Bagian 4

94 17 9
                                    

Visha membuka matanya, perutnya keroncongan dan tenggorokannya terasa kering. Tavisha baru ingat jika ia hanya minum susu malam tadi. Matanya mengarah kepada jam dinding yang baru menunjukan pukul 23.30 malam.

Sudah tengah malam dirinya terbangun akibat lapar dan haus Tavisha turun dari tempat tidur kemudian mengikat rambutnya berantakan ia berjalan menuju dapur untuk mengisi perutnya. Tavisha membuka kulkas dan ia hanya melihat ada beberapa bumbu dan air minum, tidak ada makanan ringan maupun sayur yang bisa dimasak. 

Karena perutnya terus bunyi Tavisha memilih menuju minimarket 24 jam yang berada tidak jauh dari rumahnya. Ia mengambil jaket, dompet dan ponselnya. 

Tiba - tiba terdengar suara dering ponsel yang berasal dari ponsel Tavisha, ternyata itu panggilan dari nomor yang selama ini menerornya kemudian ia langsung menjawabnya.

"Halo, ini siapa?," tanya Tavisha.

"Jangan keluar malem malem sendirian, seenggaknya minta temenin supir. Jangan bikin aku khawatir," sahut orang itu

"Siapa lo? Gak usah sok neror. Dasar Pengecut! Kalo berani..."

Tut.. Tut.. Tut...

Tavisha belum menyelesaikan kalimatnya tapi orang itu sudah mematikan panggilannnya terlebih dahulu. Ia berpikir bagaimana orang tersebut tau jika dia sedang keluar rumah atau mungkin dia ada di dekat Visha saat ini.

Tavisha mengarahkan pandangannya ke segala arah untuk mencari apakah ada orang didekatnya tapi ternyata hanya ada tukang nasi goreng yang lewat sambil mendorong gerobak yang isinya sudah habis, tidak mungkin jika tukang nasi goreng itu yang menelfonnya.

Tavisha terus berjalan menuju minimarket, sesampainya disana ia langsung mengambil makanan ringan yang dibutuhkan untuk mengisi perutnya kemudian berjalan menuju kasir untuk membayar belanjaannya.

Dalam perjalanan pulang Tavisha melihat ada dua orang lelaki yang sepertinya sedang mabuk. Hati Visha mulai takut untuk terus melangkah maju ia takut jika orang tersebut akan berbuat jahat apalagi mereka sedang dalam pengaruh minuman keras. Tavisha menggelengkan kepalanya berusaha menghilangkan pikiran negatif dan mulai melangkah maju untuk melewati kedua orang tersebut.

"Lewat ko gak permisi." Kata salah satu dari mereka sambil meraih pergelangan tangan Tavisha.

Rasa takut Tavisha tidak bisa disembunyikan lagi, keringat mulai bercucuran deras. Ia mencoba melepaskan cekalan yang ada ditangannya namun apa daya tenaga Tavisha tidak sebanding dengan tenaga lawannya.

Lelaki tersebut semakin lancang dengan ia menyentuh dagu Tavisha. Ia gemetar ketakutan berusaha  berteriak meminta tolong tetapi tidak ada orang disekitar jalan. Kepala lelaki itu mendekat seakan ingin mencium Tavisha, mendapat perlakuan seperti itu Tavisha langsung meludahi muka lelaki itu sebagai perlawanan.

Tetapi lelaki itu hanya tertawa dan menampar Tavisha dengan keras. Air mata jatuh begitu saja dipipi Tavisha rasa sakit dan takut bercampur dalam dirinya. Ia hanya bisa berharap agar ada keajaiban yang menolongnya. 

Tiba - tiba terdengar suara mesin motor yang mendekat Tavisha langsung berteriak minta tolong sekeras mungkin karena hanya itu satu - satunya cara agar ia bisa lepas dari musibah ini.

"Kalo berani jangan sama cewek, dasar banci."

Setelah mengatakan hal itu terjadilah adegan baku hantam diantara mereka. Tidak butuh waktu lama bagi pengemudi motor itu untu megalahkan lawannya. Setelah itu ia menghampiri Tavisha.

"Kamu gapapa?," Kata orang itu.

Tavisha hanya menggeleng lemas padahal pipinya sangat sakit bahkan sampai meninggalkan bekas kemerahan.

"Ayo aku antar pulang."

Visha hanya mengangguk tanda setuju. Sesampainya di depan rumah Tavisha langsung turun dari motor dan mengucapkan terimakasih, namun orang itu tidak merespon Tavisha dan langsung pergi begitu saja. 

☁☁☁

Maaf yaaa kalo updatenya lama :(
Maaf juga kalo ceritanya jelek, proses belajar soalnya :(
Jangan lupa untuk vote dan comment teman - teman :)

See you :*

Layang - layang?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang