Prolog

284 33 8
                                    


" Jangan pergi malam ini. Tetaplah disini sekali lagi. Ingatkan aku bagaimana rasanya. Dan mari saling mencinta sekali lagi. Kubutuh dirimu di sisiku. Kau buatku bersedih saat kau mengabaikanku. Kumohon tolong bertahanlah."

Love is Gone
~Slander ft. Dylan Matthew~

..............

Bergerak mengeliat, sang dominan ini perlahan mulai membuka atensi matanya, ketika cahaya terang nan lembut menerpa wajahnya hingga mengusik tidurnya. Dia bukannya mau bergelut lebih lama di dalam gulungan selimut. Namun sungguh, sisa semalam benar-benar melelahkan. Apalagi ketika ia mengingatnya, kepalanya bisa terasa berdenyut nyeri.

Yah, kejadian semalam benar-benar mempengaruhinya. Sedikit bertengkar dengan si jelita hingga berakhir di atas ranjang, lalu bergelut panas sebagai luapan emosinya. Maka agaknya Taehyung ingin sang jelitanya itu sadar bahwa jiwa dan raga wanita itu adalah hak milik Taehyung.

Dan itu mutlak..

Menyampirkan badannya, Taehyung sedikit meringis menahan perih pada punggungnya." Ah.. ini pasti bekas cakarannya yang semalam." Dia bergumam sendiri seraya menyulam senyum jahil.

Yah, bila mengingat yang semalam, sejujurnya dia sangat menyukainya. Mengingat bagaimana sang dominan ini menghajar si jelita di bawah kukungannya hingga berakhir saling menjerit karna kelelahan.

Taehyung tau, hal ini sudah biasa terjadi. Namun anehnya seakan menjadi candu, Taehyung ingin lagi dan lagi. Mencecap wanita itu sebagai miliknya walaupun dirinya tak pernah mau dimiliki wanita itu.

Dan Taehyung mengerti, rasa kasih sayang dan cinta dari wanita itu benar-benar tulus untuknya. Tak pernah sekalipun ia meragukan hal itu. Mengingat sudah hampir enam bulan mereka bersama, seharipun Taehyung tak luput daru kasih sayang wanita itu.

Walau agaknya Taehyung meragukan dirinya. Bukan.. lebih tepatnya ia meragukan perasaannya sendiri. Ketika si jelita yang setiap hari tiada henti memberinya kasih sayang. Namun yang berdiri kokoh disamping wanitanya sebagai seorang penopang—bukanlah dirinya. Melainkan si pendek sahabatnya itu.

Benar, orang itu ialah sahabat dekat sang jelitanya, si pendek Jimin. Maka yang membuat Taehyung risih adalah Jimin yang tak pernah berhenti mengganggu wanitanya itu. Tentu saja ini membuat Taehyung tak terima.

Tapi Taehyung melakukannya tanpa memandang siapa yang berbuat dan siapa yang disalahkan. Akibatnya Taehyung memilih melimpahkan semua kesalahan pada sang jelita hingga ia berakhir menerima hukuman karna terus saja dekat dengan si pendek itu.

Cemburu..

Tch.. Taehyung masa bodo dengan hal itu. Tak mau tau juga tak mau mengerti lebih dalam tentang perasaannya. Yang dia inginkan hanya agar supaya gadisnya itu tetap aman bersamanya dan selalu menjadi miliknya—seutuhnya.

Sekalipun Taehyung mencintainya, maka ia lebih memilih memutar balikkan fakta itu. Dia tak mau terlibat lebih dalam tentang perasaannya. Terlebih pada orang yang telah membuat hidupnya kacau semenjak sang ibu pergi dari sisinya. Maka Taehyung pun bisa egois untuk memiliki wanita itu meski hatinya tak pernah dimiliki wanita itu.

Berusaha bangkit meski sedikit meringis, Taehyung menoleh ke samping tempat tidurnya. Namun belum beberapa detik berlalu, ia mengernyit heran ketika tak mendapati sang jelitanya itu disampingnya.

" Tzu.. kau dimana?.." Taehyung segera membangun pondasi suaranya ketika alunan bariton itu mengudara lembut seisi kamar.

" Dimana dia?.. apakah ia dikamar mandi..?" Batinnya.

Waiting For Seven YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang