"Bunda, Zee ke ranggon yaa sama Al" ijin Zee yang bergegas menuju ranggon menyusul Al.
*Ranggon
"Hallu everybody ... Princess Zee telah datang"
"Everybody gundulmu ... Lha wong disini cuma ada aku"
"Ya barangkali ada yang nggak keliatan kan gak tau hahaha" tawa Zee terbahak-bahak
"Ga jelas banget sih ... Eh kamu tu yaa telat 5 menit harus dihukum" tersenyum jahil
"Lah sejak kapan ada hukuman... Trus hukumannya apaan?" sahut Zee dengan polosnya
"Sejak tadi dong... Hukumannya kamu cium aku 5 kali, wkwk" tertawa jahat
"Apaan gak mau ih, Al mah curang" memanyunkan bibirnya yang membuat Al makin dibuat gemas oleh tingkahnya
"Yakin gamau? Padahal rencana mau beliin coklat,seblak,milkmax,kebab trus apa lagi yaa..." Pura-pura berfikir
"Ih ... Masa gitu" menghentak-hentakkan kakinya ke tanah bak anak kecil
"Mau nggak...." Tersenyum melihat tingkah Zee. Dan tiba-tiba...
Cupp
Satu kecupan mendarat dipipi Zee.
*Author POV" Loh kok jadi Zee yang dicium bukan Al? Ya karna Al terlalu gemas dengan tingkah Zee. Eh jangan salah, mereka memang sudah biasa seperti itu sejak kecil, tapi tenang mereka tak pernah melewati batas kok:)
Ups seketika Zee merasa panas dipipinya, mungkin kini pipinya merah karna kecupan singkat dari Al.
"Oy Mbem, kenapa ngalamun? Ayok mau beli nggak? Aku yang traktir" ucap al dengan santainya, seakan tak terjadi apa-apa.
"Hah? Iya ayokk buruan laperr..." Menarik Al menuju motor matic kesayangan Al.
Selama diperjalanan suasana hening, tak biasanya mereka merasa canggung seperti ini, terutama Zee yang sejak tadi merasakan jantungnya maraton tak henti-hentinya.
"Mbem, tumben diem aja... Kenapa? ada masalah?"
"Masalahnya tu ada dikamu Al yaampun gak peka banget siii" batin Zee.
Ingin rasanya ia mengatakan itu namun tak bisa. "Eh nggak kok, lagi menikmati angin malam aja" mengeratkan pelukanya pada Al.
"Serius? Biasanya kamu kalo dijalan bawel banget, hahaha"
"Apaan si Al, gajelas anjirr... Eh mau beli apa dulu nih?" Tanya Zee mengalihkan pembicaraan.
"Beli milkmax dulu deh" tak lama kemudian mereka sampai dikedai milkmax favoritnya. "Mbak milkmax vanilla 1 sama coklat 1"
"Oke mohon ditunggu"
Zee yang duduk menunggu Al memesan diam-diam memandang salah satu pegawai yang menurut nya cukup tampan.
"Mbem..." Melayangkan tangannya didepan muka Zee
"Mas nya ganteng, Zee boleh minta nomernya nggak?" Sahut Zee tiba-tiba
"Eh dasar mata, gabisa dijaga. Aku bilangin langsung mau?" Beranjak menuju laki-laki yang dimaksud Zee.
"Eh eh, Al apaan sih jangan... Malu tauk" memegangi tangan Al yang hendak menuju laki-laki tersebut.
"Lah katanya mau kenalan" tersenyum jahil
"Masnya adeku mau minta nomernya katanya" teriak Al tiba-tiba
"Al, ihh sumpah sebel sama kamu. Pulang nih aku" berbisik sambil cemberut
"Yaudah sana pulang sendiri ya, jalan kaki" menjulurkan lidahnya
"Tuh kan jahat emang nih, punya sabahat satu ribet banget dah"
"Lah yang ribet kamu lah, enak aja nuduh-nuduh"
"Mana ada"
"Permisi mbak mas, ini milkmax nya udah"
"Ada dong, tuh kamu doang emang yang kek gitu"
"Mbak mas, ini milkmaxnya"
"Ih gak ada yaa, kamu mah cowok gak mau ngalah"
Karena merasa bingung dengan dua orang ini akhirnya pelayan itupun berjalan menuju Al dan Zee.
"Permisi mbak mas" menyodorkan 2 cup milkmax.
"APAAA!!!" Teriak mereka kompak
"Emm maaf ini milkmax nya udah jadi" sahut pelayan itu dengan ragu-ragu.
"Eh maaf mbak, iyaa berapa ya?" Ucap Al canggung.
"Jadi totalnya Rp 44.000"
Al pun membayarnya dan mengambil milkmax miliknya dan Zee.
"Kamu sih Al bikin malu"
"Eh kamu masih nyalahin aku aja, kan yang mulai duluan kamu"
"Tuh kan gak mau ngalah, yaudah ah pulang aja aku badmood"
"Yahh kok badmood, maaf deh iyaa aku ngalah"
"Bodoamat" ucap Zee ketus
Saat perjalanan pulang pun Al sengaja mampir ke minimarket untuk membeli coklat untuk Zee. Karena dia tau coklat adalah satu-satunya yang bisa ngilangin badmood Zee.
"Nih buat kamu, maaf ya tembem ku sayang" mencubit pipi Zee dengan gemas, karena sedari tadi Zee memang cemberut akibat ulah Al.
Zee pun menerima coklat itu dengan menahan senyum manisnya "makasih"
"Kalo mau senyum mah senyum ajah gausah ditahan, ntar keluar dari bawah" tertawa gemas melihat tingkah Zee.
Zee pun tersenyum, dia memang tak bisa marah terlalu lama dengan Al. Entahlah Al memang paling tau gimana cara mengembalikan mood Zee. Sesampainya di ranggon mereka pun melahab jajanan yang mereka dapat sambil bercerita banyak hal. Hingga malam pukul 11.30 umi pun memanggil kita untuk pulang. Karena memang sudah larut malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
pergi
Teen Fictionthis is real. Bagaimakah perasaanmu ketika ditinggalkan seseorang yang kamu sayangi? Bukan ditinggalkan dengan yang lain, tetapi ditinggalkan untuk selama-lamanya. Itulah yang aku rasakan hingga saat ini😊