Hari dimana liburan telah usai, siswa mulai bersekolah dan orang tua mulai berkerja. Di pagi yang sangat cerah ini Zee mulai bangun dari mimpi indahnya, seperti biasa dia terbangun karena mendengar suara yang selalu membangunkannya di setiap pagi, siapa lagi kalau bukan suara Al. Dia heran kenapa seorang laki-laki seperti Al bisa rajin untuk bangun pagi, dimana seharusnya cewek lah yang selalu bangun pagi.
"Tembemku bangun woy, udah jam berapa ini masih ngorok aja" ucap Al mengguncang tubuh Zee yang masih terbaring di kasur yang sangat nyaman itu.
"Apaan sih Al, masih pagi banget udah ganggu orang tidur aja. Zee masih pengen tidur" sahut Zee sembari menutup wajahnya dengan bantal.
"Eh mbem, lu gak mau sekolah? Sekarang hari pertama kita sekolah lho, dasar ni anak kebo amat sih ampun dah" menarik bantal yang masih menutup wajah Zee.
"Astaghfirullah, Zee lupa kalo sekarang sekolah" ucap Zee terkejut.
"Nah kan baru nyadar ni bocah, coba tadi gak gue bangunin pasti gak bakal bangun kan?"
"Bawel deh, udah sana pulang mandi yang wangi biar ganteng, trus kesini lagi deh nyusulin Zee abis itu berangkat bareng" ucap Zee tersenyum menunjukkan gigi putihnya.
"Enak aja, gue dah mandi emang kamu masih bau" dengan gaya menutup hidungnya.
"Masak sih? Yaudah sana keluar Zee mau mandi. Oiya jangan lupa Al sarapan dulu yah. Bye muah, ehehehe" sahut Zee cengengesan.
"Ikut dong, hahaha" tertawa tanpa dosa.
"Mau gue sambit? Udah ah nanti telat Al" sambil mendorong Al keluar kamarnya.Setelah selesai bersiap dan tak lupa sarapan. Al dan Zee pun bergegas berangkat ke sekolah yang jaraknya lumayan jauh dari rumahnya. Untung saja mereka sampai sekolah tepat waktu karena dihari pertama sekolah mereka harus upacara, yaa pembukaan PLS gitu sih juga pembagian kelas. Selesai upacara Al dan Zee berjalan menuju papan informasi untuk mengetahui kelas mereka masing-masing. Entah ini keberuntungan atau kesialan untuk Zee karena harus satu kelas dengan Al.
"Omegat, sial amat dah sekelas lagi sama lo" ucap Zee memanyunkan bibirnya.
"Uluhuluh lucunya tembemku, gakpapa dong kan jadinya gue makin gampang buat ngejagain kamu" merangkul pundak Zee yang masih manyun entah karna kesal atau menyembunyikan kesenangannya itu.
'sumpah gak nyangka bisa sekelas sama Al, tapi gakpapa deh gue juga seneng kok gak pisah dari Al' batin Zee yang tanpa sadar tersenyum manis.
"Eh mbem, ngapa lo senyum-senyum sendiri kek orang gila? Lo seneng kan sekelas sama gue, hahaha"
"Apaan sih Al, udah ah yuk ke kelas sebelum wali kelas kita dateng, ntar malah dimarahin kita" berjalan meninggalkan Al didepan papan informasi.
"Mbem tungguin dong elahhh cepet amat jalannya"
Sesampainya dikelas Zee segera mencari tempat duduk yang tempat nya tidak didepan dan tidak di belakang, karena dia malas jika harus didepan ataupun di paling belakang. Pasti akan sering dipanggil oleh guru. Saat Zee menemukan tempat yang tepat, tiba-tiba Al mengikuti nya dan duduk di samping Zee.
"Eh ngapain lo duduk disini? Cari tempat duduk yang lain dong. Duduk ama cowok napa, nempel mulu ama Zee" ucap Zee cukup kesal.
"Kan Al pengen nya deket kamu, nanti kalau tembemku kenapa-kenapa gimana?"
"Yaudah sini duduk belakang Zee aja, biar Zee punya temen selain Al. Jadi Zee gak bergantung terus sama Al. Plis ya Al ngertiin Zee" menatap Al dengan muka memelas. Al yang tak kuasa melihat muka Zee yang seperti itu pun langsung menuruti perkataan Zee. Tak lama kemudian datang seorang wanita yang pakaian nya tak cukup rapi dengan rok yang menggantung, yaa orangnya tidak terlalu tinggi dan cantik memiliki senyum manis dengan lesung dipipi kanannya. Ia berjalan mendekati tempat duduk Zee.
" Hai boleh aku duduk disini?" Ucap perempuan itu.
"Oh silahkan aja, gakpapa kok" ucap Zee dengan antusias.
" Kenalin namaku Ayu Aryanti, biasa di panggil Ay" mengulurkan tangannya yang disambut senang oleh Zee.
" Aku Zeeandra Malik, biasa dipanggil Zee" dengan senyum manisnya.
"Kalo gue Berliando Veraldi, biasa dipanggil Al" menyahut tanpa ada yang bertanya denganya.
"Apaan sih Al, nyahut aja dah kan gak ada yang tanya. Lagian gabisa liat cewek cantik dikit emang ni anak" memutar bola matanya malas. Entah apa yang terjadi dengan Zee, ia merasa tak suka ketika Al menatap Ay dengan tatapan penuh makna.
'kok gue nyesek ya, apa gue cemburu? Ah apaan sih Zee sadar lo tu cuma sahabat Al' batin Zee.
" Biarin aja sewot amat, cemburu?" Ucap Al dengan nada mengintrogasi.
"Apaan sih pede amat"
Ay yang melihat kedua orang ini cukup bingung dan merasa lucu karena pertengkaran mereka.
" Kalian pacaran?"
"Pacaran sama Al? Ih ogah, udah nyebelin, bawel, dah gitu sok cakep orangnya. Kita itu sahabatan dari kecil dan rumah kita pun bersebelahan jadi ya gitu deh"
"Oalah, pantesan udah akrab banget tapii atiati ya soalnya kalo sahabat cowok sama cewek itu pasti ada salah satu yang suka, apalagi kalian sering berantem kan nah pasti akan tumbuh benih-benih cinta" ucap Ay panjang lebar.
"Udah ah gausah dibahas" ucap Zee kesal karena melihat wajah Al yang menyebalkan itu. Tak lama wali kelas pun datang. Dia melakukan pengarahan dan menjelaskan banyak hal. Saat sedang menjelaskan tiba-tiba datang 2 orang laki-laki yang dengan pede nya masuk kelas kemudian bersalaman dengan wali kelas.
"Maaf bu kami telat, tadi macet dijalan" ucap salah satu cowok itu.
"Sejak kapan Brebes macet? Terus kalian memangnya kelas ini? Siapa nama kalian?"
"Sejak tadilah bu, iyaa ini kelas ips 3 kan bu?"
"Bukan, ini ips 2"
"Astaghfirullah kita salah masuk, maaf bu kami permisi dulu" ucap mereka menahan malu. Seluruh kelas pun menertawakan mereka, lain halnya dengan Zee dia menatap salah satu diantara mereka dengan kagum, entahlah Zee pun tak tau apa yang dia rasakan. Guru pun melanjutkan penjelasannya yang terpotong karna ulah 2 orang aneh tadi. Hingga bel istirahat pun berbunyi. Tanpa pikir panjang Zee bergegas mengajak Ay kekantin. Tapi pastilah Al mengikuti nya kemanapun Zee pergi, tak pikir pusing Zee melanjutkan berjalan menuju kantin. Saat perjalanan ke kantin mereka bertemu dengan 2 orang aneh yang tadi.Nah penasaran gak apa yang selanjutnya terjadi. Tunggu cerita selanjutnya yaa.jangan lupa vote dan komen biar aku makin semangat nulisnya. Maaf kalo banyak typo ya kawan-kawan, semoga kalian menikmati cerita ku😘
KAMU SEDANG MEMBACA
pergi
Teen Fictionthis is real. Bagaimakah perasaanmu ketika ditinggalkan seseorang yang kamu sayangi? Bukan ditinggalkan dengan yang lain, tetapi ditinggalkan untuk selama-lamanya. Itulah yang aku rasakan hingga saat ini😊