Bab 2

45 5 0
                                    

Anak itu mendekatiku. Sepertinya aku mengenalnya. Oh benar! Dia Jungmo. Aku sering memanggilnya dengan sebutan Mogu. Nama yang lucu bukan?

"Hai, Chaeryeong!" sapa Jungmo. Ia sepertinya juga berkemah di sini. Akhirnya aku memiliki teman di sini. Tapi di dekat tendanya terdapat tenda lain. Dan milik orang lain sepertinya.

"Hai. Kau juga berkemah di sini?" tanyaku. Aku melihat pakaian Jungmo yang sedikit kotor. Mungkin ia baru saja berguling di tanah. Atau mungkin hampir jatuh dari jurang! Jurang!

Jungmo mengangguk mantap. "Ya. Aku berkemah di sini. Kau?"

"Aku juga. Aku berada di dekat tempat parkir. Oh maksudku hampir dekat dengan tempat parkir," jawabku.

"Oh ya. Kenalkan tetanggaku," ucap Jungmo lalu berteriak. "Seongmin! Kemarilah!" teriaknya. "Kenalkan, ini Seongmin. Kami baru saja bertemu."

"Oh, hai Seongmin. Namaku Chaeryeong," sapaku. Jika kalian bertanya-tanya dimana kakakku, maka jawabannya ia sedang mencari kayu bakar tentunya.

"Seongmin. Ahn Seongmin. Umurku 16 tahun. Kau?" tanya Seongmin. Ternyata ia lebih muda dariku. Ia memang terlihat masih muda. Dan imut. Tapi sepertinya orangnya tertutup.

"Oh, aku Lee Chaeryeong. Umurku? Eum, 18 tahun," jawabku. Tidak biasanya aku canggung begini. Aku juga melihat seseorang di belakang mereka. Rambutnya eum, abu-abu? Silver? Tidak terlalu jelas. Seperti bayangan.

Aku memberanikan diri untuk bertanya, "Eum, siapa dia?" ucapku sambil melirik ke arahnya. Memang tidak sopan jika aku menunjuknya.

"Oh, kau bisa melihatnya ya?" ucap Seongmin. Hah? Apa maksudnya melihatnya? Apakah ia?

"Hah?" Jungmo terlihat bingung. "Siapa? Tidak ada siapa-siapa."

"Bisa melihatnya? Maksudnya apa?" tanyaku pada Seongmin tidak mempedulikan Jungmo yang sedang kebingungan.

"Oh. Kau tidak bisa melihat mereka? Mungkin kau hanya dapat melihat Taeyoung. Aku bertemu dengannya tadi di jurang Greenwood." Tunggu. Jurang katanya? Ouh, ada yang lebih penting. Melihat? Mereka?

"Hei, mari kita pulang ke tenda," ucap seseorang dengan nada cuek. Huh, pasti Jieun.

Ternyata memang dia. "Baiklah. Aku akan pulang ke tendaku. Sampai ketemu lagi ya, Mogu, Seongmin."

"Taeyoung?" tanya Seongmin.

"Oh, ya. Taeyoung," jawabku ragu-ragu.

Aku mengikuti kakakku di belakangnya. Mencoba memikirkan apa arti dari perkataan Seongmin. Mereka? Ada satu yang terlintas dalan pikiranku, hantu?

Aku mencoba menghilangkan pikiranku mengenai hantu di kepalaku. Apa-apaan ini. Tidak mungkin ada hantu kan? Ini hanyalah hutan. Hutan yang gelap.

Ouh, aku benar-benar ketakutan sekarang. Bagaimana? Apa yang harus kulakukan? Tanpa kusadari aku justru mulai tertidur dan bermimpi.

Taeyoung? Ia datang di mimpiku? Bagaimana bisa?

"Jauhi Seongmin," ucapnya. "Atau lebih baik jauhi hutan ini. Seongmin milikku. Aku menyukainya. Dia baik." Apa maksudnya? Jika ia benar-benar hantu maka ...

"Sebenarnya kau ini apa atau siapa?" tanyaku.

"Aku adalah teman Seongmin dari dimensi yang berbeda dengan kalian. Tapi Seongmin dapat melihatku. Dan kau juga. Sayang sekali," ucapnya sedikit melas.

"Sayang sekali? Maksudmu? Aku tidak akan mencuri Seongmin darimu jika kau memintanya," ucapku.

"Ada satu yang ingin kusampaikan padamu," ucapannya sedikit terpotong dan nada ucapannya lebih rendah. "Kau tidak diinginkan banyak orang di sini. Termasuk aku," ucapnya yang benar-benar membuatku ketakutan. Aku tahu maksudnya. Aku tidak sepolos itu. Aku, paham.

