4

417 27 0
                                    


Setelah sampai di mall mereka menemukan ketiga sahabatnya itu yang sedari tadi menunggu mereka berdua.
"Lama banget Lo, dan" kata Aryesh pada Wildan.
"Hehe maaf, tadi dijalan macet bang. Iya kan mi." Sahut wildan sembari mengangkat kedua alisnya pada Ricis, dan Ricis hanya membalasnya dengan anggukan.
"Oh iya, btw ada pembicaraan apa nih yesh?" Tanya Ricis yang dari tadi sudah penasaran apa yang ingin dibicarakan Aryesh dan temen-temen nya. Sebelumnya Aryesh dan temen-temennya sudah menyiapkan kamera tersembunyi disamping dan dibelakang Ricis.dan mereka langsung saja mulai prank nya.
"Mmm.. jadi gini cis, aku, Vazo kan udah lumayan lama nih bareng sama kamu. Jadi aku, Vazo sepakat untuk izin keluar dari tim ini dengan alasan dari dulu sampai sekarang kami sudah capek mengikuti perintah kamu terus-terusan. Kami juga manusia cis, kami butuh istirahat dari keseharian kami. Jadi mulai hari ini kami udah gak kerja lagi sama kamu, dan kami juga sudah punya kerjaan masing-masing diluar sana. Makasih sudah merawat dan menjaga kami sampai selama ini cis." Ucap Aryesh sampai membuat Ricis nangis tersedu-sedu.
"Astaghfirullah. Tapi kenapa dengan alasan capek kalian mau keluar dari tim. Kalo capek kan bisa langsung bilang sama aku biar aku kurangin jam kerja kalian supaya kalian bisa istirahat juga. Tanpa kalian gimana nasib aku kedepannya nanti. Hanya kalian yang bisa ngertiin aku :'(" Ucap Ricis sambil mengelap air matanya terus mengalir di pipinya itu.
"Iya cis, kami harus mikirin kerjaan kami yang diluar juga belum lagi mikirin kerjaan yang disini kami capek cis." Sambung Vazo.
Ricis terus saja menangis tak berhenti-henti.
"Kamu juga ikutan mereka, dan?" Tanya Ricis pada Wildan.
"Sebenarnya saya gak enak sih ngomongnya tapi umi yang tanya yaudah saya jawab. Mmm... Iya mi, saya juga izin keluar dari tim. Walaupun selama saya kerja disini saya merasa baik-baik saja, tapi karena sekarang ada kendala diantara kita saya harus terima. Terimakasih sudah menerima saya untuk kerja disini. Yaudah saya sudah mengakui semua nya dan saya sudah keluar. saya izin pulang duluan ya mi, ada yang harus di kerjakan dirumah. Assalamu'alaikum" ucap Wildan lalu pergi dengan sopan meninggalkan Ricis dan teman-temannya.
"Mmm.. Yaudah aku izin pulang juga ya cis." Ucap Aryesh lalu pergi meninggalkan Ricis disana dan disusul oleh Vazo. Sehingga Ricis pun hanya sendiri dimeja makan itu sambil menangis tak henti-henti.

*Setelah lama meninggalkan Ricis disana, Mereka bertiga pun secara diam-diam kembali memasuki restoran itu sambil membawa Kue ulang tahun dan juga alat-alatnya, Wildan membawakan Kue ulang tahunnya, sedangkan Aryesh dan Vazo membawa balon dan pita-pita. Setelah sampai di belakang Ricis mereka secara bersamaan menyanyikan lagu Jamrud selamat ulang tahun.*

"Hari ini, hari yang kau tunggu.. Bertambah satu tahun usiamu.. Bahagialah selalu..
Yang kuberi, bukan jam dan cincin.. bukan seikat bunga, atau puisi juga kalung hati.
Maaf, bukannya pelit atau ga mau bermodal dikit. Yang ingin aku, beri padamu. Do'a setulus hati.. semoga tuhan melindungi kamu, serta tercapai semua angan dan cita-citamu, mudah-mudahan diberi umur panjang sehat selama-lamanya...🎶🎂🥳" Ucap mereka bertiga. Sehingga membuat Ricis menangis sambil Ketawa.
"Selamat ulang tahun umi Ricis ku, ditiup nih lilin nya ntar keduluan angin loh niup nya, heheee😂" ucap Wildan sambil menyodorkan sebuah kue ditangannya agar Ricis bisa meniup lilinnya. "Eh tunggu dulu sudah buat harapan belum nih?" Sambung Wildan.
"Mmm.. Harapan aku kan sudah ada didepan mata🥰" sahut Ricis.
"Ehh..." Ucap Wildan dengan pipi memerahnya.
"Ekhem. Ekhem. Ada yang memerah nih🤣" ucap Aryesh.
"Merah apa nya sih bang😒" Sahut Wildan.
"Tuh pipi kenapa pada merah gitu😂" Sahut Aryesh.
"Umm🙄"
"Hahaha Paan sih bangyesh😂" ucap Ricis lalu meniup lilinnya.

*Skip ( setelah sampai kerumah Ricis dan vlog Mereka direstoranpun sudah selesai )


#Bersambung

Hai. Maaf ya Mimin jarang update 😁
Dan maaf juga kalo makin kesini ceritanya makin gaje dan juga kalo ada kata-kata yang salah mohon dimaafkan ya teman-teman.

Editorku ternyata SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang