HAPPY READING🥺❤️Haykal berbaring diranjang kamarnya, keadaannya memang belum membaik sepenuhnya, namun ia meminta untuk segera pulang ke rumah. Seharusnya juga Haykal belum boleh terlalu banyak beraktivitas, tapi tetap saja ia kekeuh untuk kembali bersekolah mulai besok.
Haykal memainkan ponselnya, ia merasa mulai kesal saat melihat beberapa foto digrup sekolah. Mengetahui bahwa Sixty Nine berhasil tampil, namun bukan dengannya.. melainkan dengan Sabian -siswa baru yang sangat ia benci-.
Semakin merasa kesal karena Alvin, Rakha dan Razka sama sekali tidak memberi tahunya tentang hal ini, karena mereka tahu persis Haykal akan marah jika mengetahui Sabian lah penggantinya. Namun mereka salah, bahkan Haykal malah mengetahui dengan sendirinya dan merasa sangat kesal dengan hal ini.
Haykal menggeretakan giginya, rahangnya mulai mengeras serta tangan kirinya mulai mengepal seakan-akan gatal ingin memukul dan menghabisi Sabian saat itu juga. Seandainya keadaannya tidak seperti ini.
"Arghhh... bangsat" teriaknya dengan sangat kesal.
'prang'
Haykal membanting handphonenya ke lantai, ia tidak tahu harus bagaimana untuk melampiaskan amarahnya yang sudah memuncak. Tidak peduli dengan kerusakan handphonenya itu, hal yang mudah bagi Haykal untuk menggantinya dengan yang baru.
***
20.00
Kesha berbaring diranjang kamarnya seraya memainkan ponselnya, hari ini begitu melelahkan namun cukup membuatnya bahagia. Senyumnya terlukis indah diwajah manisnya saat mengingat kejadian dimana Sabian menatapnya ditengah-tengah permainan drumnya siang tadi.
Kesha jatuh cinta? tidak.. tidak.. tahan, belum waktunya.
Kesha melototkan matanya saat nama Sabian muncul dinotifikasi handphonenya. Oh Tuhan, baru saja Kesha memikirkannya. Tanpa berpikir panjang ia langsung membuka pesan baru dari Sabian.
Sabian
Gue didepan rumah loKeluar dong, sombong deh
Shit. Kesha semakin terkejut sekaligus tidak percaya saat membaca pesannya. Apa benar Sabian didepan rumahnya?. Tanpa berpikir panjang juga, Kesha langsung bangkit dari ranjangnya dan berjalan keluar.
-
Benar, Sabian sudah berdiri didepan pagar rumah Kesha. Kesha heran, apa yang sebenarnya Sabian pikirkan sampai bisa datang ke rumahnya tengah malam begini. Sabian tersenyum saat melihat Kesha berjalan mendekatinya.
"Lo ngapain sih? kurang kerjaan lo ya" ucap Kesha seraya berkacak pinggang.
"Kangen"
Satu kata, namun berhasil membuat jantung Kesha berdetak lebih kencang serta pipinya mulai memerah seperti tomat. Tidak, tidak.. tahan Kesha, Sabian pasti hanya bercanda.
"Apaan sih, freak"
Sabian terkekeh saat melihat Kesha berusaha menahan rasa malunya serta wajahnya yang mulai memerah. Kesha adalah gadis paling gengsi menurut Sabian.
"Gengsi banget sih, tuh pipi udah merah" Sabian bersedekap dada seraya menatap wajah Kesha yang masih memerah.
Kesha langsung mengusap wajah dengan telapak tangannya, percuma.. tidak akan bisa menyembunyikannya didepan Sabian. Sabian semakin terkekeh melihat kelakuan lucu Kesha.
"Nyokap lo, ada?" tanya Sabian mengalihkan pembicaraannya.
"Ada, mau ngapain lo?" jawab Kesha dengan nada ketusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Him.
FanfictionKetika seorang gadis tomboy bersahabat dengan lelaki tampan tanpa adanya sebuah perasaan lebih diantara mereka, dan akhirnya hadir seorang lelaki yang mampu membuat gadis cuek ini jatuh hati kepadanya. Apa yang terjadi?