1. I'm Comeback.

162 26 3
                                    


Tak pernah terpikirkan olehnya, bahwa ia akan kembali menginjakkan kaki di tanah kelahirannya ini lagi. Sirat masa lalu terlalu nyata terlihat jelas di setiap sudut kota ini. Seakan menjadi rekaman vidio yang berputar tiada henti di matanya.

Benar.. kota ini masih tetap sama, tak ada yang berubah.

Sama dengan terakhir kali ia menginjakkan kakinya di tempat ini. Tempat dimana ia menumpahkan seluruh rasa sakit dan kenangan terindah dari masa lalunya di bawah tirai hujan waktu itu.

" jadi sekarang apa alasanmu kembali?.." si lelaki bersurai coklat madu itu menoleh padanya. Senyum tulus masih terpaut di bibirnya. Manik birunya menjatuhkan pandangan pada gadis dihadapannya ini.

Dia tentu tak tau alasan gadis ini kembali. Namun ketika mendengar kabar sahabatnya itu kembali, sungguh.. ia kaget sekaligus bahagia. Lantaran si gadis yang menjalin pertemanan dengannya selama beberapa tahun ini telah kembali dari dunia perkuliahannya.

Sedangkan si gadis bersurai caramel mengkilat itu tetap setia memandangi riak air tenang milik sungai Han. Surai caramelnya mulai bermain-main diterpa angin. Raut wajah cantiknya menyulam senyum namun netra coklat indahnya itu tampak muram, menyirat sendu menatap nanar wajah kota yang tak pernah mati ini.

" Hai Seoul.. aku kembali.."

" Kau ingin menyapa kota yang telah banyak meninggalkan kenangan itu padamu.. apakah kau masih belum melepaskannya, Tzu?.." menyahut cepat, si lelaki yang sebelumnya mengulas senyum kini berbalik mengernyit. Rahangnya mengeras, wajahnya berubah serius mendominasi khawatir pada tatapannya.

Gadis itu lekas menunduk, sebelum lengkung senyum manisnya berubah menjadi senyum paksa, ia lalu menjawab yakin.
" Kenangan itu mungkin sudah hilang dari benak ku. Tapi rasa sakitnya masih tetap bertahan sampai sekarang.."

" Aku mengerti apa yang kau rasakan. Tapi ini sudah hampir tujuh tahun berlalu, apakah kau masih tetap akan mencintainya seperti ini?.." ujar pria itu.

Mencintai..

Tch.. bahkan dia sendiri saja tak tau apakah perasaan itu masih berlabuh di hatinya. Ataukah sudah karam di terjang badai masa lalu. Karna sudah cukup lama baginya berlabuh hingga mungkin dia lelah dan berakhir dengan tenggelam dalam putus asa. Maka agaknya gadis itu juga lupa arti sebuah kata mencintai dan dicintai setelah kehancuran menghampirinya.

Gadis yang memakai albaret merah di kepalanya itu terdiam sejenak, pun sebelum ia menjawab, helaan nafas berat terhela dari hidungnya.

" Oh si kodok alien itu.." ia menoleh lalu mengulas senyum jenaka.

" untuk sekarang.. aku tak bisa mengatakannya, tapi yang jelas aku sudah melupakannya. Kira-kira bagaimana kabarnya sekarang?.." lanjutnya, menatap manik biru sahabatnya yang tengah menatapnya. Berharap bisa membunyikan rasa nyeri yang menyerang dadanya itu dari pria ini.

" Dia sudah berubah jauh dari yang apa kita perkirakan. Dan mungkin dia juga takkan mengenalimu jika dia melihat mu yang sekarang.." si lelaki itu masih tak luput memandang mata sang gadis. Sedikit tak percaya juga kagum karena melihat dirinya yang sekarang.

Iris birunya itu berpendar menyelami seisi raut wajah gadis dihadapannya ini. Sudah ia duga sebelumnya, apapun tentang percakapan sahabatnya ini, maka ujung-ujungnya pasti berakhir dengan cerita seseorang dimasa lalu gadis itu.

" Yah, aku berharap dia tidak mengenaliku jika dia bertemu denganku.. dan aku harap dia juga benar-benar bahagia dengan jalan hidupnya yang sekarang.." seisi langit hatinya perlahan-lahan mulai runtuh ketika kalimat terakhir itu ia ucapkan. Hampir saja hal itu juga membuat pertahanan gadis ini runtuh.

Waiting For Seven YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang