(2,1) Ramadhan ! Mabar cacing.

701 103 20
                                    

Dini hari menjelang waktu sahur, para bujang taruna bakwan sedang ngumpul di depan rumah Akashi sambil main game cacing dengan tidak santuinya.

"Jancok! Phyton gua yang dibesarkan dengan segenap jiwa dan raga, penuh cinta dan kasih sayang meninggal karena cacing baru muncul? Demi apapun lu sejancok jancoknya jancok ya, cacing!" Congor Kagami mulai berkoar.

"Kagamichin noob banget sih. Belum sampai sejuta udah mati. Kaya gua sih, jago!" Ledek Murasakibara, sambil pamerin miliknya yang gede.

"Ya elah gua mah apa atuh lagi dililit sama cacing gede, nanodayo. Apa gak bisa bikin lucky item untuk cacing?" Nah, Midorima mulai goblog.

"Ya menurut saudara aja gimana. Bahkan Aomine dan Kagami yang seperti itu aja tau jawabannya." Akashi miris

"Minimal cacing gua gak kecil kayak elu langsung di makan ya, Akashi teme!" Batin kagami dan Aomine menjerit.

"Kurokocchi peringkat berapa-ssu?" tanya Kise.

"15, dengan score 2,997,800, kise-kun. Yang peringkat satu 5 juta. Pasti susah gerakinnya." Kata kuroko sedatar temperglass yang nempel di hp.

"Jirr, arena pertarungan orang pro-ssu." Kise merinding sendiri liat arena tarungnya.

"Eh eh ... saudaraku sekalian, katanya mau pada bangunin sahur. Kenapa masih pada main cacing?" Tanya Akashi yang kenyataannya, masih terus mencoba untuk membesarkan cacingnya.

"Minimal ngaca ya anjeng!" Plis, Kagami udah muak.

"Baiklah, handphone hanya akan memperlambat niat baik kita. Lebih baik di buang saja." Kata Akashi dengan aura anak orang kaya yang sangat amat menyilaukan mata.

"Ya eluh enak kalau dapet THR gede. Lah kita? Buang hp boro boro dibeliin lagi. Palingan ya ngumpulin THR sampe ujung dunia, gak makan gak minum biar bisa kebeli tuh HP." Batin mereka-mereka nelangsa.

Hah Bakwan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang