Happy reading!🥺❤️
Setelah pulang dari rumah Kesha, Sabian tidak langsung kembali ke apartemennya. Ia memutuskan untuk menyusul temannya -Kenzo, Devan, dan Alvaro-, di sebuah bar yang biasa mereka datangi untuk bersantai.
"Lo sebenernya darimana sih?" tanya Kenzo seraya memakan cemilannya.
Bukannya menjawab pertanyaan Kenzo, Sabian malah tersenyum tidak jelas, mengingat betapa lucunya ekspresi Kesha saat terkejut melihat kedatangannya tadi. Kenzo mengerutkan keningnya, sudah gila memang Sabian ini, senyum-senyum ga jelas.
"Ditanya tuh jawab bego" sahut Devan.
Devan melemparkan kacangnya untuk menyadarkan Sabian. Sabian berhenti tersenyum saat ia menyadari ada sesuatu yang dilemparkan ke wajahnya, Sabian berdecak Kesal seraya menatap Devan.
"Apaansih lo pada, gabisa liat gue seneng aja" jawab Sabian.
"Makanya seneng tuh bagi-bagi" sahut Alvaro
"Kali ini ga bisa dibagi kayanya" ucap Sabian seraya menenggak beer miliknya.
"Wah.. jatuh cinta lo ya? iyakan?. Udah bisa jatuh cinta lagi, ha?"
Kenzo terkekeh meledek sahabatnya itu. Mengingat sahabatnya ini jarang sekali mempunyai hubungan serius dengan seorang gadis, terakhir kali.. sekitar dua tahun lalu. Setelah putus dengan mantan terakhirnya, Sabian tidak pernah pacaran lagi. Namun jangan ditanya, sudah berapa gadis yang ia dekati hanya sekedar untuk pelampiasan.
"Bisa lah" jawab Sabian dengan mantap.
"Yakin jatuh cinta? paling ujung-ujungnya kalo udah baper, lo tinggal gitu aja" ucap Devan dengan mantap, Sabian menggelengkan kepalanya menolak pernyataan yang Devan ucapkan.
"Engga, yang ini beda"
"Halah liat aja"
"Beda"
"Yauda-yaudah, daripada debat, lo kan lagi seneng tuh.. mending lo bayarin kita minum malem ini" ucap Kenzo seraya menaikkan kedua alisnya lalu melirik Devan dan Alvaro. Devan dan Alvaro jelas langsung setuju dengan ucapan Kenzo. Siapa yang menolak sebuah traktiran?.
"Nah, cocok" ucap Devan memanas-manasi.
"Biasanya kalo seneng, dompetnya suka bocor" sahut Alvaro.
Sabian langsung mengeluarkan kartu atm dari dompetnya, mengisyaratkan bahwa ia mengiyakan permintaan ketiga temannya itu tanpa sebuah jawaban. Wajah Devan langsung sumringah, begitu juga dengan Alvaro apalagi Kenzo.
"Sebelumnya saya ucapkan Terima kasih, tuan Sabian" ucap Kenzo mendramatisir kalimatnya.
Sabian hanya berdehem menanggapi temannya itu, hal ini memang sudah biasa mereka lakukan sejak dahulu. Pertemanan mereka sudah lebih dari sekedar masalah uang.
Kenzo menangkat tangannya, mengisyaratkan agar waiters datang dan mencatat pesanannya. Tidak lama, waiters itu langsung datang menghampiri sofa yang mereka tempati.
"Kak, mau tambah jagermeister satu botol ya, gausah pake mixer" ucap Kenzo, waiters itu mengangguk seraya menginput pesanan Kenzo.
"Tambah whisky mixer cola deh" ucap Devan.
"Ada lagi?" tanya waiters itu untuk memastikan kembali pesanan mereka.
"Lo mau apa lagi, bi?" tanya Devan.
"Ngikut lo pada aja"
"Udah itu dulu aja kak" ucap Devan.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Him.
FanfictionKetika seorang gadis tomboy bersahabat dengan lelaki tampan tanpa adanya sebuah perasaan lebih diantara mereka, dan akhirnya hadir seorang lelaki yang mampu membuat gadis cuek ini jatuh hati kepadanya. Apa yang terjadi?