"Apa? Lalu apa yang harus kulakukan?" tanyaku. Tetapi seseorang membangunkanku. Itu,

Seongmin?

"Chaeryeong. Bangunlah. Taeyoung menghilang," ucapnya dengan nada khawatir.

"Ouh, Taeyoung? Ya ampun dia baru saja mendatangi mimpiku, Seongmin." Aku mengatakan yang sejujurnya bukan?

"Tapi kenapa dia tidak menemaniku saja," ucap Seongmin lemah. Ia sedih. Maksudku, apakah ia sudah terbiasa didatangi makhluk dari dimensi lain?

"Aku tidak tahu. Ia hanya memintaku untuk tidak dekat-dekat denganmu. Taeyoung—dia menyukaimu." Aku sedikit merinding mengatakannya. Tapi kulihat wajah Seongmin justru terlihat bahagia.

"Aku juga suka bermain dengannya," ucapnya. Seketika aku merinding. Bermain dengan makhluk halus?

"M-maksudmu? Kau suka bermain dengan..." Aku ngeri. Apakah ia dapat melihat mereka semua? Semua?

"Aku memiliki banyak teman. Kau hanya bisa melihat Taeyoung, ya? Sayang sekali. Padahal temanku sangaaat banyak," ucap Seongmin antusias. Banyak?

"Maksudmu—kau itu—" Aku bergidik ketakutan ketika sesuatu melintas dalam pikiranku. Indra keenam? Apakah ada hubungannya?

"Iya. Kau tahu? Ada satu temanku yang menyukaimu. Ia orang yang baik. Katanya ia ingin bersamamu selamanya." Tunggu. Selamanya? Tidak! Aku tidak ingin ditemani makhluk halus! Mereka itu, hantu!

"Apa?! Siapa?" tanyaku. Ini sudah lewat tengah malam dan orangtuaku sudah tertidur pulas. Begitupun saudaraku. Kurasa tidak ada yang mendengar aku berteriak.

"Kau ingin tahu namanya ya? Namanya Kang Minhee. Dia sangat lucu, kau tahu? Seru sekali jika kau bisa mengajaknya bicara. Kau bisa panggil dia Mini. Lucu kan?" Lucu? Tapi dia hantu! Aku tidak suka hantu! Ini adalah liburan musim panasku! Bukan liburan kematianku!

Sambil terkejut, aku membayangkan pohon oak besar tadi siang. Entah mengapa aku langsung bergidik ketika memikirkan pohon itu. Menakutkan.

"Kau ingin melihatnya? Dia sangat tampan! Aku iri padanya," ucap Seongmin. Melihatnya? Tapi dia bilang ia tampan dan lucu. Oh tidak. Aku ini, mata keranjang!

"Ouh, baiklah." Ouh, aku keceplosan. Dasar mulut.

"Oke! Aku akan membuatmu berteman dengan Mini. Mini pasti suka," ucap Seongmin gembira. Tapi perasaanku campur aduk.

"Eum, baiklah. Tapi sebentar saja, ya?" Sebenarnya aku ingin berkata 'Tapi jika aku mau berteman dengannya, aku akan berteman dengannya.' atau apalah.

Seongmin mengangguk dan melakukan sesuatu pada tubuhku. Aku tidak tahu. Tapi setelah itu aku melihat banyak—banyak sekali—orang di belakang Seongmin.

Apakah mereka temannya? Tapi setahuku hantu itu menyeramkan. Dan mereka seperti manusia biasa. Apakah mereka hantu? Atau makhluk dari dimensi lain? Tunggu, tapi itu sama saja hantu kan?

"Seongmin. Apakah mereka hantu?" tanyaku memastikan. Seongmin justru terkekeh. Apanya yang lucu!

"Tidak, Chaeryeong. Mereka hanyalah temanku. Teman. Ya, teman." Jawaban macam apa itu! Hanya teman huh?

"Tapi mereka berasal dari mana?" tanyaku lagi. Aku tidak akan mau melihat mereka sebelum tahu asal usul mereka. Mereka aneh.

"Asalnya? Aku tidak tahu. Aku hanya menemukan salah satu dari mereka, Kak Serim, di kamar mandiku ketika aku sedang ingin bersembunyi dari pencuri di rumahku. Ia menyelamatkanku!" ucap Seongmin bangga.

"Lalu?" tanyaku lagi.

"Lalu Kak Serim mengajakku berkenalan dengan yang lain. Tapi sayang sekali, ada satu orang yang dibunuh oleh Kak Serim. Namanya Jieun kalau tidak salah."

Tunggu!

Jieun? Dia kakakku! Tidak! Aku ingin dia masuk ke jurang! Bukannya dibunuh oleh makhluk yang tidak jelas asalnya!

Mystery Series : Greenwood Forest ft. Ahn SeongminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang