Besok aku utbk, minta doanya ya semoga semuanya lancar dan aku bisa lolos sbmptn tahun ini,
Aamiin
..
.
.•• Detektif Jeon ••
"Mohon bantuannya," ucap Wonwoo dengan senyum sembari menundukkan kepalanya sebentar. Pria yang sudah bertransformasi menjadi wanita itu pun berjalan pelan menuju bangku kosong yang ada di ruangan itu."Hai Wonnie, kau cantik," puji seorang pria yang duduk di samping Wonwoo kala wanita yang sebenarnya adalah pria itu mendudukkan dirinya.
Wonwoo lantas tersenyum mendengar pujian itu, meski sebenarnya ia sedang berusaha untuk tidak melayangkan tinjunya pada pria yang menatapnya dengan pandangan menggoda itu. Demi Tuhan, rupanya menyamar menjadi seorang wanita jauh lebih sulit daripada duduk di ruangan penuh penggosip. Tapi mau bagaimana lagi, ini adalah pilihannya dan Wonwoo tahu bahwa dirinya sudah tidak bisa mundur.
"Suara mu juga sangat manis dan menggemaskan," sekali lagi pria yang Wonwoo ketahui bernama Wen Junhui itu memujinya.
Pujian kali ini membuat Wonwoo tertawa kecil meski sebenarnya ia ingin menangis, 'Kau belum mendengar suara ku yang asli saja.'
Seperti yang dikatakan Baekho semalam bahwa alat yang akan membuat suara Wonwoo berubah datang pagi ini. Benar saja, alat kecil yang menyatu dengan choker itu datang pagi ini dan alat itu benar-benar bekerja. Wonwoo pikir tidak ada alat semacam itu, untungnya alat itu hanya digunakan pihak kepolisian dan merupakan barang import dari Eropa. Jika saja alat itu dapat di gunakan masyarakat luas dan sudah di produksi di Korea, pasti akan ada oknum cabul yang berpura-pura menjadi wanita demi keuntungan nya sendiri.
Wonwoo menikmati jalannya perkuliahan pertamanya sebagai seorang wanita dengan penuh khidmat. Ia tidak pernah merasakan bangku kuliah sebab beberapa tahun setelah ia lulus sekolah menengah Wonwoo memutuskan untuk bekerja sebelum mendaftarkan dirinya di akademi kepolisian. Jadi ketika mendapat kesempatan untuk merasakan dunia perkuliahan meski dalam kondisi seperti ini, Wonwoo akan menikmati dan memanfaatkannya dengan baik.
Tak terasa mata kuliah pertama telah usai. Kini para mahasiswa maupun mahasiswi nampak keluar dari ruangan itu bersama teman masing-masing. Tapi tidak dengan Wonwoo, pria manis itu masih betah duduk di tempatnya. Sebenarnya yang ia lakukan adalah memperhatikan dengan detail setiap orang yang keluar dari ruangan itu karena menurut profil pembunuhan yang ia baca, kelas ini adalah kelas yang sama yang dihadiri para korban seminggu sebelum mereka ditemukan terbunuh.
"Kau akan berdiam disini sampai kapan? Ayo makan siang bersama,"
"Kau mengajakku?"
Jun mengedarkan pandangannya sebelum kembali menatap Wonwoo, "Apa ada orang lain selain dirimu disini, Wonnie?"
Mendengar penuturan Jun membuat Wonwoo mengedarkan pandangannya seperti yang Jun lakukan tadi, "ah, sudah sepi rupanya."
Wonwoo tadi memang sempat hanyut dalam pikirannya kala melihat seorang pria yang menatapnya dengan sinis sebelum tersenyum miring. Hal itulah yang membuatnya tidak sadar bahwa ruangan telah kosong dan hanya menyisakan dirinya dan Jun.
"Jadi?"
"Jadi?" Wonwoo mengernyit heran dengan pertanyaan Jun, apa maksudnya dengan jadi itu?
Pria tampan itu pun mendengus kala mendengar pertanyaannya malah dibalik dengan pertanyaan juga oleh wanita cantik itu, "Makan siang bersama, aku akan memperkenalkan mu dengan teman ku yang lain,"
Wonwoo mengangguk kemudian membereskan beberapa bukunya dan membiarkan buku-buku itu ia pegang di depan dada ketimbang memasukkannya ke dalam tas bahu nya. Hal ini juga merupakan salah satu dari sekian banyak kemiripan yang dilakukan para korban sebelum mereka dibunuh dengan sadis. Jujur Wonwoo pun bingung mengapa ia melakukan semua ini, dia seakan menyerahkan dirinya dengan suka rela pada sang pembunuh karena melakukan hal-hal kecil yang mirip dengan yang di lakukan oleh para korban. Padahal tidak ada yang memintanya melakukan hal semacam ini, bahkan dalam surat perintah itu penyamaran yang harus Wonwoo lakukan cukup pada penampilan seperti rambut panjang sedikit bergelombang, berpakaian feminim dengan rok atau dress, dan jangan pernah mengenakan celana jeans, hanya seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detektif Jeon
FanfictionWonwoo tidak mengerti dendam apa yang disimpan kepala kepolisian tempatnya bekerja pada dirinya. Apa hanya karena sebuah penolakan membuat pria tua itu memperlakukannya seperti ini? Bagaimana bisa pria menyebalkan itu memerintahkannya untuk menyamar...