Part 3

3 0 0
                                    


Happy reading!🥺❤️

Razka dan kedua anggota Sixty Nine yang lain sedang berada di rooftop sekolah, selain warung budhe, rooftop sekolah adalah tempat kedua mereka untuk bersantai. Sixty Nine sangat sering mengunjungi rooftop untuk membicarakan tentang lagu yang akan mereka bawakan. Selain tempatnya yang asik, tempat ini juga tersembunyi, hanya beberapa siswa saja yang tahu. Contohnya siswa bandel seperti Razka dan beberapa temannya.

Razka duduk bersila seraya asik mengepulkan asap rokonya, sementara kedua temannya -Alvin dan Rakha- masih diam sambil berpikir langkah apa yang akan mereka ambil untuk pensi sekolahnya.

Razka sudah menyerah dengan beberapa saran yang ia berikan, namun tidak disetujui Alvin dan Rakha. Satu-satunya jalan, mereka memang harus mencari pemain drum untuk menggantikan Haykal sampai ia pulih.

"Denger-denger Sabian bisa main drum kan, ka?" ucap Alvin dengan santai sembari memainkan handphonenya.

Razka menepuk jidanya, bodoh.. Razka lupa kalau beberapa hari yang lalu Sabian bercerita tentang pengalamannya saat ia bergabung disebuah band saat masih di Amerika. Kenapa tidak terbesit sedikitpun dipikiran Razka, huh.

"Oiya.. gue lupa vin" Razka mematikan rokoknya dan langsung mengambil ponsel yang berada disakunya untuk menghubungi Sabian.

"Lo yakin Sabian, ka?" tanya Rakha menatap Razka dengan penuh tanda tanya. Rakha masih ingat persis kalau Haykal sangat membenci Sabian.

"Yakin lah.." ucap Razka dengan mantap.

"Lo lupa, atau gatau kalau Haykal benci banget sama Sabian?" tanya Rakha lagi.

"Kha, ini cuma sementara" Alvin berusaha meyakinkan Rakha, disetujui oleh Razka. toh Sabian hanya menggantikan Haykal untuk sementara waktu saja, sampai Haykal pulih.

"Gue gamau ikutan ya kalo ada apa-apa, kalian tau sendiri kan Haykal kaya apa"

pasrah dengan kedua temannya yang kekeuh menjadikan Sabian sebagai pengganti Haykal, Rakha memilih untuk mengikuti saran Razka dan Alvin, namun ia tidak mau menanggung resikonya. Razka dan Alvin mengangguk, keduanya berusaha untuk yakin dengan pilihan terakhir mereka.

Tanpa keraguan Razka langsung menghubungi Sabian dan memintanya datang ke rooftop saat itu juga. Rakha hanya bisa diam, ia memilih untuk membaringkan tubuhnya karena merasa lelah.

Langkah Sabian semakin terdengar jelas, Razka menoleh lalu tersenyum melihat kedatangan Sabian "Ada apa, ka?" tanya Sabian mendekati Razka.

"Jadi gini, lo mau ga gantiin Haykal jadi drummer Sixty Nine sementara waktu ini sampai dia sembuh" tanpa basa-basi Razka langsung bertanya kepada Sabian.

"Gue mau-mau aja, kalian gapapa tapi?"

"Gapapa kok, sab.. santai aja. Toh, emang kita butuh" ucap Alvin dengan santai. Sabian mengangguk.

"Oke kalo gitu"

Razka dan Alvin menghela nafasnya lega, akhirnya mereka menemukan pengganti Haykal untuk sementara waktu. Rakha hanya diam, seperti yang ia katakan tadi.. tidak mau menanggung resiko apapun itu.

Sekarang Sabian resmi bergabung dengan Sixty Nine, mereka membicarakan beberapa lagu yang sudah mereka pelajari sebelumnya dengan Haykal. Sabian menyetujui, hal yang mudah bagi Sabian untuk mengimprove tempo dan irama yang sudah mereka ciptakan sebelumnya.

Setelah semua aman terkendali, mereka memutuskan pergi ke studio sekolah untuk berlatih bersama. Razka meraih tas gitarnya dan langsung berjalan diikuti Sabian, Alvin, dan Rakha.

                            ***

ini Haykal

ini Haykal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Him. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang