Hari minggu begini tak banyak yang dapat kulakukan. Biasanya gadis seusiaku akan menghabiskan waktu nongkrong bersama teman. Tapi, apalah dayaku. Jungkook sedikit banyaknya sudah berubah. Dia lebih banyak menghabiskan waktu bermain game. Terkadang aku berpikir aku menyesal mengenalkan game padanya.
Kali ini diriku disibukkan dengan rumah pohonku yang sedikit berantakan. Ranting-ranting pohon sudah mulai panjang hingga menembus ke dalam rumahku. Aku mencoba merapikannya. Walau nantinya tak benar-benar rapi.
"Sinb-ah.. Kau masih ingin di atas? " Kulihat Jungkook sedang mendrible bola basket lalu mencoba memasukkanya ke dalam keranjang. Aku berani bertaruh dia tak akan dapat melakukannya.
Tap..
Tap..
Tap..
Syushh pletak.
"Menyebalkan.. Kenapa sasaranku selalu tak tepat" Ucap Jungkook yang mencoba mendrible kembali.
"Kau memang payah bermain basket" teriakku yang masih sibuk mematahkan ranting ranting pohon.
"Kau sedang apa sih?" sahut Jungkook yang masih setia menungguku di bawah sana.
"Kalau kau ingin tau, naiklah" ajakku padanya walau nantinya dia akan menolak.
"Yaa! Kau ingin aku mati? Kau tau kan aku phobia ketinggian" itulah Jungkook sudah berjalan 3 tahun rumah pohon ini ada tak sekalipun dia pernah menaikinya.
"Walaupun jatuh, kau tak akan benar benar mati. Mungkin kau akan menginap di rumah sakit seminggu" ucapku sedikit terkikik padanya yang masih mengawasiku dari bawah.
"Sama saja" ucapnya pelan dan masih dapat kudengar
"Yaa! Sinb-ah turunlah.. Kau tak bosan di sana terus? Ayolah kita ke danau aku bosan di rumah terus. Eunwoo dan Jaehyun juga sangat sibuk saat ini. Kau tahu, aku rindu naik perahu Kyuhyun Ahjusi" Ajaknya padaku
"Aku masih sibuk. Kau pergi saja sendiri" Aku yakin dia sangat kesal padaku.
"Baiklah, aku akan kesana sendirian. Tapi, kau jangan harap aku kembali dalam keadaan selamat" katanya yang mencoba mengacaukan pikiranku
Sumpah. Aku membenci kalimat itu. Jungkook tak bisa berenang. Dia berani naik perahupun itu karena diriku yang memaksanya dan berjanji jika perahunya oleng aku siap menolongnya. Dan satu hal lagi, jika dia sendirian ke danau, pasti Jimin and the gang akan mengganggunya karena danau itu berada di dekat rumah Jimin sunbae.
"Baiklah, aku ikut" Dia sangat pandai merayuku.
§ § §
Riakkan air danau yang kubuat membuatku tenang. Suasana hening. Kamipun sibuk dalam pikiran masing-masing. Jungkook memecah keheningan diantara kami dengan bercerita tentang perjalanan pertemanan kami."Kau tau Sinb-ah.. Jika kau tak ada, mungkin aku tak akan pernah bisa berada di perahu ini" ucapnya sambil bermain air.
Aku hanya bisa tersenyum memandangnya dari belakang. Dia menggemaskan. Kami bercerita masa lalu kami diselingi canda dan tawa. Aku terdiam saat dia mengatakan hal yang selama ini tak ingin kudengar.
"Jika salah satu diantara kita memiliki rasa cinta, apakah kita akan tetap seperti ini?" ucapnya yang masih dalam posisi membelakangiku.
Aku hanya diam tak membalas pertanyaannya.
"Jika aku mencintaimu apakah kita akan tetap seperti ini?" ucapnya lagi dan mencoba merubah posisi menghadapku.
"Yaa..! Jung-- ja- jangan banyak bergerak. Kita bisa tenggelam" ucapku sedikit gelagapan.
Jungkook menatapku intens. Baru kali ini kulihat dia sangat serius. Tatapannya sedikit membuatku takut.
"Kurasa aku mencintaimu Hwang SinB"
"Ka- kau mencintaiku?"
Jungkook mengangguk mengiyakan.
Entah kenapa rasanya aku menyukai kalimat itu. Sangat."Mencintaiku sebagai sahabat, kan? "
"Aku mencintaimu sebagai wanitaku"
Aku berkata yang tak sesuai dengan hatiku.
"Tak ada namanya cinta dalam persahabatan Jung.. Kau sudah kuanggap--"Chuup~
Entah setan apa yang merasuki Jungkook saat ini sampai dia berani menciumku. Sial. Bibirnya terasa manis. Aku canggung bukan main. Ingin rasanya aku mati saat ini juga. Seketika aku memegang bibirku setelahnya.
"A--apa ya--yang kau lakukan?" ucapku masih tak percaya.
"Aku memberi first kissku padamu sebelum kau menolakku mentah-mentah" ucapnya yang terlihat santai.
"Kuharap itu juga first kissmu" tambahnya lagi.
Seketika diriku teringat pada Jimin sunbae. Dengan kurang ajarnya dia sudah mencuri first kissku saat itu. Aku tak akan mengampuninya.
Lidahku cukup kelu untuk mengeluarkan sepatah katapun. Padahal dalam hati banyak yang ingin aku sampaikan padanya.
"Jika ini sama-sama first kiss kita, berarti kita akan hidup bersama selamanya. Dan satu lagi, bibir orang yang kita cintai akan terasa sangat manis. Bibirmu manis seperti permen" ucapnya sambil mengusap bekas ciumannya bibirku dengan ibu jarinya.
'Sayangnya ini bukan first kissku Jungkook-ah'
"Tapi, Kita--" Ucapku yang langsung diputus oleh Jungkook sepihak.
"Aku menghargai keputusanmu Sinb-ah. Tapi, kau perlu ingat satu hal, tak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan".
'Bukan itu maksudku Jung.. '
Setelah mengatakan kalimat terakhirnya, Jungkook berdiri dan membuat perahu kami sedikit oleng. Aku tak tahu apa yang akan dia lakukan.
"Sinb-ah, aku penasaran bagaimana rasanya tenggelam bersamamu" ucapnya sambil menggoyangkan perahu yang kami naiki.
"Yaa! Jungkook-ah.. Kau sudah gila! Jangan lakukan itu". Sebisa mungkin diriku menyeimbangkan perahu kami. Tapi apalah daya tenaga Jungkook dua kali lebih besar dari tenagaku.
Byuuuurrrr
.
.
.
.Hening.
Kulihat dia menjauh dariku..
Kau benar Jungkook. Dengan begini aku bisa menangis tanpa kau mengetahuinya.
Hatiku hancur saat ini.
To be continued.
Gimana nih sama Sinkook momentnya?
Cocok kelen rasa we?
Keep vote and comment guys
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART SERIES(BTS X GFRIEND ver.)
ספרות חובביםAku sedang tidak baik-baik saja saat tak bersamamu