Bagian 5

65 8 1
                                    

Semenjak kejadian malam itu, Tavisha selalu diantar kemana pun oleh supir, Ibunya terlalu takut membiarkan Visha pergi sendiri, beliau khawatir jika kejadian malam itu terulang kembali.

"Ibu cantik banget hari ini. Bu, aku gak usah pake supir ya? Kan bisa naik kendaraan umum biar bisa mengurangi kemacetan bu," rayu Tavisha.

"Jangan rayu ibu untuk mengubah keputusan. Ibu cuma takut kejadian semalam terulang. Kamu harus dengerin Ibu Visha," tolak Ibu Tavisha.

Visha menatap Ayahnya yang sedang menikmati sarapan pagi, berharap mendapat pertolongan agar Ayahnya berbicara pada Ibunya, Ayah Tavisha mengerti arti tatapannya.

"Udah dengerin ibu, cuma seminggu aja. Tapi kamu harus janji loh ca gak akan keluar malam sendirian lagi," ujar Ayah Tavisha.

"Iyaaa Ayah Tavisha janji," balas Tavisha.

"Ayah, gak bisa cuma seminggu dong. Kalau kejadiannya terulang gimana? Ibu takut Visha kenapa kenapa lagi," protes Ibu Visha.

"InsyaAllah gak akan bu. Tavisha kan sudah besar pasti bisa jaga diri sendiri. Iya kan ca?," tanya Ayah sambil menatap Visha.

"Iyaa bener bu, janji deh!" jawab Visha.

Akhirnya setelah melalui perdebatan panjang, Ibu Visha setuju dengan keputusan Ayah Visha hal itu membuat perasaan Visha sedikit lega.

☁☁☁☁☁☁

Pulang sekolah, Visha menunggu jemputan di dekat gerbang sekolah. Visha menangkap mobil hitam milik Ayahnya yag menepi di sebrang jalan. Visha langsung berjalan menuju mobil Ayahnya.

"Loh kok Ayah yang jemput?" Tanya Visha ketika masuk duduk disamping Ayahnya.

"Iya, Pak Diman izin sakit hari ini," jawab Ayah Visha.

Ayah mulai mengemudi dan Visha menyalakan radio mencari siaran lagu.

"Kita beli kue pesenan Ibu dulu ya ca," Kata Ayah.

Visha mengangguk setuju, Visha memperhatikan jalanan yang dipenuhi oleh kendaraan siang itu memang jam-jam pulang sekolah dan pagi hari sangat rentan macet, tokonya cukup ramai siang ini sehingga Ayah meminta Visha untuk tetap menunggunya di dalam mobil.

Sudah 20 menit yang lalu Ayah Visha masuk kedalam toko kue itu namun belum kunjung keluar, bosan menunggu Ayahnya di dalam mobil Visha berinisiatif untuk menyusul Ayahnya ke dalam toko kue itu, tapi tanpa sengaja matanya menangkap motor yang sepertinya pernah ia lihat.

"Oh iya itu motor orang yang nolong gue waktu itu, gue masih inget banget."

Tanpa aba ia melangkah mendekati motor yang terparkir tidak jauh dari toko kue, baru saja berjalan lima langkah dari tempat semula, terdengar suara tidak asing bagi Visha, tentu saja itu Ayahnya yang baru saja keluar dari toko kue itu.

"Ca, mau kemana? Ayo sudah dapat kuenya." Kata Ayah Visha sambil mengangkat kantong yang berisi kue.

Visha hanya bisa menghela napas, tinggal selangkah lagi mengetahui siapa orang yang menolongnya tiba-tiba hal itu digagalkan Ayahnya, dengan raut muka yang sedikit kecewa Visha masuk kembali ke dalam mobil.

"Kenapa mukanya lecek gitu?" tanya Ayah.

Bukannya menjawab Visha hanya tersenyum lebar sambil menunjukan ke Ayahnya, Ayah hanya menggeleng memaklumi kepribadian anak semata wayangnya itu.

☁☁☁☁☁☁

Holla, gimana sama part kali ini?

Semoga menghibur yaaa :)

Tetep yaaa

Jangan lupa untuk vote dan comment ;)

Hehe Thank You :*

See you <3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Layang - layang?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang