadi?