Part 7

4 0 0
                                    

Razka dan Kesha berhasil mengalihkan emosi Haykal, Kesha berjalan mendekati Haykal begitu juga Razka.

Haykal menghela nafasnya saat gadis ini semakin mendekat. Sementara Sabian masih berusaha berdiri untuk mesejajarkan tubuhnya dengan Haykal.

"Kamu kenapa sih kal? aku-" ucap Kesha terpotong.

"Maaf"

Hanya kata maaf yang mampu Haykal ucapkan kepada gadis ini. Tanpa mendengar jawaban Kesha lagi, Haykal langsung pergi meninggalkan gudang sekolah, Haykal tahu Kesha pasti akan membela Sabian. Jelas saja, Haykal tau ia bersalah.. namun terlalu gengsi untuk mengakuinya.

Kesha menatap Razka, matanya mengisyaratkan agar Razka pergi mengikuti Haykal. Razka mengangguk dan langsung berbalik arah untuk keluar dari gudang sekolah.

"Maafin Haykal, ya.." Kesha menatap wajah Sabian yang sudah babak belur akibat ulah Haykal yang sangat membabi buta pada Sabian.

Sabian meringis kesakitan namun senyum manis terlukis indah diwajah tampannya saat mengetahui wajah Kesha sangat cemas. Sabian tahu persis, Kesha sangat khawatir dengan keadaannya, mimik wajah Kesha tidak pernah bisa berbohong.

"Gapapa, sha. Gue paham kok" ucap Sabian seraya mengusap luka yang ada diujung bibirnya.

"Ke UKS yuk, luka lo banyak banget" Sabian mengangguk lalu berjalan mengikuti Kesha.

-

Sabian duduk diujung ranjang UKS, sementara Kesha berdiri dihadapan Sabian seraya mengobati luka yang ada diwajah Sabian. Lukanya dan darahnya cukup banyak, kalau saja Kesha dan Razka tidak cepat datang, mungkin Sabian sudah habis ditangan Haykal.

"Sejak kapan lo sakit?" tanya Sabian.

Kesha menghentikan kegiatannya lalu menatap Sabian, mengingat bahwa penyakitnya itu sudah lama berada ditubuhnya, baru hari ini penyakit itu kembali menyerangnya setelah sekian lama. Kesha juga hanya memberi tahu Haykal dan tentunya Razka tentang hal ini.

"Gue ga sakit, gue emang gabisa kena panas" alibi Kesha.

"Lo jangan mikir gue anak kecil yang bisa lo begoin deh"

"Udah lama, udah gausah dibahas" Kesha kembali membersihkan wajah Sabian dengan kapas.

Sabian menahan pergelangan tangan Kesha lalu menggenggamnya "Gara-gara minum sama gue semalem, iya kan?" ucap Sabian menatap Kesha dengan tatapan penuh bersalahnya.

Kesha menghela nafasnya, Sabian benar-benar tidak bisa dibohongi. Kesha tahu persis sebab dari penyakitnya adalah alkohol, namun ia tidak mau Sabian merasa bersalah karena semalam, memang permintaan Kesha sendiri kan?.

"Maaf ya, sha.. gue bener-bener gatau"

"Gapapa, Sabian.. kan gue yang minta, bukan salah lo" ucap Kesha tersenyum. Tuhan, baru kali ini Sabian melihat gadis ini tersenyum dengan ikhlasnya.

"Aduh, langsung sembuh luka gue"

"Hah? masa si?" tanya Kesha seraya memperhatikan wajah Sabian yang penuh luka.

"Iya, gara-gara lo senyum" Sial. Lagi-lagi Sabian kembali membuat pipi Kesha memerah akibat kalimat yang ia lontarkan.

"Apaansih, gue lagi ga bercanda loh" ucap Kesha dengan nada kesalnya.

"Iya, Kesha.. nanti gue seriusin, ya?" ucap Sabian. Kesha tidak menanggapi Sabian, ia kembali mengobati luka diwajah Sabian.

"Gue rela dihajar sama Haykal setiap hari kalo kaya gini" Sabian kembali menatap mata Kesha dengan teduh. Kali ini Kesha tidak mengalihkan pandangannya, ia ingin tahu seberapa lama tatapan itu akan bertahan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Him. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang